Tampilkan postingan dengan label taujih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label taujih. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Maret 2013

Keajaiban Sholat Tahajud


“Jika matahari sudah terbenam, aku gembira dengan datangnya malam dan manusia tidur karena inilah saat hanya ada Allah dan aku.”
Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam alquran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:
1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga …
Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).
2. Amal yang menolong di akhirat …
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.
3. Pembersih penyakit hati dan jasmani …
Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)
4. Sarana meraih kemuliaan …
Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)
5. Jalan mendapatkan rahmat Allah …
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)
6. Sarana Pengabulan permohonan …
Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda,
“Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)
7. Penghapus dosa dan kesalahan …
Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)
8. Jalan mendapat tempat yang terpuji …
Allah berfirman,
“Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)
9. Pelepas ikatan setan …
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”
10. Waktu utama untuk berdoa …
Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalat lah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)
11. Meraih kesehatan jasmani …
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Swt, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. At-Tarmidzi)
12. Penjaga kesehatan rohani …
Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Allah Berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)
Keajaiban shalat tahajud sudah terbukti, maka bertahajudlah!
Mungkin masih banyak lagi keajaiban shalat tahajud yang mungkin terlewat dari tulisan ini. Yang pasti shalat tahajud merupakan shalat yang bagus sebagai ibadah tambahan bagi kita.
Subhanallah .. Shalat tahajud benar-benar dahsyat dalam meraih kebaikan dunia akhirat ..(Dz-Alzilzaal)

Sabtu, 02 Maret 2013

Keterpaduan Langkah Dakwah | Taujih Ustadz Hilmi Aminuddin

Sabtu, 02 Maret 2013

Oleh: Ust. Hilmi Aminuddin

Target akhir dakwah kita adalah nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk) dan li i’laai kalimatillah (meninggikan kalimah Allah), hatta laa takuuna fitnatun wayakuunaddiinu kulluhu li-Llah (supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah). Jangan lupakan target akhir ini.
Amal khoiri yang pendekatannya kesejahteraan, jangan dianggap sebagai ghayah (target akhir), itu sasaran antara saja. Memang dia suatu anjuran dari Allah, tapi dia sasaran antara dari segi dakwah, diharapkan melalui ihsan kita menghasilkan penyikapan dan sambutan yang khoir. Hal jazaul ihsan illal ihsan, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Tapi ihsan kita, operasi mewujudkan kesejahteraan itu jangan dianggap tujuan akhir. Negara-negara Eropa itu adalah Negara yang sejahtera hidupnya. Tapi 50% penduduknya atheis.
Bagi kita, jadi camat, bupati, walikota, gubernur atau presiden, itu sasaran antara. Akhirnya hatta laa takuuna fitnatun wayakuunaddiinu kulluhu li-Llah (supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah). Wa kalimatullah hiyal ulya (dan kalimat Allah itulah yang tinggi).
Jadi, amal tsaqafi, orang jadi bertsaqafah; amal khairi, orang jadi sejahtera; itu hanyalah sasaran-sasaran antara kita. Sebab kalau orientasi masyarakat madani itu hanya terdidik, dan sejahtera seperti di Eropa, banyak yang mulhid, atheis walaupun terdidik dan sejahtera. Walaupun bukan atheis terorganisir seperti komunis, style masyarakat sebagai individu itu atheis. Bahkan memandang keagamaan itu merupakan bagian dari budaya.
Di Jepang juga masyarakatnya sangat sejahtera. Tapi bagi mereka agama itu kultur yang terserah selera, boleh berganti kapan saja. Orang Jepang saat lahir umumnya disambut dengan upacara-upacara Budha. Ketika nanti menikah dirayakan dengan upacara Kristen dan ketika meninggal dengan upacara Sinto. Kata ikhwah yang pernah bermukim di Jepang, pernah ada sensus keagamaan, ternyata pemeluk agama di Jepang itu tiga kali lipat dari jumlah penduduk. Jadi mereka sebenarnya sejahtera dan terdidik. Secara fisik, materi, mereka terlihat bahagia. Tapi yabqa ala dhalalah (tetap dalam kesesatan).
Nah kita sebagai partai dakwah tidak begitu. Maksud saya, kalau kita sudah bisa mentau’iyah (menyadarkan), menjadi terbuka, bebas, demokratis, mentatsqif, menjadi terdidik, atau menyejahterakan sekalipun, perjalanan kita masih tetap jauh. Sebab sesudah itu, bagaimana mereka bisa kita konsolidasikan, bisa kita koordinasikan, kita mobilisasikan, litakuuna kalimatulladziina kafaru sulfa wa kalimatullahi hiyal ‘ulya. Ini penting untuk selalu diingatkan dan dicamkan. Apalagi di masa-masa musyarokah (partisipasi politik) ini.
Jangan merasa sukses menjadi pemimpin  Pemda itu ukurannya sekedar telah membangun sekolah sekian, madrasah sekian, kesejahteraan, pertanian subur; sementara hidayah tercecer. Makanya keterpaduan langkah-langkah yang sifatnya tarfih (kesejahteraan), atau tatsqif (mencerdaskan bangsa) harus sejajar dengan upaya-upaya mendekatkan orang pada hidayah Allah. Harus begitu.
Ini saya ingatkan karena ketika kita di masyarakat dituntut di sektor kesejahteraan, di sektor kebijakan, di sektor pendidikan, di sektor kesehatan; maka harus secara menyatu terpadu dengan nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk Islam), nayrul fikrah (menyebarkan gagasan Islam), wa nasyrul harakah (penyebaran gerakan dakwah). Agar mereka akhirnya bergerak bersama-sama li I’lai kalimatillah. []

Jumat, 15 Februari 2013

ALLAH MAHA TAHU

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui, bahwa engkau sembahyang malam hari, kurang dari dua pertiga malam dan ada yang seperduanya dan ada pula yang sepertiganya, Bersama-sama dengan segolongan orang-orang yang bersama engkau. Allah menentukan kadar (waktu) malam dan siang. Dia mengetahui, bahwa kamu tiada dapat menghinggakannya (menentukan kadar malam itu), maka Allah menerima tobatmu, sebab itu bacalah apa-apa yang mudah di antara Al-Qur'an. Dia mengetahui, bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan yang lain berjalan di muka bumi, mencari (rezeki) Allah dan ada yang lain lagi berperang di jalan Allah. Sebab itu bacalah apa-apa yang mudah diantaranya (Qur'an) dan dirikanalah sembahyang dan berikanlah zakat dan piutangilah Allah dengan piutang yang baik (berderma). Apa-apa kebaikan yang kamu usahakan untuk dirimu, akan kamu peroleh disisi Allah kebaiakan pula dan pahala yang terbesar. Minta ampunlah kamu kepada Allah, sungguh Allah Pengampun lagi Penyayang". (Qs. Al-Muzzammil: 20).

Pada mula-mulanya Nabi Muhammad serta sahabatnya sembahyang pada malam hari saja, karena menyembunyikan diri dari orang-orang kafir. Sebab itu Nabi sembahyang kadan-kadang seperdua malam, bahkan ada yang kurang dan ada pula yang lebih. Kemudian Allah memerlukan sembahyang yang lima, serta menyiarkan agama dengan berterang-terang, sedang sembahyang malam itu hanya menjadi shalat sunat saja, dinamakan shalat Tahajud. Maka adalah shalat malam, yang perlu hanya shalat Magrib dan 'Isya saja.
Hikmahnya demikian itu, ialah karena Allah mengetahui, bahwa diantara kaum Muslimin ada yang sakit, ada yang berdagang (berniaga) dan ada pula yang berjuang pada sabilillah (Jihad dijalan agama Allah). Sebab itu tiadalah diwajiban bagi mereka itu sembahyang malam,selain dari Magrib dan Isya.
Dalam ayat ini Allah menyamakan orang berdagang dengan berjuang pada sabilillah, karena kedua-duanya itu sama-sama penting untuk kemajuan agama dan negara. Berkata Abdullah bin Mas'ud: ,,Orang yang membawa barang dagangan dari kota kekota yang lain dengan hati sabar dan karena Allah, lalu dijual menurut harga hari itu, adalah ia masuk golongan orang-orang syahid.

PENGARUH AL QUR'AN PADA SYARAF, OTAK DAN ORGAN TUBUH LAIINYA

Pks Makassar berbagi foto Islamedia.
Penelitian ilmiah: Pengaruh bacaan al Qur’an pada
syaraf, otak dan organ tubuh lainnya. Subhanallah,
menakjubkan!

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan
terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan
kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an…”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang
dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat,
berhasil membuktikan hanya dengan
mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang
Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab
maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam
penyakit merupakan pengaruh umum yang
dirasakan orang-orang yang menjadi objek
penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini
tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan
elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan
darah, detak jantung, ketahanan otot, dan
ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji
cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran
berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan
ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh
penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang
berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang
disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam
Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-
Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan
sampai 97% bagi mereka yang
mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi
oleh penelitian Muhammad Salim yang
dipublikasikan Universitas Boston. Objek
penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang
terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang
tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab
dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang
akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini
terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an
dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang
bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika
mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan
mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika
mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-
Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika
diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut
diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam
Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di
Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya,
bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya
diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape
recorder menunjukkan respons tersenyum dan
menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan
kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an.
Selain menjadi ibadah dalam membacanya,
bacaannya memberikan pengaruh besar bagi
kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika
mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi
(EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu.
Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an
memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan
apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204). 

(from FB Ust. Yusuf Mansur)
Penelitian ilmiah: Pengaruh bacaan al Qur’an pada
syaraf, otak dan organ tubuh lainnya. Subhanallah,
menakjubkan!

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan
terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan
kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an…”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang
dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat,
berhasil membuktikan hanya dengan
mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang
Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab
maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam
penyakit merupakan pengaruh umum yang
dirasakan orang-orang yang menjadi objek
penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini
tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan
elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan
darah, detak jantung, ketahanan otot, dan
ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji
cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran
berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan
ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh
penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang
berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang
disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam
Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-
Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan
sampai 97% bagi mereka yang
mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi
oleh penelitian Muhammad Salim yang
dipublikasikan Universitas Boston. Objek
penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang
terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang
tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab
dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang
akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini
terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an
dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang
bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika
mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan
mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika
mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-
Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika
diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut
diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam
Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di
Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya,
bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya
diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape
recorder menunjukkan respons tersenyum dan
menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan
kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an.
Selain menjadi ibadah dalam membacanya,
bacaannya memberikan pengaruh besar bagi
kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika
mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi
(EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu.
Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an
memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan
apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).

(from FB Ust. Yusuf Mansur)

Senin, 11 Februari 2013

Tanggung Jawab Ilmiah | Kolom Musyafa Ahmad Rahim


Selasa, 12 Februari 2013









Oleh Musyafa Ahmad Rahim


Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya.

Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» (رواه الترمذي، وقال : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ 

Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya,  tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417).

DR. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan: ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan muslim, yaitu:

1 - مَسْؤُوْلٌ عَنْ صِيَانَتِهِ وَحِفْظِهِ حَتَّى يَبْقَى

2 - وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ تَعْمِيْقِهِ وَتَحْقِيْقِهِ حَتَّى يَرْقَى

3 - وَمَسْؤُوْلٌ عَنِ الْعَمَلِ بِهِ حَتَّى يُثْمِرَ

4 - وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ تَعْلِيْمِهِ لِمَنْ يَطْلُبُهُ حَتَّى يَزْكُوَ

5 - وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ بَثِّهِ وَنَشْرِهِ حَتَّى يَعُمَّ نَفْعُهُ

6 - وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ إِعْدَادِ مَنْ يَرِثُهُ وَيَحْمِلُهُ حَتَّى يَدُوْمَ اِتِّصَالُ حَلَقَاتِهِ، وَقَبْلَ ذَلِكَ كُلِّهِ

7 - مَسْؤُوْلٌ عَنْ إِخْلَاصِهِ فِيْ عِلْمِهِ للهِ حَتَّى يَقْبَلَهُ مِنْهُ

  1. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang).

  2. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat.

  3. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah.

  4. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya).

  5. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas.

  6. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali.

  7. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
dpc pks pariaman selatan

Senin, 04 Februari 2013

Syaikh Ammar Penakluk Kemustahilan


|

Islamedia - Syeikh Ammar yang kelahiran Amerika Serikat sejak lahir sudah dalam keadaan cacat. Tidak ada anggota tubuh yang bisa digerakkan kecuali mulut dan mata. Dokter Amerika sendiri ketika kelahiran beliau bahkan menyampaikan bahwa paling sang bayi (beliau) bisa hidup hingga usia 8 tahun saja. Namun atas Qudratullah jua lah, hingga tua seperti sekarang beliau masih hidup bahkan lebih unggul hidupnya dari kita yang tidak cacat secara fisik.

Cacat tidak menghalangi beliau untuk menuntut ilmu dan bersekolah hingga kuliah dan mencapai predikat Professor. Sejak usia 11 tahun sudah mulai menghafal Quran dan ketika menginjak 13 tahun sudah hafal Quran 30 Juz. Selain itu, ketika Universitas mampu meraih nilai tertinggi (cumlaude) pada jurusan penyiaran dan komunikasi. Beliau juga sebagai dosen di universitas yang ada di AS dan Dubai. Yang menarik juga adalah bahwa beliau telah mempunyai anak yang sekarang sudah 14 tahun usianya. Subhanallah! Sungguh mulia wanita yang mau dan ridha bersuamikan beliau.

Sungguh keadaan Syaikh Ammar yang cacat dapat menjadi pelajaran bagi kita yang sempurna secara fisik. Beliau yang cacat saja mampu berprestasi, lalu bagaimana dengan kita? Sehingga menurut beliau bahwa cacat yang sesungguhnya adalah orang yang cacat berpikir, cacat kemauan, cacat perjuangan dan sejenisnya. Dan beliau pun menyampaikan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan menanya kalian (jamaah yang hadir), yang cacat saja mampu menghafal, sedang kalian yang bisa bergerak?

Bagi bangsa Indonesia, ihwal Syaikh Ammar ini pun dapat menjadi pelajaran berharga. Biasanya di negeri kita orang cacat sering ditemui sebagai pengemis. Ini bisa ditemui di kota besar semisal Jakarta atau Banjarmasin sekalipun. Orang buta di negeri kita sering diarahkan kepada pengamen atau menjadi penyanyi, bisa jadi artis hanya beberapa. Jarang sekali yang diarahkan pada prestasi, terlebih pada keunggulan agama, semisal menjadi ulama ataupun menjadi hafizh Al-Quran.

Diantara pesan yang disampaikan Syaikh Ammar untuk jamaah adalah agar menunaikan rukun Islam yang lima: Bersaksi tiada tuhan selain Allah subhanahu wa ta'ala dan Muhammad rasul-Nya, Sholat 5 waktu, puasa dan zakat serta naik haji ke baitullah bagi yang mampu.

Banyak musuh Allah subhanahu wa ta'ala yang menghina Rasulullah (baru-baru ini), maka pesan beliau bela lah Rasulullah dengan cara melaksanakan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat, sekolah, kantor, pabrik dan sebagainya. Bukan dengan jalan teriak-teriak (demonstrasi) dan kekerasan. Juga gunakan lah pula teknologi dalam membela Rasulullah, melalui internet, twiter, facebook dan sejenisnya. Ceritakan keagungan pribadi Rasulullah melalui kisah-kisah dan sebagainya.

Pada kaum wanita, beliau berpesan agar senantiasa menggunakan hijab yang sesuai syariat. Karena wanita ibarat mutiara yang nilainya tinggi. Jika ia mudah dilihat dan dipegang semua orang di jalan-jalan, niscaya murahlah nilainya. Pada jamaah laki-laki beliau berpesan agar berbuat baik pada para istri, jangan pernah mencaci, memukul atau menghinakan istri. Satu yang juga beliau tekankan adalah jangan sampai jamaah pergi ke tukang sihir atau dukun. Juga agar senantiasa beryukur atas nikmat Allah subhanahu wa ta'ala yang agung (kesehatan).

Syaikh Ammar Bugis Sampaikan Ceramah di LIPIA

Bagi seorang muslim, dunia adalah tempat ujian dan ladang pahala. Cobaan  yang diberikan oleh Allah  kepada para hamba-Nya bermacam-macam bentuknya, salah satunya dengan ketidak sempurnaan fisik.
Sebagai seorang Muslim, cobaan tersebut hendaknya disikapi dengan hati yang sabar dan ikhlas. Sebab di balik kekurangan, Allah pasti memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Adalah Syaikh Ammar Bugis, pria lumpuh berdarah Makassar yang lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

Syaikh Ammar lumpuh total sejak  usia 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.

Luar biasa, ditengah keadaan yang serba mustahil, Ammar sudah hafal 30 juz Qur'an sejak usia 11 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Tentunya ini adalah kelebihan yang sangat jarang dimiliki oleh anak-anak zaman sekarang.

Mengawalai nasihatnya dihadapan para dosen dan mahasiswa LIPIA Jakarta, Syaikh Ammar mengomentari sebuah pepatah yang mengatakan bahwa akal yang selamat hanyalah terdapat pada badan yang sehat, menuurutnya hal ini kurang tepat.

“Selama ini kita mendengar pepatah bahwa akal yang selamat itu terdapat pada badan yang sehat, padahal semestinya adalah akal yang selamat hanyalah terdapat pada hati yang sehat,”kata Ammar mengawali nasihatnya.

Hal ini, kata Ammar, terdapat didalam hadits “Jika sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.

Saat beliau menceritakan kesabaran dan ketelatenan ibunya dalam mengurus dan menjaganya sehingga ia saat ini menjadi seorang hafidz Al Quran, para mahasiswa yang hadir menangis tersedu-sedu, bahkan ada beberapa dosen yang bertakbir keras sambil menangis menjerit.

Beliaupun menyayangkan banyak kaum muslimin yang memiliki fisik sempurna tapi hatinya tidak sesempurna fisiknya.“Banyak diantara kita yang memiliki fisik sempurna, tapi hatinya tidak sesuai dengan fisiknya, “katanya.

Beliaupun menyarankan kepada para Mahasiswa agar giat menghafal Al Quran dan jangan mudah putus asa. “Hafalkan Al Quran, lakukan dengan ayat-ayat yang pendek terlebih dahulu, sayapun dulu melakukannya demikian, sampai waktu itu saya bisa menghafal satu juz dalam sehari,” ujarnya.

Setelah kurang lebih satu jam, ceramah di tutup, tiba-tiba seorang dosen dan  pakar Ushul Fiqih asal mesir, DR. Azazi menemuinya dan mencium keningnya.

Ahmad Aris, seorang mahasiswa Fakultas Syari’ah yang mendengarkan ceramah beliau, menangis terharu dan merasa termotivasi oleh nasihat Syaikh Ammar.

“Alhamdulillah, ini motivasi yang sangat luar biasa, saya merasa malu terhadap beliau, kondisi saya yang sempurna fisik ini masih belum bisa apa-apa,” kata Aris saat dihubungi gema islam, Rabu malam (26/12).

sumber : berbagai sumber 

Kisah tentang beliau yang di film kan  

Khadijah, Wanita Tangguh Pendamping Rasulullah SAW


|
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN4etBfiRm7HCDvUqJQtKVWgEAmaq2qCCH5fMABUPbp5yIIIalm-AqrUJcPuJM2UOOBH6Gzlwin2eJs9CMmu4RIJhiaWxecctscSWxyv7MBeTKAeirn3YlbEywxA8KKdjGjWRoeHGPYotX/s1600/KHADIJAH.jpg
Islamedia - “Wanita penghuni surga yang paling mulia ada empat, yaitu Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah istri Fir'aun,” kata Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.

Tentang keutamaan Khadijah, memang tak perlu diragukan lagi. Ia adalah orang pertama yang mendukung penuh tentang kenabian Muhammad SAW. Ia juga relakan seluruh hartanya yang berlimpah demi kemajuan Islam.

Bahkan, ia juga baktikan seluruh jiwa dan raganya, hingga Allah SWT menakdirkan ia meninggal di tengah-tengah masa perjuangan tanpa sempat menikmati sinar-sinar kejayaan Islam.

Dari sela-sela kisah hidupnya yang sangat mulia itu, kita menemukan satu karakter kepribadian khas yang umum dimiliki oleh kaum wanita utama lain.

1. Tokoh masyarakat
Ia disunting pertama kalinya oleh Atiq bin Abid. Begitu sang suami meninggal ia menikah dengan Abu Halah, tetapi harus menjanda kedua kali karena suaminya ini juga meninggal. Setelah itu banyak tokoh quraisy yang datang untuk melamar, namun semua itu ditolaknya secara halus.

Kedudukannya di tengah masyarakat quraisy sangat terhormat. Bukan karena keturunan dan harta, melainkan karena kepribadian dan budi pekertinya yang luhur. Ia bahkan dijuluki “At Thahirah”, yang berarti Si Wanita Suci.

2. Aktif bekerja
Masyarakat mengenal Khadijah sebagai pedagang yang sukses. Selain memiliki banyak budak laki-laki dan perempuan, Khadijah juga menyewa banyak orang untuk menjualkan barang-barangnya ke luar negeri. Apakah kesuksesan itu ia peroleh dengan cara mudah? Tentu saja tidak.

Tak jauh berbeda dengan keadaan pedagang lainnya, yang harus banyak berpergian mencari barang-barang bermutu untuk diperjual belikan kembali. Selain jeli, pedagang juga harus pandai membangun kerjasama dengan rekanan maupun karyawan.

3. Berani dan percaya diri
Sebagai istri, Khadijah memberikan dukungan penuh kepada Muhammad SAW untuk menempuh jalan kebenaran, sekalipun tak lazim. Pilihan suaminya untuk menyepi ke gua Hira misalnya, termasuk sangat aneh dan dinilai tak berguna.

Bagaimana mungkin seseorang meninggalkan kehidupan nyaman bersama anak istri dengan harta berlimpah, kemudian mengasingkan diri ke sebuah gua di puncak bukit di tengah padang pasir tak berpenghuni selama berhari-hari.

Tapi tanpa khawatir omongan orang, Khadijah dengan setia mengurusi kebutuhan suaminya saat berkhalwat di gua Hira. Jika perbekalan habis, Khadijah akan mengantarkan tambahannya, dan ia harus mendaki tebing terjal yang kemiringannya nyaris 45 derajat. Terkadang ia juga menyertai suaminya dengan mendirikan tenda tak jauh dari bukit dan tinggal di sana.

Hal itu Khadijah lakukan semua hanya dengan satu tujuan; mencari kebenaran yang secara rasio akal mustahil datang ke tengah-tengah bangsa mereka yang jahiliyah itu. Sebuah tujuan yang tak bisa dipahami orang lain, namun Khadijah berani menentangnya!

4. Pengayom
Usia dan pengalaman hidup Khadijah turut berperan menumbuhkan karakter pengayom dalam dirinya. Ketika menikah dengan Muhammad SAW, ia berusia 15 tahun lebih tua, dan telah menikah dua kali serta memiliki anak. Secara psikologis, kepribadiannya yang keibuan dan pengayom itu memberikan kasih sayang figur seorang ibu yang tidak diperoleh sempurna oleh Muhammad SAW selama hidupnya.

Secara fisik dan psikologis, Khadijah memang memiliki banyak kelebihan dibanding suaminya yang masih 'hijau' dalam kehidupan berumah tangga. Ini membuatnya memiliki kedudukan yang cukup dominan dalam rumah tangga, bahkan mampu mengambil peran sebagai pelindung suaminya. Kondisi ini tecermin saat Muhammad mengalami keguncangan karena datangnya wahyu, ia tidak terpengaruh, namun justru mengambil posisi sebagai penyelamat keadaan.

Hebatnya, dominasi kepemimpinan yang ia miliki terhadap suaminya itu tetap ia batasi, sehingga tidak sampai merebut kepemimpinan rumah tangga dari tangan suaminya. Sebagai istri shalihah, Khadijah mengambil posisi sebagai bawahan yang taat pada keputusan-keputusan suaminya dalam urusan rumah tangga mereka.

Kepribadian Khadijah ini cukup mewakili karakter kaum muslimah secara umum yang aktif dan dinamis, serta memiliki kecenderungan untuk lebih dominan terhadap suaminya. Ternyata Allah memberikan pengakuan dan pembenaran terhadap kebaradan karakter jenis ini, sepanjang tetap berada dalam batas-batas etika Islami.

Bukankah ada muslimah yang aktif bekerja maupun bermasyarakat, ada pula yang memiliki kecenderungan lebih dominan dibanding laki-laki, bahkan mendapat legitimasi dari masyarakat mengenai peran yang ia lakukan sehingga membuat ia mendapat kedudukan terhormat di tengah mereka?

Maka ini adalah salah satu jenis karakter kepribadian yang boleh jadi akan mengantar pemiliknya menuju surga, selama hal itu diarahkan di jalan Allah SWT. Wallahua'lam

Cepy Pramana
http://blogmotivasionline.blogspot.com/

Minggu, 03 Februari 2013

Mereka pun Kembali ke Pangkuan Tarbiyah...


Senin, 04 Februari 2013





محمد ريزالدي لطيف
@JaLdeee



  1. Sy dpt Testimoni dari ikhwah #FKP Lampung.. FKP ini Forum Kader Peduli.. Isinya yg cabs dr Tarbiyah.. Jd pengkritisi gitu lah.. :D

  2. Sebuah pengakuan ttg seorang ikhwah yg akan kembali kepangkuan tarbiyah: "KEMBALINYA SEORANG FKP LAMPUNG" temen sy nulisnya gitu. :D

  3. Doi sms gini : "Assalamualaikum, akh ini yudha lampung, jujur mendengar ust anis matta pidato , hati ini menangis, mata ini basah.."

  4. "Ana tak rela gerakan dakwah ini dizhalimi, Ana sadar sebagai manusia ana melakukan banyak kesalahan ana bertobat," lanjutnya.

  5. “ana rindu antum, tarbiyah, ukhuwah dan semuanya," kata ikhwah yg sempat insilah (keluar) ini.. Masya allaah.. :')

  6. "jika diizinkan ana ingin kembali berjuang dijalan dakwah& berjalan membawa kafilah perubahan di negeri ini, Insya Allah.."

  7. "Ana akan datang ke pks lampung dan memulai tarbiyah dari awal lagi, dari nol.. ANA INGIN KEMBALI...Mohon doanya..". Masya Allaah. :')

  8. Dan ia menutup dengan kalimat "Afwan Wasalam Allahu ma'ana.."

  9. Masya Allaah.. Indah betul cara Allah membesarkan Jamaah Tarbiyah ini.. Wamakaru wamakarullah.. Wallahu khairul maakiriin...

  10. Maka benarlah kata ustadz @anismatta bahwa "Makar ini adalah Hentakkan Sejarah, yang Membangunkan Macan tidur"..

  11. Dan cerita ini bukan hanya 1 ini.. Banyak sekali yang jadi kembali ke PKS.. Ada juga yang jadi gabung karena simpati dll..

  12. Masya Allaah.. Ini indah pisan.. Ahlan bikum yaa ikhwah.. Nuhibuukum fillah! :')

  13. Buat yang belum balik ke sini, ke rumah kita ini.. Gapapa ko kalo mau balik lagi.. Tangan ini selalu siap peluk antm. :')

  14. Dan barusan juga ada yg DM sy.. Beliau baru hari ini kembali ke Pelukan ukhuwah Tarbiyah..Setelah 1.5tahun ga LiQo..Allaahu Akbar!!

  15. Allahumma Iyakana'budu Waiyyakanastaiyn!! Allahumma Iyakana'budu Waiyyakanastaiyn!! Allahumma Iyakana'budu Waiyyakanastaiyn!!

  16. Jalan ini Perih Memang.. Tapi dari jalan inilah kita akan Menggebrak Peradaban.. Kuntum khairu Ummah!! 
*dari twitter @JaLdeee  pks pariaman selatan

Sikap Itsar dalam Dinamika Politik


Senin, 28 Januari 2013

Oleh : Ust Cahyadi Takariawan

Ketika dakwah memasuki wilayah politik, ada berbagai dinamika yang menjadi bagian dari konsekuensi perpolitikan. Misalnya saja setiap prosesi politik lima tahunan, berupa pemilihan umum legislatif, atau pemilihan presiden, atau pemilihan kepala daerah. Selalu saja ada dinamika dalam menentukan calon anggota dewan, calon presiden yang diusung, atau calon kepala daerah yang diusung. Tentu saja dinamika itu adalah hal yang wajar, mengingat keputusan yang diambil menyangkut wilayah strategis dan memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Pada berbagai partai politik, penentuan kepengurusan partai, penentuan calon anggota dewan, penentuan calon kepala daerah yang diusung, selalu menimbulkan konflik. Mereka berebut posisi, berebut jabatan, berebut kesempatan. Ambisi politik telah mengalahkan akal sehat, sehingga tidak jarang partai menjadi pecah dan berantakan. Kekecewaan akibat tidak ditempatkan sebagai calon anggota dewan, sering menjadi dalih untuk bertikai. Saling menjegal, saling menyikut, dan akhirnya menimbulkan barisan sakit hati. Rutin terjadi setiap prosesi pemilihan dan penentuan posisi politik.
Di sisi lain, sebagai muslim kita mendapatkan ajaran ukhuwah yang sangat indah. Kita mendapatkan arahan untuk mendahulukan saudaranya dibanding diri sendiri. Kita tidak diperbolehkan berlaku egois yang hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri. Ajaran tersebut kita kenal sebagai itsar, yaitu mengutamakan kepentingan saudaranya di atas kepentingan diri sendiri.


Adakah Itsar dalam Aktivitas Politik?
Mari tinggalkan perpecahan dan pertikaian berbagai partai politik setiap kali menentukan  posisi perpolitikan. Sesungguhnyalah sampai saat ini, itsar tetap terjaga dalam berbagai kegiatan politik. Dalam skala mikro, di tubuh gerakan dakwah yang berbentuk partai politik, kita bisa menyaksikan bagaimana prosesi pemilihan bakal calon anggota dewan. Ustadz Untung Wahono berkali-kali menyatakan, “Andai boleh memilih, saya memilih tidak menjadi calon anggota dewan. Biarlah ikhwah lain yang menduduki posisi itu, mereka jauh lebih layak dan lebih tepat dibanding dengan saya”.

Pada kesempatan lain, ustadz Untung Wahono menyatakan, “Andai saya boleh memberikan posisi yang diberikan kepada saya sebagai calon anggota legislatif kepada kader lainnya, pasti akan saya berikan. Saya lebih nyaman tidak menjadi calon anggota dewan”.

Sahabat saya, Muhammad Darul Falah menceritakan, “Saya memiliki aktivitas rutin setiap lima tahun sekali, yaitu mengundurkan diri dari proses pencalonan sebagai anggota dewan. Sayangnya, pengunduran diri itu selalu ditolak”. Menurutnya, masih sangat banyak kader lain yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih tepat untuk menempati posisi itu. Ia tidak bersedia dijadikan calon anggota dewan, namun karena sifatnya adalah penugasan, maka setiap kali mengajukan pengunduran diri, selalu ditolak oleh para pimpinan di partai dakwah tempatnya berkiprah.
Bu Anis Byarwati dengan cepat merespon keputusan pimpinan Partai yang menyatakan tidak diperbolehkan suami isteri menjadi calon anggota dewan. Hanya diperbolehkan salah satu saja yang dicalonkan. Beliau mantap tidak maju menjadi calon anggota dewan, dan mempersilakan sang suami yang diproyeksikan menjadi calon anggota dewan. Semua mengerti, bahwa bu Anis Byarwati memiliki kapasitas yang sangat relevan dengan tugas sebagai anggota dewan, apalagi setelah beliau menyandang gelar doktor bidang ekonomi belum lama ini. “Masih banyak kader lain yang memiliki potensi dan kapasitas untuk menjadi anggota dewan”, ungkap beliau suatu ketika.

Demikian pula ustadz Makruf Amary yang selalu menolak untuk dijadikan calon anggota dewan. Beliau memilih menikmati kegiatan sosial karena merasa tidak tepat mendapat amanah sebagai anggota dewan. “Biarlah kader-kader lain yang ditempatkan dalam posisi anggota dewan, saya tidak tepat diberi amanah di bidang itu”. Padahal setiap menjelang Pemilu nama beliau selalu muncul sebagai salah seorang calon anggota dewan, namun beliau selalu konsisten menolak amanah itu karena merasa tidak tepat. “Saya diberi amanah dakwah yang lain saja. Masih sangat banyak amanah dakwah di luar parlemen”, lanjutnya.

Masih sangat banyak kita lihat fenomena seperti itu. Jika banyak kalangan masyarakat selama ini menilai, setiap partai politik atau politisi selalu berebut untuk menjadi anggota legislatif, maka terbukti penilaian itu tidak benar. Di kalangan kader dakwah, sikap mempersilakan kader lain untuk menempati posisi calon anggota dewan masih selalu kita jumpai di antara mereka. Tidak ada yang berebut posisi, daerah pemilihan atau nomer urut pencalonan. Semua saling mempersilakan kader lainnya.

Hanya karena penugasan atau keputusan Partai, maka mereka bersedia menjadi calon anggota legislatif. Bukan saling berebut ingin menjadi calon anggota legislatif. Namun mereka saling mempersilakan kader lainnya, dan dengan sikap itu memudahkan para pimpinan Partai untuk menempatkan calon anggota dewan tanpa ada keributan atau perebutan.


Belajar Itsar dari Generasi Terdahulu
Itsar sudah menjadi pelajaran penting dari generasi keemasan Islam. Para sahabat Anshar dan Muhajirin menjadi pembahasan yang sungguh luar biasa indah dalam pelajaran itsar. Anshar telah memiliki sikap yang sangat tulus dalam memuliakan saudara-saudara mereka dari kalangan Muhajirin. Kecintaan, pembelaan, pengutamaan terhadap saudara mereka atas diri mereka sendiri sungguh mencengangkan, sehingga pantas diabadikan dalam Al Qur’an :

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan” (Al Hasyr : 9).

Para sahabat Anshar digambarkan memiliki dua karakter yang sangat kuat, yaitu mencintai komunitas Muhajirin (yuhibbuuna man haajara ilaihim), dan memiliki kelapangan dada (salamatush shadr) terhadap Muhajirin. Coba perhatikan kalimat yang digunakan Al Qur’an dalam memberi gambaran kebersihan dan ketulusan hati masyarakat Anshar : “Walaa yajiduuna fii shuduurihim haajatan mimmaa uutuu, dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin)”.

Allah menggunakan kata shudur, bukan qulub, ketika menggambarkan kondisi kelapangan dada masyarakat Anshar. Qulub (hati) itu lebih kecil bentuknya, dibandingkan dengan shudur (dada). Orang-orang Anshar itu memiliki kelapangan dada dalam berinteraksi dengan Muhajirin, tampak dalam penggunaan kata “haajatan”. Mereka tidak memiliki suatu keinginan dalam dada. Jangankan iri atau dengki (hasad), keinginan (hajat) saja tidak ada. Hasad tentu lebih besar nilainya dan lebih parah, sementara keinginan (hajat) itu lebih kecil dan sederhana.

Hal kecil berupa “hajat” saja tidak dijumpai dalam dada (shadr) mereka yang luas. Apalagi hasad. Luar biasa penggambaran ini !
Wa yu’tsiruuna ‘alaa anfusihim walau kaana bihim khashaashah, dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan”. Ketika Anshar mengutamakan (itsar) kepada Muhajirin, bukan berarti mereka tidak memiliki kesulitan. “Walau kaana bihim khashaashah”, masyaallah! Mereka memiliki kesulitan, namun tetap mengutamakan Muhajirin atas diri mereka sendiri. Luar biasa sikap yang ditampakkan oleh para sahabat generasi terdahulu.

Bagaimana Mereka Melakukannya?
Perhatikanlah kisah itsar di kalangan para sahabat Nabi Saw berikut ini. Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw, lalu dia berkata, “Sungguh aku ini miskin dan sangat lapar.” Lalu Rasulullah Saw menyampaikan hal tersebut kepada sebagian istri beliau. Maka mereka berkata, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan hak, saya tidak memiliki apa-apa kecuali air. Kemudian Rasulullah Saw menyampaikan hal itu kepada istri-istri beliau yang lain. Sampai semuanya mengatakan jawaban yang sama, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan hak, saya tidak memiliki apa-apa kecuali air”.

Rasulullah Saw pun bertanya kepada para sahabat, “Siapakah kiranya yang sudi menjamu tamuku malam ini?” Maka berkatalah seorang dari kalangan Anshar, “Saya wahai Rasulullah.” Kemudian sahabat tersebut membawa tamunya ke rumahnya dan berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah Saw.”

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa shahabat tersebut bertanya kepada istrinya, “Apakah kamu memiliki sesuatu (untuk menjamu tamu Rasulullah Saw). Istrinya pun menjawab, “Tidak ada, hanya makanan yang cukup untuk anak-anak kita”. Lalu sahabat tersebut berkata, “Sibukkanlah anak-anak kita dengan sesuatu (ajaklah bermain), kalau mereka ingin makan malam, ajak mereka tidur. Dan apabila tamu kita masuk (ke ruang makan), maka padamkanlah lampu. Dan tunjukkan kepadanya bahwa kita sedang makan bersamanya”.

Mereka duduk bersama, tamu tersebut makan, sedangkan mereka tidur dalam keadaan menahan lapar. Tatkala pagi, pergilah mereka berdua (sahabat dan istrinya) menuju Rasulullah Saw. Lalu Rasulullah Saw memberitakan pujian Allah subhanahu wata’ala terhadap mereka berdua, “Sungguh Allah merasa kagum dengan perbuatan kalian berdua terhadap tamu kalian” (Muttafaq ‘alaih). Kemudian Allah menurunkan surat Al Hasyr ayat 9.

Subhanallah! Luar biasa sikap para sahabat Nabi Saw dalam mengutamakan saudara-saudara mereka. Kisah Perang Yarmuk berikut juga sangat masyhur. Abdullah bin Mush’ab Az Zubaidi dan Hubaib bin Abi Tsabit menceritakan, bahwa dalam perang Yarmuk, Ikrimah meminta air minum, kemudian ia melihat Suhail sedang memandangnya, maka Ikrimah berkata, “Berikan air itu kepadanya.” Dan ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang melihatnya, maka iapun berkata, “Berikan air itu kepadanya (al Harits)”. Namun belum sampai air itu kepada al Harits, ternyata ketiganya telah meninggal tanpa sempat merasakan air tersebut (Riwayat Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat dan Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid).

Sangat banyak kejadian semacam ini pada zaman keemasan Islam. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Abu Thalhah pada perang Uhud menjadi pasukan panah dengan posisi di depan Nabi Saw, dia memang seorang yang ahli memanah. Apabila Abu Thalhah memanah maka Rasulullah Saw memperhatikan kemana sasaran anak panahnya mengena. Maka Abu Thalhah mengangkat dadanya (untuk melindungi Nabi) seraya berkata, “Wahai Rasulullah, supaya engkau tidak terkena sasaraan panah musuh, biarlah yang terkena adalah leherku bukan lehermu” (Riwayat Ahmad dan selainnya, sanadnya shahih).

Kisah beredarnya kepala kambing berikut juga sangat terkenal. Ibnu Umar Ra menceritakan bahwa salah seorang dari shahabat Nabi Saw diberi hadiah kepala kambing, dia lalu berkata, “Sesungguhnya Fulan dan keluarganya lebih membutuhkan ini daripada kita.” Ibnu Umar mengatakan, “Maka ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang lain, dan secara terus menerus hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada yang lain hingga berputar sampai tujuh rumah, dan akhirnya kembali kepada orang yang pertama kali memberikan” (Riwayat al Baihaqi dalam Asy-Syu’ab).

Ada lagi kisah anggur. Ibnu Umar suatu ketika mengalami sakit, dia sangat menginginkan anggur pada awal musimnya. Maka dia mengutus Shafiyah dengan membawa satu dirham untuk membeli anggur segar. Ketika utusan mengantarkan anggur, dia diikuti oleh seorang pengemis. Setelah sampai di pintu rumah, maka utusan masuk. Dari luar berkata pengemis, “Ada pengemis.” Maka Ibnu Umar berkata, “Berikan anggur itu kepadanya.” Maka utusan itu memberikan anggur tersebut kepada si pengemis (Riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab).

Kejadian demikian itu terulang hingga dua kali, sehingga Shafiyah meminta agar pengemis itu tidak kembali lagi untuk ketiga kalinya.

Berikut adalah kisah roti. Anas bin Malik meriwayatkan dari Aisyah Ra, bahwa ada seorang miskin meminta-minta kepadanya padahal dia sedang berpuasa, sementara di rumahnya tidak ada makanan selain sekerat roti kering, berkata Aisyah kepada pembantunya, “Berikan roti itu kepadanya,” si pembantu menyahut, “Engkau nanti tidak memiliki apa-apa untuk berbuka puasa”. Maka beliau berkata lagi, “Berikan roti itu kepadanya.” Perawi mengatakan, “Maka pembantu itu melakukannya, dan dia berkata, “Belum menjelang sore ada salah satu dari keluarga Nabi, atau seseorang yang pernah memberi hadiah mengantarkan daging kambing (masak) yang telah ia bungkus. Maka beliau memanggilku dan berkata, “Makanlah engkau, ini lebih baik daripada rotimu tadi” (Riwayat Imam Malik dalam Al-Muwaththa’).

Kisah berikut juga sangat menyentuh. Dari Aun bin Abdullah dia berkata, “Seseorang yang sedang berpuasa berteduh, ketika menjelang berbuka seorang pengemis datang kepadanya, ketika itu dia memiliki dua potong kue. Maka salah satunya diberikan kepada si pengemis, namun sejenak ia berkata, “Sepotong tidaklah membuatnya kenyang, dan sepotong lagi tidak membuatku kenyang, maka kenyang salah satu lebih baik daripada kedua-duanya lapar.” Akhirnya ia berikan yang sepotong lagi kepada si pengemis. Kemudian ketika tidur dia bermimpi didatangi seseorang dan berkata, “Mintalah apa saja yang kau kehendaki.” Dia menjawab, “Aku minta ampunan”. Orang tersebut berkata, “Allah telah melakukan itu untukmu, mintalah yang lain lagi!” Dia berkata, “Aku memohon agar orang-orang mendapatkan pertolongan” (Riwayat Ad-Dainuri dalam Al-Mujalasah).
Kita memang belum ada apa-apanya dibanding mereka. Kadang masih ada hasad dalam hati kita terhadap posisi, kedudukan, jabatan dan kekayaan yang ada pada saudara kita. Astaghfirullahal ‘azhim. Kadang masih kita jumpai ada hasad dalam hati kita atas peluang kejayaan yang dimiliki atau diberikan kepada saudara kita. Astaghfirullahal ‘azhim. Dalam hati (qalb) yang kecil, terdapat hasad yang besar. Sementara para sahabat terdahulu, dalam dada (shadr) mereka yang luas, tidak terdapat hajat yang kecil. Subhanallah. 
dpc pks pariaman

Untuk Kader PKS, Mari Lebih Banyak Berdo'a


Jumat, 01 Februari 2013

Bagi kader PKS, situasi seperti apapun justru bisa membuat kita bertambah kedekatannya kepada Allah Swt. Marilah kita lantunkan do'a kepada Allah Swt, semoga kita bisa melewati fase ujian ini, dan keluar sebagai pemenang.
Doa untuk Dakwah dan Qiyadah
(Oleh Ustadz Abdul Wahid)


بسم الله الرحمن الرحيم اللهمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالْإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بالْإِيْمَانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالرَّسُوْلِ مُحَمّدٍ صلى الله عليه وسلم وَلَكَ الْحَمْدُ بِالدَّعْوَةِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْأُخُوَّةِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْجَمَاعَةِ ... لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا

Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji atas ni’mat Islam yang Engkau anugrahkan, ni’mat iman, ni’mat Al-Quran, ni’mat Rasul Muhammad SAW, ni’mat da’wah, ni’mat ukhuwwah, ni’mat berjamaah,.. Segala puji hanya bagi-Mu atas segala ni’mat yang telau Engkau anugerahkan kepada kami.
سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ

Maha suci Engkau, kami tak kan dapat menghimpun pujian yang layak bagi-Mu, Engkau adalah seperti pujianMu atas diri-Mu sendiri. Maka hanya bagi-Mu segala pujian hingga Engkau ridha kepada kami, dan segala puji bagi-Mu sesudah Engkau meridhai.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الأَنْبِيَاءِ، قُدْوَتِنَا فيِ الشُّكْرِ عَلَى النّعْمَاءِ والصَّبْرِ عَلَى الْبَلَاءِ، فيِ الثَّبَاتِ عِنْدَ الأَذَى وَفِي التَّقَرُّبِ إِلَيْكَ والاِلْتِجَاء

Ya Allah, sampaikan shalawat, salam, dan keberkahan kepada pemimpin kami Nabi Muhammad SAW, pemimpin para nabi, teladan kami dalam bersyukur atas ni’mat-Mu, dalam bersabar menghadapi ujian, teladan kami dalam tsabat menghadapi gangguan, dalam upaya selalu mendekat dan kembali mengadu kepada-Mu.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Ma'afkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَاب

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa orang-orang yang beriman pada hari perhitungan.
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا، وَاغْسِلْ حَوْبَتَنَا، وَأَجِبْ دَعْوَتَنَا، وَثَبِّتْ حُجَّتَنَا، وَاهْدِ قُلُوْبَنَا، وَسَدِّدْ أَلْسِنَتَنَا، وَاسْلُلْ سَخَائِمَ صُدُوْرِنَا

Ya Allah, terimalah taubat kami, hapuskan dosa kami, terimalah doa kami, kokohkan argumentasi kami, tunjuki selalu hati kami, tepatkan ucapan lisan kami dan hilangkan semua penyakit dari dalam dada kami. 
اللهمَّ اجْعَلْنَا لَكَ ذَاكِرِيْنَ.. لَكَ شَاكِرِيْنَ.. لَكَ أَوَّابِيْنَ.. لَكَ مُخْبِتِيْنَ

Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang selalu berdzikir mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, kembali dan selalu tunduk khusyu’ kepada-Mu.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُوْفِيْنَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوْا، الصَّابِرِيْنَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ، اِجْعَلْنَا مِنَ اَّلذِيْنَ صَدَقُوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُتَّقُوْنَ

Ya Allah jadikan kami termasuk orang-orang yang memenuhi janji tatkala berjanji, termasuk orang-orang yang sabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam pertempuran. Jadikan kami termasuk mereka yang benar imannya dan mereka yang bertakwa.
اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا، وَاحْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا، وَمِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ أَيْمَانِنَا، وَعَنْ شَمَائِلِنَا، وَمِنْ فَوْقِنَا، وَنَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا

Ya Allah, tutuplah aurat dan keburukan kami, gantikan kekhawatiran kami dengan keamanan, jagalah kami dari depan kami, dari belakang kami, dari kanan dan kiri kami, dari atas kami. Dan kami berlindung kepada-Mu dari ancaman serangan di bawah kami.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَشْكُوْ إِلَيْكَ ضَعْفَ قُوَّتِنَا، وَقِلَّةَ حِيْلَتِنَا، وَهَوَانِنَا عَلَى النَّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ وَأَنْتَ رَبُّنَا فَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا. اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَلاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ يَا نِعْمَ الْمُجِيْبُ

Ya Allah kami mengadu kepada-Mu tentang lemahnya kekuatan kami, sedikitnya daya upaya kami, dan pandangan hina orang lain kepada kami, wahai Dzat yang Paling Menyayangi.. Engkaulah Rabb orang-orang yang tertindas dan Engkaulah Rabb kami, jangan biarkan kami mengurus diri kami sendiri tanpa bantuanMu. Ya Allah jangan biarkan kami mengurus diri kami sendiri tanpa bantuan-Mu sekejap matapun, dan jangan serahkan kami kepada siapapun diantara makhluk-Mu.
اللَّهُمَّ أَكْرِمْنَا وَلاَ تُهِنَّا، وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا، وَزِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا، وَآثِرْنَا وَلاَ تُؤْثِرْ عَلَيْنَا، وَارْضَ عَنَّا وَأَرْضِنَا

Ya Allah, muliakanlah kami dan jauhkan kami dari kehinaan, anugrahkan untuk kami segala kebaikan dan hilangkan penghalang antara kami dengannya, tambahkan (kualitas dan kuantitas) kami dan jangan Engkau kurangi, utamakan kami untuk meraih rahmat-Mu, ridhai kami dan jadikan kami diridhai oleh hamba-Mu.  
اللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَى أَخِيْنَا لُطْفِيْ حَسَن إِسحَاق وَعَائِلَتِهِ وَأَقْرِبَائِهِ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْهِمْ
اللَّهُمَّ اجْزِهِ ثَوَابَ جِهَادِهِ السَّنَوَاتِ ، وَقَدْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا فَزِدْ فيِ حَسَنَاتِهِ يَا مَنْ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ . اللَّهُمَّ هَا نَحْنُ قَدْ أَحْسَنَّا الظَّنَّ ِبِـــإِخْوَانِنَا كَمَا أَمَرْتَنَا

Ya Allah, limpahkan kesabaran kepada guru kami, saudara kami, Luthfi Hasan Ishaaq, keluarga dan kerabatnya, kokohkan pendirian mereka dalam kebenaran, dan tolonglah mereka atas siapapun yang berbuat zalim kepada mereka. Ya Allah balaslah ia dengan pahala jihadnya yang telah ia lakukan bertahun-tahun, ya Allah beliau telah berbuat baik kepada kami, tambahkan kebaikannya wahai Dzat yang di sisi-Nya sebaik-baik balasan. Ya Allah inilah kami, telah berbaik sangka kepada saudara-saudara kami sebagaimana perintah-Mu kepada kami..
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Rabb Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian ada dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
اللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْراً مِنْ أَمْسِنَا، وَاجْعَلْ غَدَنَا خَيْراً مِنْ يَوْمِنَا، وَأَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

Ya Allah jadikanlah hari ini bagi kami lebih baik dari kemarin, hari esok kami lebih baik dari hari ini, jadikanlah kesudahan akhir setiap urusan kami sebagai kebaikan bagi kami, lindungi kami dari kehinaan di dunia dan adzab di akhirat.
اللَّهُمَّ انْصُرْنَا عَلَى أَعْدَاءِ الإِسْلاَمِ. وَانْصُرْنَا عَلَى كُلِّ مَنْ وَالَى أَعْدَاءَكَ وَعَادَى أَوْلِيَاءَكَ، وَكُلِّ مَنْ رَفَضَ شَرِيْعَتَكَ وَاضْطَهَدَ دَعْوَتَكَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ يُرَدُّ عَنِ القَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَحْبِطْ يَا ذَا الْكَيْدِ الْمَتِيْنِ كَيْدَهُمْ، وَأَبْطِلْ يَا خَيْرَ الْمَاكِرِيْنَ مَكْرَهُمْ.  اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَهُمْ سَبِيْلاً عَلَى أَحَدٍ مِنْ عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ya Allah, tolonglah kami atas musuh-musuh Islam, tolonglah kami dalam menghadapi semua yang membantu musuh-musuh-Mu dan memusuhi wali-wali-Mu, serta siapapun yang menolak syariat-Mu dan menekan da’wah-Mu. Ya Allah, turunkan kepada mereka hukuman-Mu yang tak kan terhindarkan dari orang-orang yang berbuat jahat. Ya Allah, wahai Pemilik tipu daya yang kokoh, lenyapkan tipu daya dan makar mereka. Ya Allah, jangan biarkan satu jalan pun bagi mereka untuk menghinakan seorang pun diantara hamba-hamba-Mu yang beriman.
اللَّهُمَّ انْصُرْ دَعْوَتَنَا وَانْشُرْ فِكْرَتَنَا وَبَارِكْ أُخُوَّتَنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَ وَفِّقْ قَادَتَنَا وأَيِّدْهُمْ بِالْحَقِّ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَاجْعَلْنَا صَفًّا كَأَنَّــــنَا بُنْيَانٌ مَرْصُوْصٌ

Ya Allah, tolonglah da’wah kami, sebarkan fikrah islamiyah kami, berkahi ukhuwwah kami, jinakkan dan satukan hati kami, bimbinglah para pemimpin kami, dukunglah mereka dengan kebenaran di mana pun mereka berada, dan jadikan kami satu shaf bagaikan bangunan yang tersusun kokoh.
اللَّهُمَّ  يَا رَحْمَنُ اِجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلاماً

Ya Allah Ya Rahman, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيْمَهَا، وَخَيْرَ أَعْمَارِنَا أَوَاخِرَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah saat kami menutupnya, jadikan sebaik-baik usia kami adalah saat kami mengakhirinya, dan hari terbaik kami adalah saat kami bertemu dengan-Mu.
دُعَاءُ الرَّابِطَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةَ وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةَ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 
وَصَلِّ اللّهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
 
 
 
dpc pks pariaman selatan