Kamis, 07 Maret 2013

Akademisi Jogja undang Nur Mahmudi 'Gerakan Mencintai Makanan Tradisional'

Kamis, 07 Maret 2013

YOGYAKARTA - Gerakan mencintai makanan lokal (tradisional), harus terus digalakkan. Sebab, menurut Walikota Depok Dr Ir H Nur Mahmudi Ismail MSi, makanan tradisional seperti jagung, ubi jalar, singkong, mbili, kimpul, ganyong, dan sejenisnya memiliki gizi tinggi.
Disamping memiliki gizi tinggi, juga alami karena tidak mengandung zat kimia. Sementara makanan sekarang justru berbahaya bagi kesehatan manusia, karena banyak mengandung zat kimia dan campuran bahan-bahan berbahaya.
Nur Mahmudi, mengatakan itu pada acara puncak Dies Natalis ke 40 di Kampus Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS)-AKK Yogyakarta, Jalan Nitikan, Yogyakarta, Rabu (6/3). ”Untuk itu, perlu ada gerakan mencintai makanan tradisional,” katanya.
Selama ini, lanjut Nur Mahmudi yang juga dikenal sebagai pelopor kebijakan One Day no Rice di Kota Depok, telah terjadi proses de marginalisasi potensi. Padahal, potrensi makanan tradisional yang dimiliki bangsa ini cukup kaya dan bergizi tinggi.
Tapi anehnya, justru ditinggalkan masyarakat yang sok modern. ”Sekarang ini banyak masyarakat kita yang sok modern, tapi keblinger,” katanya. Sehingga sudah tidak mau kenal lagi dengan makanan tradisiponal, seperti jagung, telo, sagu dan sebagainya.
Padahal makanan tradisional ini, kaya akan gizi. Sebaliknya yang mereka makan sekarang ini, pizza sampai-sampai sarapan pagi aja pakai roti dan makanan kalengan yang nota bone banyak mengandung bahan-bahan berbahaya. ( Sugiarto / CN34 / JBSM / SMCN )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar