Di depan masjid ini, terlalu banyak kisah yang memilukan hati menimpa diri dan keluarga Sultan. Percobaan pembunuhan dengan meletakkan bom di dalam kereta kuda Sultan. Pengeboman itu terjadi berselang beberapa saat usai shalat Jumat. Allah masih menghendaki Sultan Abdul Hamid tetap bertakhta memimpin umat. Upaya menghabisi nyawa orang nomor satu di dunia Islam itu kandas.
Di depan istana ini, Sultan sering melaksanakan shalat dan keluar menyapa rakyat yang selalu dekat di hatinya.
Di situ juga, Sultan sesekali menunggang kuda ditemani anaknya Aishah, sambil menitahkan arti penting menegakkan syariah bagi muslimah. Sejak saat itu anaknya mutahajibah (berhijab) sempurna, ini menandakan putrinya Aishah Osmanuglu telah memasuki usia aqil baligh.
Istana Yildiz yang terbuat dari kayu ini adalah tempat tinggal pilihan Sultan Abdul Hamid II, setelah beliau meninggalkan segala bentuk kemewahan kaum keluarganya yang sebelum ini di Istana Dolmabahce.
Sultan
Abdul Hamid II, lahir pada hari Rabu, 21 September 1842. Dengan nama
lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan. Sultan adalah putra
Abdul Majid dari istri kedua beliau. Ibunya meninggal saat Abdul Hamid
berusia 7 tahun. Sultan menguasai bahasa Turki, Arab, dan Persia. Senang
membaca dan bersyair.
Sebelumnya kekhalifahan dipimpim
pamannya yaitu Abdul Aziz yang berkuasa cukup lama. Sultan Abdul Aziz
digulingkan kemudian dibunuh oleh musuh politik Khilafah Utsmaniyyah.
Khalifah setelah Abdul Aziz adalah Sultan Murad V, putra Abdul Aziz.
Namun kekuasaannya tidak berlangsung lama dan digulingkan setelah 93
hari berkuasa karena dianggap tidak becus menjadi khalifah.
Sultan Abdul Aziz mewariskan negara
dalam kondisi yang carut marut. Tunggakkan hutang luar negeri, parlemen
yang mandul, campur tangan asing di dalam negeri, tarik menarik antar
berbagai kepentingan Dewan Negara dan Dewan Menteri serta
birokrat-birokrat yang korup.
Pada 41 Agustus 1876 (1293 H),
Sultan Abdul Hamid dibai’at sebagai Khalifah. Saat itu usianya 34 tahun.
Dia menyadari bahwa pembunuhan pamannya serta perubahan-perubahan
kekuasaan yang terjadi saat itu merupakan konspirasi global melawan
Khilafah Islamiyah. Namun Sultan Abdul Hamid II dapat menjalankan roda
pemerintahannya dengan baik, sering berbicara dengan berbagai lapisan
masyarakat, baik birokrat, intelektual, rakyat jelata maupun dari
kelompok-kelompok yang kurang disukainya (lihat Shaw, 1977:212).
Kebijaksanaannya untuk mengayomi
seluruh kaum Muslimin membuat ia populer. Namanya sering disebut dalam
doa-doa di setiap shalat jumat diseantero bumi. Penggalangan kekuatan
kaum Muslimin dan kesetiaan mereka terhadap Sultan Abdul Hamid II ini
berhasil mengurangi tekanan Eropa terhadap Utsmaniyyah.
Abdul Hamid mengemban amanah dengan
memimpin sebuah negara adidaya yang luasnya membentang dari timur dan
barat. Di tengah situasi negara yang genting dan kritis. Beliau
menghabiskan 30 tahun kekuasaan sebagai Khalifah dengan dikelilingi
konspirasi, intrik, fitnah dari dalam negeri sementara dari luar negeri
ada perang, revolusi, dan ancaman disintegrasi dan tuntutan berbagai
perubahan yang senantiasa terjadi.
Termasuk upaya-upaya sistematis
yang dilakukan kaum Yahudi untuk mendapatkan tempat tinggal permanen di
tanah Palestina yang masih menjadi bagian dari wilayah kekhalifahan
Utsmaniyyah. Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi
untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar mereka dapat memasuki
Palestina.
Pertama, pada tahun 1892,
sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada sultan Abdul Hamid,
untuk mendapatkan ijin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab
sultan dengan ucapan “Pemerintan Ustmaniyyah memberitahukan kepada
segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan
diijinkan menetap di Palestina”, mendengar jawaban seperti itu kaum
Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.
Kedua, Theodor Hertzl, penulis Der Judenstaat
(Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896
memberanikan diri menemuai Sultan Abdul Hamid sambil meminta ijin
mendirikan gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan
“Sesungguhnya imperium Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak
akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu
dalam kantong kalian sendiri”.
Melihat keteguhan Sultan, mereka
kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di
Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru
menghancurkan Khilafah Ustmaniyyah.
Karena gencarnya aktivitas Yahudi
Zionis akhirnya Sultan pada tahun 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan
atas rombongan peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal disana lebih
dari tiga bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah
terkait. Dan pada tahun 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.
Pada tahun 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap Sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah (Menyogok). Diantara risywah yang disodorkan Hertzl kepada Sultan adalah :
1. 150 juta poundsterling Inggris khusus untuk Sultan.
2. Membayar semua hutang pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.
3. Membangun kapal induk untuk pemerintah, dengan biaya 120 juta Frank
4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga.
5. Membangun Universitas Ustmaniyyah di Palestina.
Semuanya ditolak Sultan, bahkan
Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana
menterinya, sambil mengirim pesan, “Nasihati Mr Hertzl agar jangan
meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal
tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah
itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan
tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi
silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan
pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar
harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela
menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati
dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang
tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi
kami masih hidup.”
Sejak saat itu kaum Yahudi dengan Zionisme
melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan
jargon-jargon “liberation”, “freedom”, dan sebagainya, mereka menyebut
pemerintahan Abdul Hamid II sebagai “Hamidian Absolutism”, dan
sebagainya. “Sesungguhnya aku tahu, bahwa nasibku semakin terancam. Aku dapat saja hijrah ke Eropa untuk menyelamatkan diri. Tetapi untuk apa? Aku adalah Khalifah yang bertanggungjawab atas umat ini. Tempatku adalah di sini. Di Istanbul!” Tulis Sultan Abdul Hamid dalam catatan hariannya.
Malam itu, 27 April 1909 Sultan
Abdul Hamid dan keluarganya kedatangan beberapa orang tamu tak
diundang. Kedatangan mereka ke Istana Yildiz menjadi catatan sejarah
yang tidak akan pernah terlupakan. Mereka mengatasnamakan perwakilan 240
anggota Parlemen Utsmaniyyah—di bawah tekanan dari Turki Muda—yang
setuju penggulingan Abdul Hamid II dari kekuasaannya. Senator Sheikh
Hamdi Afandi Mali mengeluarkan fatwa tentang penggulingan tersebut, dan
akhirnya disetujui oleh anggota senat yang lain. Fatwa tersebut terlihat
sangat aneh dan setiap orang pasti mengetahui track record perjuangan Abdul Hamid II bahwa fatwa tersebut bertentangan dengan realitas di lapangan.
Keempat utusan itu adalah Emmanuel Carasso, seorang
Yahudi warga Italia dan wakil rakyat Salonika (Thessaloniki) di Parlemen
Utsmaniyyah (Meclis-i Mebusan) melangkah masuk ke istana Yildiz. Turut
bersamanya adalah Aram Efendi, wakil rakyat Armenia, Laz Arif Hikmet
Pasha, anggota Dewan Senat yang juga panglima militer Utsmaniyyah, serta
Arnavut Esat Toptani, wakil rakyat daerah Daraj di Meclis-i Mebusan.“Bukankah jam-jam seperti ini adalah waktu dimana aku harus menunaikan kewajibanku terhadap keluarga. Tidak bisakah kalian bicarakan masalah ini besok pagi?” Sultan Abdul Hamid tidak leluasa menerima kedatangan mereka yang kelihatannya begitu tiba-tiba dan mendesak. Tidak ada simpati di raut wajah mereka.
“Negara telah memecat Anda!” Esat Pasha memberitahu kedatangannya dengan nada angkuh. Kemudian satu persatu wajah anggota rombongan itu diperhatikan dengan seksama oleh Sultan.
“Negara telah memecatku, itu tidak
masalah,…. tapi kenapa kalian membawa serta Yahudi ini masuk ke
tempatku?” Spontan Sultan marah besar sambil menundingkan jarinya kepada
Emmanuel Carasso.
Sultan Abdul Hamid memang kenal benar siapa Emmanuel
Carasso itu. Dialah yang bersekongkol bersama Theodor Herzl ketika ingin
mendapatkan izin menempatkan Yahudi di Palestina. Mereka menawarkan
pembelian ladang milik Sultan Abdul Hamid di Sancak Palestina sebagai
tempat pemukiman Yahudi di Tanah Suci itu. Sultan Abdul Hamid menolaknya dengan tegas, termasuk alternatif mereka yang mau menyewa tanah itu selama 99 tahun.Pendirian tegas Sultan Abdul Hamid untuk tidak mengizinkan Yahudi bermukim di Palestina, telah menyebabkan Yahudi sedunia mengamuk. Harganya terlalu mahal. Sultan Abdul Hamid kehilangan takhta, dan Khilafah disembelih agar tamat riwayatnya.
Jelas terlihat bahwa saat tersebut
adalah saat pembalasan paling dinanti oleh Yahudi, dimana Abdul Hamid II
yang telah menolak menjual Palestina pada mereka, telah mereka
tunjukkan di depan muka Abdul Hamid II sendiri bahwa mereka turut ambil
bagian dalam penggulingannya dari kekuasaan. Mendung menggelayuti wajah
Abdul Hamid II dan wajah Khilafah Islamiyah.
“Sesungguhnya aku sendiri tidak tahu, siapakah
sebenarnya yang memilih mereka ini untuk menyampaikan berita
penggulinganku malam itu.” Sultan Abdul Hamid meluapkan derita hatinya
di dalam catatan hariannya.Rencana menggulingkan Sultan sebenarnya sudah disiapkan lama sebelum malam itu. Beberapa Jumat belakangan ini, nama Sultan sudah tidak disebut lagi di dalam khutbah-khutbah.
“Walaupun Anda dipecat, kelangsungan hidup Anda berada dalam jaminan kami.” Esat Pasha menyambung pembicaraan.
Sultan Abdul Hamid memandang wajah puteranya Abdul Rahim, serta puterinya yang terpaksa menyaksikan pengkhianatan terhadap dirinya. Malang sungguh anak-anak ini terpaksa menyaksikan kejadian yang memilukan malam itu.
“Bawa adik-adikmu ke dalam.” Sultan Abdul Hamid menyuruhh Amir Abdul Rahim membawa adik-adiknya ke dalam kamar.
“Aku tidak membantah keputusanmu. Cuma satu hal yang kuharapkan. Izinkanlah aku bersama keluargaku tinggal di istana Caragan. Anak-anakku banyak. Mereka masih kecil dan aku sebagai ayah perlu menyekolahkan mereka.” Sultan Abdul Hamid meminta pertimbangan. Sultan sadar akan tidak ada gunanya membantah keputusan yang dibawa rombongan itu. Itulah kerisauan terakhir Sultan Abdul Hamid. Membayangkan masa depan anak-anaknya yang banyak. Sembilan laki-laki dan tujuh perempuan.
Permintaan Sultan Abdul Hamid ditolak mentah-mentah oleh keempat orang itu. Malam itu juga, Sultan bersama para anggota keluarganya dengan hanya mengenakan pakaian yang menempel di badan diangkut di tengah gelap gulita menuju ke Stasiun kereta api Sirkeci. Mereka digusur pergi meninggalkan bumi Khilafah, ke istana kumuh milik Yahudi di Salonika, tempat pengasingan negara sebelum seluruh khalifah dimusnahkan di tangan musuh Allah.
Khalifah terakhir umat Islam, dan keluarganya itu dibuang ke Salonika, Yunani. Angin lesu bertiup bersama gerimis salju di malam itu. Pohon-pohon yang tinggal rangka, seakan turut sedih mengiringi tragedi memilukan itu.
Di Eminonu, terlihat Galata di seberang teluk sedih. Bukit itu pernah menyaksikan kegemilangan Sultan Muhammad al-Fatih dan tentaranya yang telah menarik 70 kapal menyeberangi bukit itu dalam tempo satu malam. Mereka menerobos teluk Bosphorus yang telah dirantai pintu masuknya oleh Kaisar Constantinople. Sejarah itu sejarah gemilang. Tak akan pernah hilang.
Terhadap peristiwa pemecatannya, Sultan Abdul Hamid II mengungkap kegundahan hatinya yang dituangkan dalam surat kepada salah seorang gurunya Syekh Mahmud Abu Shamad yang berbunyi:
“…Saya
meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan
karena tipu daya dengan berbagai tekanan dan ancaman dari para tokoh
Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk),
sehingga dengan berat hati dan terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan
itu. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar
menyetujui dibentuknya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di
Palestina. Saya tetap tidak menyetujui permohonan beruntun dan
bertubi-tubi yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanjikan uang
sebesar 150 juta pounsterling emas.
Saya tetap
dengan tegas menolak tawaran itu. Saya menjawab dengan mengatakan,
“Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan
menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada
kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng
lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku,
para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima
tawaran kalian.”
Setelah
mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan
kekuatan gerakan rahasianya memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan
mengancam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya
menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka.
Saya banyak
bersyukur kepada Allah, karena saya menolak untuk mencoreng Daulah
Uthmaniah, dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang
diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestina. Biarlah
semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada
Allah Ta’ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu.
Saya rasa
cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah Anda dan segenap
ikhwan menerima salam hormat saya. Guruku yang mulia. mungkin sudah
terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, semoga Anda beserta jama’ah yang anda bina bisa memaklumi semua itu.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
22 September 1909
ttd
Pelayan Kaum Muslimin
(Abdul Hamid bin Abdul Majid)
Deru langkah tentara kedengaran melangkah menuju
istana. Meriam ditembakkan sebagai tanda Sultan Mehmed V dinobatkan
menjadi penguasa Utsmaniyyah. Resmilah malam itu Sultan Mehmed V menjadi
Khalifah ke 99 umat Islam terhitung sejak Abu Bakr al-Siddiq ra. Tetapi
khalifah yang satu ini sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Hanya
boneka pengumpan yang hanya akan mempercepat pemberontakan untuk
pembubaran Khilafah Utsmaniyyah.(Abdul Hamid bin Abdul Majid)
“Entahlah, di saat hidup dan matiku tidak menentu, aku merasa begitu tenang dan aman. Seperti sebuah gunung besar yang selama ini mengendap di dadaku, ketika diangkat terasa lega!” keluh Sultan Abdul Hamid
Sultan Abdul Hamid mengusap kepala anaknya Abdul Rahim yang menangis ketakutan. Anak-anaknya yang lain turut menangis. Perjalanan dari Sirkeci Istanbul menuju ke Salonika Yunani penuh misteri.
“Sabarlah anak-anakku. Jika Allah mengkehendaki kematian bagi kita, bukankah kematian itu kesudahan untuk semua.” Sultan Abdul Hamid memberi motivasi kepada seluruh kerabatnya saat.Kereta api tengah meluncur laju. Bumi khilafah ditinggalkan di belakang. Sejarah kegemilangan 600 tahun Bani Usman, berakhir malam itu. Balutan hitam yang mustahil untuk diputihkan kembali.
Di tengah suasana malam yang sejuk, Sultan Abdul Hamid II melonjorkan kakinya di atas bangku kereta api sambil dipijit-pijit oleh anaknya Fatimah.
“Sabarlah anakku, negara tidak tahu apa yang telah mereka lakukan kepada umat Muhammad ini.” Sultan mengusap wajahnya yang berlinangan air mata.
Terlalu lama Sultan dan keluarganya dikurung di istana kumuh milik Yahudi itu. Mereka dikurung dalam kamar tanpa perabotan sama sekali. Pintu dan jendela dilarang dibuka. Hari demi hari, adalah penantian kematian sebelum mati bagi Sultan dan keluarganya. Akhirnya pada tahun 1912, Sultan Abdul Hamid dipulangkan ke Istanbul, akan tetapi anak-anaknya dipisah-pisahkan, bercerai berai. Dibuang ke Perancis menjadi pengemis yang hidup terlunta-lunta di emperan jalan.
Kondisi di pembuangan Salonika atau di istana tua Beylerbeyi Istanbul sama saja bahkan lebih parah. Sultan dan beberapa anggota keluarganya yang tersisa tidak dibenarkan keluar sama sekali hatta sekedar pergi ke perkarangan istana kecuali untuk shalat Jumat di luar istana, tentunya dengan penjagaan yang super ketat. Makanan untuk Sultan dan putera puterinya ditakar sedemikian rupa, dengan kualitas makanan yang sangat rendah bahkan seluruh hartanya dirampas habis oleh tentera Ataturk.
Hari-hari yang dilalui Sultan dalam pembuangan dan pengasingan sangat menyedihkan. Dia dan keluarganya selalu diancam akan dibunuh, istana tua itu akan diledakkan. Pada suatu pagi selesai shalat Subuh, Sultan memanggil puteranya, Abdul Rahman. Dialah ahli waris terpenting setelah ketiadaan Sultan nanti.
“Kita akan berikan semua harta kita kepada pihak tentara karena mereka memaksa kita menyerahkannya.” Keluh Sultan kepada Abdul Rahman dengan nada sedih.
Puteranya itu menangis terisak hebat. Dia menjadi amat takut dengan para tentara yang bengis itu. Beberapa hari kemudian di lobi Deutche Bank, Istanbul, terjadi serah terima secara paksa semua harta Sultan, termasuk seluruh tabungan Sultan kepada pihak tentara.
Sultan tinggal di istana tua sebagai penjara di Beylerbeyi selama 6 tahun dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Tubuh kurus kering dan mengidap penyakit paru yang akut. Sultan benar-benar diisolasi dari dunia luar, sampai-sampai untuk mengobati penyakit saja dipersulit.
“Maafkan saya, Tuanku. Mereka tidak mengijinkan saya untuk hadir lebih awal,” dokter yang merawat Sultan Abdul Hamid sambil berbisik. Nafas Sultan Abdul Hamid turun naik. Penyakit asthmanya semakin serius. Dokter sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sultan Abdul Hamid II menghembuskan nafas terakhir dalam penjara Beylerbeyi pada 10 Februari, 1918. Kepergiannya diratapi seluruh penduduk Istanbul karena mereka sudah sadar. Berkat kebodohan mereka membiarkan Khilafah Utsmaniyyah dilumpuhkan setelah pencopotan jabatan khilafahnya, 10 tahun yang lalu. Menangislah… tiada sejarah yang mampu memadamkan penyesalan itu. Wa…Islama!!!
Sumber; Harb, Muhammad (1998). Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II. Darul Qalam, ; Asy-Syalabi, Ali Muhammad (2003). Bangkit dan Runtuhnya Khilafah ‘Utsmaniyah. Pustaka Al-Kautsar, 403-425
Jum'at, 25 Muharram 1435 H / 29 November 2013 11:01
Makam
kosong buatan orang jahil yang sudah empat tahun banyak diziarahi oleh
manusia bodoh, sedang digali Perilaku syirik ini terjadi di Paser
Kalimantan Timur
PASER KALTIM (Arrahmah.com) - Model
jahiliyah tempo dulu masih marak di negeri ini, manusia menyembah
kuburan, dengan alasan ziarah kubur. Hari ini jahiliyah itu sangat
parah, karena kuburan yang disembah ternyata kosong. Ini bukan berita
baru, kejadiannya dua bulan lalu di Kalimantan Timur.
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)
ahiliyah, empat tahun menyembah kuburan kosong
Jum'at, 25 Muharram 1435 H / 29 November 2013 11:01
Makam
kosong buatan orang jahil yang sudah empat tahun banyak diziarahi oleh
manusia bodoh, sedang digali Perilaku syirik ini terjadi di Paser
Kalimantan Timur
PASER KALTIM (Arrahmah.com) - Model
jahiliyah tempo dulu masih marak di negeri ini, manusia menyembah
kuburan, dengan alasan ziarah kubur. Hari ini jahiliyah itu sangat
parah, karena kuburan yang disembah ternyata kosong. Ini bukan berita
baru, kejadiannya dua bulan lalu di Kalimantan Timur.
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)
Jahiliyah, empat tahun menyembah kuburan kosong
Jum'at, 25 Muharram 1435 H / 29 November 2013 11:01
Makam
kosong buatan orang jahil yang sudah empat tahun banyak diziarahi oleh
manusia bodoh, sedang digali Perilaku syirik ini terjadi di Paser
Kalimantan Timur
PASER KALTIM (Arrahmah.com) - Model
jahiliyah tempo dulu masih marak di negeri ini, manusia menyembah
kuburan, dengan alasan ziarah kubur. Hari ini jahiliyah itu sangat
parah, karena kuburan yang disembah ternyata kosong. Ini bukan berita
baru, kejadiannya dua bulan lalu di Kalimantan Timur.
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)
Belasan warga Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Paser, Kaltim akhir Agustus lalu, membongkar makam yang selama ini dianggap keramat. Selama empat tahun, beberapa orang bodoh yang percaya makam itu keramat ternyata hanya menziarahi liang kuburan kosong.
Makam yang tidak jelas asal-muasalnya itu selama empat tahun terakhir atau sejak Agustus 2009 lalu dianggap keramat oleh sekelompok orang. Sejak itu, cepat saja keberadaan makam jadi buah bibir. Bahkan sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat Batu Kajang.
Selama empat tahun sejak pertama kali ditemukan, rasa gerah dan kegelisahan warga semakin menjadi-jadi. Ini dikarenakan intensitas peziarah yang datang baik, dari dalam maupun luar Batu Kajang, semakin meningkat. Ditambah lagi dengan sejumlah ritual keagamaan. Seperti haul rutin yang selalu digelar dengan menghadirkan sejumlah orang sembari mensosialisasikan akan keberadaan makam.
“Yang membuat tokoh agama semakin gerah, yakni adanya cerita-cerita yang dikarang dengan menghubung-hubungkan kalau yang dimakamkan itu masih ada hubungan langsung dengan kerabat Rasulullah dengan mencatut salah satu nasab keturunan beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Batu Kajang, rilis Kaltimpos.co.id, Senin (2 /9/ 2013).
Dari informasi dan beberapa kejadian, serta ritual–ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meyakini akan kebenaran makam, Ustaz Muhammad Sayuti, salah seorang ulama, bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat Batu Sopang, melakukan pemantauan sejak awal penemuan makam. Hingga empat tahun sudah makam dikeramatkan dan ramai pengunjungnya.
Tiba malam haul tahun keempat kembali dilaksanakan di salah satu rumah warga, Senin (19/8/2013) . Ustaz Sayuti telah mengingatkan kepada mereka agar acara tersebut tidak digelar apalagi dibesar-besarkan. Sebab, sampai saat ini tidak terdapat satu informasi dan rujukan apapun yang dapat dipegang tentang kebenaran makam keramat tersebut.
Namun kegiatan tersebut tetap berlangsung, Ustaz Sayuti meminta kepada sejumlah warga di sekitar lokasi kegiatan haul untuk menggiring Abdul Kadir, yang mengeramatkan makam itu beserta pengikutnya, bertemu di Mushala Ibadurrahman, kompleks perumahan PT Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, sejumlah warga datang membawa Abdul Kadir. Setelah dihadapkan kepada Ustaz Sayuti didampingi sejumlah habib, guru agama dan jamaah pengajian rutin musala ini, Abdul Kadir diminta untuk menjelaskan asal-usul penemuan makam.
Setelah dilakukan dialog dan tanya jawab secara mendalam, Abdul Kadir tidak dapat memberikan informasi dengan dasar dan rujukan yang kuat. Apa yang disampaikannya lebih banyak didasarkan mimpi dan halusinasi. Akhirnya ditarik kesimpulan pada pertemuan hingga pukul 01.00 Wita dini hari itu, makam akan dibongkar.
“Pembongkaran harus dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memastikan apakah makam tersebut benar-benar makam dan patutkah juga untuk dikeramatkan,” kata Sayuti. Setelah dilakukan pembongkaran dan penggalian makam selama lebih kurang dua jam, makam sepanjang 4,2 meter dengan lebar 1,2 meter dan dalam 2,3 meter itu tak layak dikeramatkan, karena isinya kosong.
Abdul Kadir, penemu makam pun akhirnya meminta maaf kepada semua masyarakat Batu Kajang. Makam yang selama ini disebut-sebut sebagai keramat ternyata bukan makam siapa-siapa dan tidak patut untuk dikeramatkan.
Fenomena gunung es
Perilaku masyarakat dalam memperlakukan kuburan dengan berziarah untuk meminta kepada kuburan, atau meminta kepada Allah Ta’ala dengan perantara kuburan adalah perbuatan yang menyimpang dari aqidah Islam, alias syirik. Fenomena seperti banyak sekali di masyarakat. Bagaikan gunung es yang muncul di permukaan sebagai konsumsi publik pucuknya saja. Sementara bagian tengah, bawah, hingga dasar banyak sekali.
Pada masyarakat urban berpendidikan sudah diperkenalkan syirik demokrasi, lewat buku dan ceramah para ustadz, bagus dan hebat. Faktanya syirik kuburan masih banyak di negeri ini. Dibutuhkan banyak mujahid dakwah yang menjelaskan syiriknya perbuatan tersebut di pelosok nusantara. Dakwah tauhid dan jihad harus disampaikan pada manusia-manusia yang mengaku Muslim tersebut. (azm/arrahmah.com)