Selasa, 18 Juni 2013

Miris! Mereka Menaikkan BBM Sambil ‘Berseloroh”



Demo massa menolak rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah daerah akhirnya kandas di ruang sidang paripurna DPR malam ini. Di Jakarta, Medan, Makassar, Ternate, Solo dan kota-kota lain, cucuran keringat, teriakan lantang, yel-yel penyemangat bahkan tetesan darah mereka yang turun ke jalan menyuarakan aspirasi rakyat tak menggoyahkan sebagian besar wakil rakyat untuk tetap menyetujui RAPBN-P 2013.
Melalui sidang yang alot dan hujan interupsi, sidang diakhiri dengan prosesi voting yang sudah diramalkan sebelumnya. Sebanyak 338 anggota DPR RI berdiri tegak dengan gagah menyetujui RAPBN-P 2013 yang didalamnya terdapat skema pengurangan Subsidi BBM dan pemberian dana BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat). Suara tersebut disumbang oleh F-PD, F-Golkar, F-PAN, F-PPP dan F-PKB. Sedangkan sebanyak 181 suara menolak berasal dari F-PDIP, F-PKS, F-Gerindra dan F-Hanura.
Sidang paripurna berlangsung tidak semencekam saat DPR juga mengesahkan APBN-P 2012. Sidang tahun lalu penuh dengan dinamika yang tidak mudah ditebak. Sidang pengesahan APBN-P 2013 ini sudah bisa ditebak oleh banyak pengamat karena sebenarnya keinginan pemerintah menaikkan BBM sudah lama didengungkan. Sidang kali ini yang menarik karena membawa wewenang pemerintah menaikkan BBM ke “panggung politik” dengan skema tambahan bernama ‘Balsem’.
Ada fenomena panggung politik yang merupakan bumbu penyedap yang ditampilkan oleh wakil rakyat malam ini. Pada saat menyampaikan tanggapan akhir fraksi, kata-kata mutiara meluncur, ayat-ayat suci terucap dan kata-kata atas nama keadilan, hati nurani dan suara rakyat menjadi pemanis. Sementara di luar, pendemo bertahan dengan dingin, siraman water canon dan gas air mata, hampir tak bisa berkata apa-apa selain berharap wakil rakyat mau mendengar mereka.
Satu hal lagi, wakil rakyat masih bisa bercanda dengan keputusan yang sangat tidak populer ini. Candaan mereka :
“Anas menolak kenaikan BBM…”
“Mana Yani… Yani gak konsisten..Yani gak berani…Yani takut dipecat.”(karena sebelumnya Ahmad Yani anggota F-PPP secara pribadi menolak).
“Mana suara rakyat?”
“Menolak, DCS dicabut…”
Saya juga mendengar seloroh tentang Fathanah, Pushtun, Jawa Sarkiyah, Daging Sapi, Besan (SBY) dari anggota DPR di ruang sidang paripurna. Seloroh yang saya anggap tak patut dimana diluar sana dimana sebagian rakyat menyuarakan aspirasinya dengan sangat sengit sampai tumpah darah.
Lebih menggelikan lagi, disaat sidang paripurna, ada 41 anggota dewan tidak hadir. Selain masalah ketidakhadiran, ada juga anggota dewan sempat-sempatnya ikut siaran Live debat di studio salah satu TV Swasta. Apa ini yang namanya serius memperjuangkan nasib rakyat. Duh, tak salah sebagian orang menganggap sidang ini hanyalah sandiwara untuk mempertontonkan tingkah pola wakli rakyat agar dibilang masih “bekerja untuk rakyat”.
Kita tunggu hari-hari ke depan pasca DPR menyetujui kenaikan BBM dan pemberian ‘Balsem’. Semoga ‘Balsem’ dari pemerintah tak hanya hangat di awal namun kemudian dingin dan bikin ‘masuk angin’.
Seperti juga tahu lalu, “Fraksi Mahasiswa” kembali dikeluarkan paksa oleh petugas keamanan DPR/MPR. Saya tidak paham apa maksud petugas keamanan dengan sangat bersemangat mengusir mahasiswa yang hadir mengamati jalannya sidang. Sungguh menambah rasa antipati bagi yang menonton sidang ini. Tak mungkin mahasiswa berbuat seperti di jalanan, mengapa mereka harus diperlakukan kasar tak ubahnya pengunjuk rasa dijalanan yang anarkis.
So, sebagai rakyat, silahkan menilai, siapa wakil rakyat sejati atau sebaliknya wakil-wakilan yang cuma butuh suara rakyat untuk kepentingan kelompoknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar