Margaret Puspitarini
Senin, 31 Desember 2012 11:07 wib
Foto : Alumni ITB Yudi Lesmana/ITB
JAKARTA - Bagi sebagian besar orang,
kemampuan daya ingat yang tinggi mampu membantu mereka meraih prestasi
akademis yang gemilang. Bahkan, bagi salah seorang alumni Institut
Teknologi Bandung (ITB) Yudi Lesmana, kemampuan daya ingat yang
dimiliki mengantarkannya menyandang predikat "International Grand Master of Memory".
Pemuda
kelahiran pada 26 Januari 1988 itu telah mendalami keahlian mengingat
sejak umur 14 tahun. Dia sempat mengikuti kursus daya ingat di Kota
Medan yang berasal dari Malaysia dengan tujuan awal untuk membantu
mengingat pelajaran. Namun, ternyata manfaat yang diperoleh jauh lebih
besar. Pada 2002, dia berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sekaligus, yaitu "Pria Indonesia pertama dan termuda
mampu mengingat 880 digit angka dalam waktu satu jam" dan "Pria
Indonesia pertama dan termuda mampu mengingat 11 deck kartu remi dalam satu jam".
Kemudian, pada 2003 dia berhasil dinobatkan sebagai "International Grand Master of Memory"
dengan menduduki posisi ke-20 yang diperoleh dalam ajang World Memory
Championship (WMC). Kedudukan ini diperkuat setelah dia mengikuti ajang
WMC kembali pada tahun ini dengan kenaikan ranking pada urutan 12.
Yudi
mengaku, kemampuan daya ingat yang dimilikinya sangat membantu semasa
menjalani perkuliahan di Teknik Pertambangan ITB. "Saya menjadi tidak
butuh waktu yang lama untuk belajar. Sehingga, saya masih punya banyak
waktu untuk berkegiatan lain di kampus," ungkap pemuda yang pernah
menjadi staf Kementerian Sosial-Politik Keluarga Mahasiswa ITB itu,
seperti dikutip dari situs ITB, Senin (31/12/2012).
Mantan Wakil
Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB itu berharap dapat
mengembangkan memory sport di Indonesia. Dia ingin membuat badan memory
sport national sebagai penyelenggara kompetisi memory sport national.
Sebab, tidak seperti negara lain peserta WMC, Indonesia tidak memiliki
badan khusus yang mengirimkan warga negaranya untuk bertanding pada
WMC.
"Saya mengharapkan kerja sama dari pihak-pihak yang
berkeinginan memajukan memory sport di Indonesia sehingga teknik-teknik
dasar memori ini dapat diaplikasikan secara luas pada pendidikan di
sekolah-sekolah, para profesional di bidangnya masing-masing dan orang
awam. Tahun depan saya akan mempersiapkan diri jauh-jauh hari dan
membina bibit-bibit grand master di Indonesia sehingga Indonesia berjaya di World memory Championship 2013," tutur pria yang menargetkan juara dunia WMC itu.
Menurut
Yudi, kemampuan memori merupakan sebuah keahlian yang jika dipelajari
dan dilatih terus-menerus akan menjadi sesuatu yang hebat. Dia berpesan
agar para kawula terus mengembangkan diri dan kemampuan yang mereka
miliki. "Terus kembangkan potensi yang ada pada dirimu masing-masing.
Jangan sampai aktivitas rutin mematikan potensimu," imbuh Yudi.
Gelar Grand Master of Memory
merupakan gelar yang cukup prestisius karena hingga saat ini hanya ada
128 orang di dunia yang menyandangnya. Gelar ini diberikan kepada
kompetitor yang mampu mengingat minimal 1.000 digit angka acak dalam
satu jam, 10 deck kartu remi yang telah dikocok dalam waktu satu jam, dan satu deck kartu remi dalam waktu kurang dari dua menit. Selain Yudi, hanya ada tiga Grand Master of Memory lainnya yang berasal dari Indonesia. (pks pariaman selatan)
(mrg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar