Tampilkan postingan dengan label kisah muallaf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah muallaf. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Februari 2013

Dunia Muallaf...Alhamdulillah

Written By pks pariaman selatan on Senin, 25 Februari 2013 | 2/25/2013 04:14:00 PM


Dunia Muallaf...Alhamdulillah
Paus Yohannes II masuk Islam Paus Yohannes II, atau yang akrab
dipanggil Sri Paus, pimpinan umat
Katholik sedunia melakukan pidato resmi
Vatikan kepada dunia internasional
mengenai sikap resminya terhadap
konflik berdarah Israel-Palestina di Timur Tengah yang kembali memanas
belakangan ini. Namun apa yang
kemudian dikatakannya di depan ribuan
umat Katholik itu ternyata benar-benar
merupakan peristiwa yang sangat
mengejutkan! Bahkan boleh dikatakan sebagai "berita abad ini". Ibarat petir di
siang bolong, pada pukul 17.00 waktu
setempat, Sri Paus mengumumkan
kepada seluruh dunia bahwa mulai saat
itu, detik itu, beliau menyatakan dirinya
masuk ke dalam agama Islam. Saking mengagetkannya pengumuman
tersebut, 16 orang di antara ribuan umat
yang mendengarkan pidato langsung Sri
Paus langsung dilarikan ke rumah sakit
karena mendapat serangan jantung
mendadak. Hanya 5 nyawa di antara mereka yang berhasil diselamatkan.
Ketika Sri Paus mengatakan sikapnya
dalam pidato tanpa teksnya tersebut,
semua umat nampak begitu serius
mendengarkan. Beberapa pimpinan
Vatikan nampak seperti tidak terlalu kaget, bahkan beberapa di antara
mereka yang mendengarkan pidato Sri
Paus tersebut sedang memegang
sesuatu. Mungkin banyak umat Katholik
di hadapan Sri Paus yang heran dengan
benda apa yang dipegang oleh beberapa Kardinal dan pimpinan Vatikan itu.
Ternyata mereka sedang memegang
tasbih, sambil mulutnya terlihat seperti
sedang membacakan ayat-ayat. Ternyata
para pimpinan dan pengurus Vatikan
semua sudah tahu bahwa semenjak beberapa bulan terakhir, Sri Paus bahkan
sudah mulai melakukan sholat dan
puasa. Dan itu juga dilakukan bersama-
sama dengan mereka semuanya. Inilah
selengkapnya pidato Sri Paus tersebut,
yang setelah jadi mu'allaf, namanya telah berubah menjadi Ahmad Sri Paus
(supaya umatnya tidak terlalu kaget,
maka Ahmad Sri Paus tidak
mengucapkan salam sebelum memulai
pidatonya): "Yang terhormat umatku, yang berada
dalam Kasih Tuhan. Hari ini adalah hari
minggu yang cerah. Tujuan saya berdiri
di podium ini, tak lain adalah untuk
membuat pengumuman penting yang
harus saya umumkan ke seluruh penjuru dunia saat ini juga. Yang mana menurut
saya, semakin saya tutup-tutupi apa
yang ingin saya kemukakan itu justru
akan semakin tidak baik. Ini semua
berkaitan dengan pilihan jiwa dan hati
nurani saya. Sudah selama puluhan tahun kalian semua mengetahui bahwa
saya adalah seorang pemeluk agama
Katholik yang ta'at. Bahkan saya adalah
pemimpin umat Katholik di seluruh
dunia, sekaligus sebagai wakil Tuhan di
dunia ini, atau Ficarius Filii Dei. Saya mewakili urusan Allah untuk dunia ini,
memberikan amnesti, abolisi dan grasi
atas ummat manusia yang berdosa
dengan mandat sepenuhnya dari Allah". "Namun mulai kini saya tak mampu
berdusta lagi. Sesungguhnya sejak
puluhan tahun lalu saya sudah tak
meyakini lagi kebenaran dari Agama
Katholik ini. Karena semakin saya
mendalami Alkitab, semakin jelas pula kesalahan-kesalahan yang saya temukan
dalam kitab ini. Maka itu, saya berusaha
membandingkannya dengan kitab-kitab
suci yang lain. Dengan kitab Injilnya
Kristen Protestant, malah semakin rusak.
Dengan kitab Wedhanya umat Hindhu, Tuhannya juga ada 3. Barulah ketika
saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim,
saya tahu apa yang selama ini
sebetulnya saya cari-cari." (Ribuan umat yang berada di hadapan Sri
Paus nampak bingung dan saling
bertanya-tanya). Kemudian Sri Paus
melanjutkan ucapannya: "Tapi ketika itu saya masih takut dengan
ancaman yang mungkin saya terima jika
saya nekat keluar dari Agama Katholik.
Namun kini saya berani mengambil
keputusan penting ini. Saya tak akan
takut lagi pada ancaman pembunuhan yang mungkin akan segera saya hadapi.
Saya hanya ingin hidup tenang, terutama
jiwa-spiritual saya. Saya sangat
berhadap agar umat Agama Kristen,
Kristen apapun itu tak akan membunuh
saya hanya karena pilihan hidup pribadi saya ini. Saya sudah tua, sudah udzur.
Bahkan tubuh saya pun sudah bongkok." (Sampai di sini, beberapa umat nampak
mulai menitikkan air mata karena
terharu). "Saya percaya Allah itu satu. Dan saya
juga percaya bahwa Nabi Muhammad itu
adalah utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa
ha illallaaah, wa asyhaduannaaa
muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri
Paus mengucapkannya dengan terbata- bata). Saya tahu konskwensi dan
mungkin reaksi dari umat Kristen di
seluruh dunia kalau saya melakukan
pengumuman ini. Tapi saya terpaksa
melakukannya, minimal untuk diri saya
sendiri. Saya khawatir akan kehidupan saya di akhirat nanti bila tetap berada
dalam jeratan kekafiran." —

Paus Yohannes II masuk Islam Paus Yohannes II, atau yang akrab dipanggil Sri Paus, pimpinan umat Katholik sedunia melakukan pidato resmi Vatikan kepada dunia internasional mengenai sikap resminya terhadap konflik berdarah Israel-Palestina di Timur Tengah yang kembali memanas belakangan ini. Namun apa yang kemudian dikatakannya di depan ribuan umat Katholik itu ternyata benar-benar merupakan peristiwa yang sangat mengejutkan! Bahkan boleh dikatakan sebagai "berita abad ini". Ibarat petir di siang bolong, pada pukul 17.00 waktu setempat, Sri Paus mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa mulai saat itu, detik itu, beliau menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam. Saking mengagetkannya pengumuman tersebut, 16 orang di antara ribuan umat yang mendengarkan pidato langsung Sri Paus langsung dilarikan ke rumah sakit karena mendapat serangan jantung mendadak. Hanya 5 nyawa di antara mereka yang berhasil diselamatkan.
Ketika Sri Paus mengatakan sikapnya dalam pidato tanpa teksnya tersebut, semua umat nampak begitu  serius  mendengarkan. Beberapa pimpinan Vatikan nampak seperti tidak terlalu kaget, bahkan beberapa di antara mereka yang mendengarkan pidato Sri Paus tersebut sedang memegang sesuatu. Mungkin banyak umat Katholik di hadapan Sri Paus yang heran dengan benda apa yang dipegang oleh beberapa Kardinal dan pimpinan Vatikan itu. Ternyata mereka sedang memegang tasbih, sambil mulutnya terlihat seperti sedang membacakan ayat-ayat. Ternyata para pimpinan dan pengurus Vatikan semua sudah tahu bahwa semenjak beberapa bulan terakhir, Sri Paus bahkan sudah mulai melakukan sholat dan puasa. Dan itu juga dilakukan  bersama-sama dengan mereka semuanya. Inilah selengkapnya pidato Sri Paus tersebut, yang setelah jadi mu'allaf, namanya telah berubah menjadi Ahmad Sri Paus (supaya umatnya tidak terlalu kaget, maka Ahmad Sri Paus tidak mengucapkan salam sebelum memulai pidatonya): "Yang terhormat umatku, yang berada dalam Kasih Tuhan. Hari ini adalah hari minggu yang cerah. Tujuan saya berdiri di podium ini, tak lain adalah untuk membuat pengumuman penting yang harus saya umumkan ke seluruh penjuru dunia saat ini juga. Yang mana menurut saya, semakin saya tutup-tutupi apa yang ingin saya kemukakan itu justru akan semakin tidak baik. Ini semua berkaitan dengan pilihan jiwa dan hati nurani saya. Sudah selama puluhan tahun kalian semua mengetahui bahwa saya adalah seorang pemeluk agama Katholik yang ta'at. Bahkan saya adalah pemimpin umat Katholik di seluruh dunia, sekaligus sebagai wakil Tuhan di dunia ini, atau Ficarius Filii Dei. Saya mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandat sepenuhnya dari Allah". "Namun mulai kini saya tak mampu berdusta lagi. Sesungguhnya sejak puluhan tahun lalu saya sudah tak meyakini lagi kebenaran dari Agama Katholik ini. Karena semakin saya mendalami Alkitab, semakin jelas pula kesalahan-kesalahan yang saya temukan dalam  kitab ini. Maka itu, saya berusaha membandingkannya dengan kitab-kitab suci yang lain. Dengan kitab Injilnya Kristen Protestant, malah semakin rusak. Dengan kitab Wedhanya umat Hindhu, Tuhannya juga ada 3. Barulah ketika saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim, saya tahu apa yang selama ini sebetulnya saya cari-cari." (Ribuan umat yang berada di hadapan Sri Paus nampak bingung dan saling bertanya-tanya). Kemudian Sri Paus melanjutkan ucapannya: "Tapi ketika itu saya masih takut dengan ancaman yang mungkin saya terima jika saya nekat keluar dari Agama Katholik.
Namun kini saya berani mengambil keputusan penting ini. Saya tak akan takut lagi pada ancaman pembunuhan yang mungkin akan segera saya hadapi. Saya hanya ingin hidup tenang, terutama jiwa-spiritual saya. Saya sangat berhadap agar umat Agama Kristen, Kristen apapun itu tak akan membunuh saya hanya karena pilihan hidup pribadi saya ini. Saya sudah tua, sudah udzur. Bahkan tubuh saya pun sudah bongkok." (Sampai di sini, beberapa umat nampak mulai menitikkan air mata karena terharu). "Saya percaya Allah itu satu. Dan saya juga percaya bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa ha illallaaah, wa asyhaduannaaa muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri Paus mengucapkannya dengan terbata- bata). Saya tahu konskwensi dan mungkin reaksi dari umat Kristen di seluruh dunia kalau saya melakukan pengumuman ini. Tapi saya terpaksa melakukannya, minimal untuk diri saya sendiri. Saya khawatir akan kehidupan saya di akhirat nanti bila tetap berada dalam jeratan kekafiran." —

Sabtu, 09 Februari 2013

Kisah Perempuan Gila Pesta, Masuk Islam dan Pakai Jilbab


"Islam mengajarkan kesejatian cinta, bukan hasrat palsu dan nafsu."


Heather Matthews, penggila pesta yang kini berjilbab

Heather Matthews, penggila pesta yang kini berjilbab (Daily Mail|Shoot the Living)
VIVAnews - Kebahagiaan sejati dan menemukan ketenangan hidup, adalah tujuan sejati manusia. Ia bisa ditemukan dengan beragam cara, misalnya berbuat kebaikan untuk sesama, pergi ke tempat sunyi untuk berkontemplasi, atau mendalami ajaran agama.

Salah satunya dialami Heather Matthews (27), penampilannya berubah drastis, perempuan "gila pesta" dengan penampilan super-minim  kini berhijab atau mengenakan jilbab setelah memeluk agama Islam. Baginya Islam mengenalkannya pada kesejatian cinta dan kebahagiaan, yang tidak ia jumpai di gaya hidup lamanya.

Matthews, ibu dua anak itu, masuk Islam empat minggu lalu, dua bulan setelah pulang dari liburan di Ibiza. Ia kini bahkan mengatakan, foto-foto liburannya di Ibiza, tanpa jilbab, adalah sebuah bukti kekeliruan bagaimana dunia Barat mendefinisikan kecantikan.

"Aku melihat cara gadis-gadis masa kini berperilaku dan berdandan, mati-matian menciptakan imej untuk mereka tunjukkan pada orang lain, terutama para pria," kata dia. "Ini adalah soal menghormati diri sendiri. Jika Anda berpakaian dan berperilaku dengan cara tertentu, baik atau buruk, itu akan mempengaruhi cara orang memperlakukan Anda."

"Islam mengajarkan pada saya tentang kesejatian cinta, bukan hasrat palsu dan nafsu. Saat ini saya bahkan memandang perjodohan adalah hal yang logis."

Studi kelompok lintas agama, Faith Matters menemukan, jumlah warga Inggris yang akhirnya memeluk agama Islam saat ini melewati angka 100.000, dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Laporan tersebut juga menyebut, dua per tiganya adalah perempuan, dengan rata-rata usia 27 tahun. Seperti halnya Matthews.

Jalannya menuju Islam diawali justru ketika ia meyakinkan mantan suaminya, Jerrome, yang baru saja menjadi muslim, bahwa Islam adalah agama yang salah. Ia yang curiga pada Islam, mulai banyak membaca untuk mendukung argumennya.

Meski mereka bercerai tahun lalu, Heather Matthews terus mempelajari Islam dan makin mengerti. Akhirnya, empat minggu lalu ia mengucap kalimat syahadat di depan ulama lokal. "Aku saat ini memiliki saudari-saudari muslim, mereka membelikan aku hijab dan buku-buku Islami untuk merayakannya. Ini luar biasa."

Keputusannya itu menimbulkan reaksi dari teman-teman dan keluarga. Juga kenalannya yang kebetulan berpapasan, ternganga melihat kepalanya berjilbab. "Saat memakai jilbab, aku bisa tersenyum pada orang, tanpa membuat mereka berpikir, itu godaan secara seksual," kata dia seperti dilansir Daily Mail.

Matthews juga sepakat dengan aturan Islam, yang melarang hubungan seks di luar pernikahan. Juga menyimpan kecantikan hanya untuk suami. Ia kini berhenti minum alkohol, hanya mengonsumsi makanan halal, dan berniat puasa penuh di Bulan Ramadhan.

Tak ada paksaan dalam beragama
Meski menemukan ketenangan dalam Islam, Matthews tak akan memaksakan agama barunya pada dua putrinya, Ellah (5) dan Halle (2) hasil pernikahannya dengan Jerrome. Ia memberi kesempatan pada dua putrinya untuk menemukan jalan hidupnya sendiri.

Seperti halnya dirinya. "Orang bisa saja berprasangka, aku dalam tekanan. Tapi tidak. Aku perempuan yang kuat, percaya diri, dan berpikiran bebas," kata dia. "Aku mungkin masuk kategori orang-orang yang dianggap tak mungkin masuk Islam."

Namun, Matthews yakin, ia tak menyesali keputusannya. "Mungkin mengejutkan, namun aku memilih Islam demi cinta dan kebahagiaan. Yang jelas hidupku telah berubah." (umi)

Heather Matthews

Rabu, 09 Januari 2013

Tuhan Jika Benar Engkau Ada, Sembuhkan Putri Saya


By on Januari 9 2013
MUSIM DINGIN 1990, putri kedua Laurence Brown lahir. Namun ternyata putrinya mengalami gangguan kesehatan yang serius, terjadi penyempitan di lengkungan pembuluh darah aortanya yang  mengakibatkan peredaran darah bayi itu tidak lancar.
Brown yang  menyaksikan bagaimana tubuh mungil putrinya membiru dari bagian dada sampai ujung kaki menyadari bahwa outrinya harus dirawat di ruang perawatan intensif untuk bayi yang baru lahir. Sebagai seorang dokter bedah, Brown sangat paham tindakan medis apa yang akan dilakukan dokter terhadap putrinya. Tidak ada jalan lain selain melakukan pembedahan darurat di bagian dada, meski tindakan medis itu tidak memberikan peluang besar bagi puterinya untuk bertahan hidup.
Ketika konsultan ahli bedah kardio-toraks yang akan menangani putrinya datang, perasaan Brown campur aduk antara sedih dan takut. Ia merasa tidak ada teman kecuali rasa takut, dan tidak ada tempat untuk berbagi kesedihan. Sementara ia menunggu hasil pemeriksaan konsultan, ia pergi ke ruangan tempat berdoa di rumah sakit itu dan duduk bersimpuh.
Ia mengakui, bahwa itulah kali pertama dalam hidupnya ia berdoa dengan tulus dan sungguh-sungguh. Sebagai seorang atheis, saat itulah pertama kalinya ia mengakui Tuhan dengan  setengah hati meski dalam keadaan panik. Ia berdo’a dalam keadaan tidak sepenuhnya meyakini adanya Tuhan.
Dengan sikap skeptis Brown berdo’a. Dalam do’anya ia mengatakan “Tuhan, jika Tuhan itu memang ada, Tuhan pasti akan menyelamatkan putri saya, saya berjanji akan mencari dan mengikuti agama yang paling menyenangkan hati-Nya,”.
Usai berdo’a, sekitar 10 sampai 15 menit kemudian, Brown kembali ke ruang perawatan intensif putrinya dan sangat kaget ketika mendengar penjelasan konsultan bedah yang mengatakan bahwa putrinya akan baik-baik saja. Perkataan konsultan itu terbukti, dalam waktu dua hari, kondisi bayi perempuan Brown menunjukkan kemajuan tanpa harus diberi obat-obatan dan menjalani pembedahan. Bayi perempuan Brown yang diberi nama Hannah itu selanjutnya tumbuh dengan normal seperti anak-anak lainnya.
Setelah putrinya dinyatakan sehat, sekarang giliran Brown yang harus memenuhi janjinya di depan Tuhan, saat ia berdoa memohon keselamatan Hannah. Ia mengatakan, sebagai seorang atheis, mudah bagi Brown untuk membangun kembali ketidakpercayaannya akan eksistensi Tuhan, dan menyerahkan pemulihan putrinya pada dokter dan bukan pada Tuhan. Tapi Brown tidak melakukan itu. Brown merasa bahwa dalam perjanjian itu, Tuhan telah menunjukkan kebaikannya. Ia merasa harus melakukan hal yang sama, karena Tuhan sudah mengabulkan do’anya.
Bertahun-tahun lamanya Brown berusaha memenuhi “perjanjian”nya dengan Tuhan. Tapi ia merasa gagal menemukan agama yang ingin ia peluk. Brown mempelajari Yudaisme, beragam aliran Kristen, tapi ia tidak pernah merasa bahwa ia telah menemukan kebenaran.
Dalam perjalanannya mencari agama, ia telah mendatangi berbagai gereja aliran Kristen. Dan yang paling lama, ia mengikuti jamaah gereja Katolik Roma, namun secara resmi ia tidak pernah memeluk agama itu.
Ia mengaku tidak pernah bisa memilih agama Kristen karena alasan sederhana; ia tidak bisa menemukan kesesesuaian ajaran alkitab tentang Yesus dengan ajaran dari berbagai sekte Kristen lainnya. Karena tidak menemukan agama yang sesuai dengan hatinya, Brown akhirnya memilih berdiam diri di rumah dan banyak membaca. Di masa-masa itulah, Brown mengenal Al-Quran dan buku biografi Nabi Muhammad SAW. yang ditulis oleh Martin Lings,  dengan judul “Muhammad, His Life Based on Earliest Sources”.
Dari Al-Quran yang dibacanya, Brown menemukan bahwa kitab suci umat Islam mengajarkan kalau Tuhan itu hanya satu, dan nabi-nabi seperti Nabi Musa dan Yesus (Nabi Isa) juga mengajarkan tentang keesaan Tuhan. Sebuah konsep berbeda yang tidak pernah ia temukan dalam ajaran agama Yudaisme dan Kristen yang sempat dipelajarinya bertahun-tahun. Setelah membaca buku biografi Nabi Muhammad SAW. Brown juga mulai meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
Brown merasa kalau semua begitu masuk akal baginya. Kontinuitas rantai kenabian, turunnya wahyu, hanya satu Tuhan yang Maha besar, dan lengkapnya wahyu-wahyu Allah dalam Al-Quran, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang sempurna. Dan hal ini yang kemudian menjadikan ia sebagai Muslim.
Lebih dari 10 tahun Laurence Brown menjadi seorang muslim. Selama itu, ia belajar satu hal, bahwa di luar sana banyak orang yang lebih cerdas dan pandai dibandingkan dirinya, tapi orang-orang itu tidak mampu mengetahui kebenaran Islam.
Brown juga mengatakan bahwa yang terpenting bukanlah seberapa pintar seseorang, tapi sebuah pencerahan seperti yang ditegaskan Allah SWT. bahwa mereka yang tidak percaya agama Allah, tetap akan tidak percaya, meski diberi peringatan akan dosa. Jika demikian, Allah juga akan mengabaikan mereka dan menjauhkan mereka dari kebenaran-Nya. Ia juga sangat bersyukur pada Allah SWT. yang telah memberinya petunjuk, dan ia memperkuat petunjuk itu dengan satu formula yang sederhana yakni ‘mengakui adanya tuha, menyembah Allah semata dengan sungguh-sungguh berjanji untuk mencari dan mengikuti kebenaran ajaran-Nya. [ns/islampos/kisahmuallaf]  (pks pariaman selatan)