Selasa, 19 Februari 2013

Elektabilitas Hanura Meroket Kalahkan Nasdem


Elektabilitas Hanura Meroket Kalahkan NasdemDIAN MAHARANIPeneliti Senior Lembaga Survei Jakarta (LSJ) Rendy Kurnia (paling kanan), membacakan hasil survei elektabilitas partai politik di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Partai Hanura meroket tajam berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ). Hanura mendapatkan suara sebanyak 5,8 persen dan menempati posisi kelima dari 10 partai politik yang menjadi peserta Pemilihan Umum 2014.
"Elektabilitas Partai Hanura mengalami kenaikan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Sebanyak 5,8 persen mengaku akan memilih Partai Hanura jika Pemilu dilaksanakan hari ini," ujar Peneliti Senior LSJ Igor Dirgantara, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Survei tersebut dilakukan pada tanggal 9 hingga 15 Februari 2013. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 calon pemilih dengan margin of error 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara pada responden menggunakan kuisioner dengan pertanyaan "Partai apakah yang akan dipilih seandainya Pemilu dilaksanakan sekarang?"
Hasil survei menunjukkan, Partai Golkar berada di urutan pertama yakni 18,5 persen, disusul PDI Perjuangan sebesar 16,5 persen, dan Gerindra 10,3 persen. Setelah Gerindra, menyusul Partai Demokrat dengan suara 6,9 persen. Peraihan suara untuk Hanura tak jauh dengan Demokrat yakni 5,8 persen. Menurut hasil survei ini, Partai Nasdem hanya meraih suara 4,5 persen. Elektabilitas Nasdem menurun dibanding hasil survei lembaga lain sebelumnya.
Setelah itu, posisi ketujuh ditempati oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebesar 2,6 persen, disusul PAN 2,5 persen, dan PPP sebesar 2,4 persen. Kemudian di posisi terakhir ditempati oleh PKB sebesar 1,8 persen.
Menurut Direktur LSJ Rendy Kurnai, Hanura mendapatkan keuntungan dari masalah yang terjadi pada partai lain. Salah satunya Partai Nasdem akibat pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo. Namun, isu bergabungan Hary Tanoe ke Hanura saat itu juga menjadi keuntungan bagi Hanura.
"Hanura mendapatkan keuntungan dari gonjang-ganjing Partai Nasdem. Sementara keluarnya Akbar Faisal tidak berpengaruh pada elektabilitas Hanura," ujarnya.
Padahal sebelumnya, dalam Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan beberapa bulan lalu, menunjukkan Hanura berada di posisi lima terbawah, yakni hanya meraih suara Partai 1,4 persen, sementara Partai Nasdem sebesar 5,2 persen. Selanjutnya, PPP meraih 4,1 persen, PKS 2,7 persen, dan PAN sebesar 1,5 persen.
Sementara itu, hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) yang dilakukan pertengahan Januari lalu, juga menunjukkan Partai Hanura menempati posisi akhir yakni 0,5 persen. Sementara, dalam lima terbawah, Partai Nasdem memeroleh 5,5 persen, disusul Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 4,5 persen, PPP sebesar 3,4 persen, dan PKS 2,9 persen. 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar