Tampilkan postingan dengan label Berkah Illahi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berkah Illahi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Juli 2013

Ulama Salafi Mesir: ‘Malaikat Jibril Dukung Pemerintahan Mursi’


salaf
PENDUKUNG Mursi terus berjuang untuk memrotes militer Mesir. Bahkan, kini tersiar kabar bahwa Malaikat Jibril pun turun untuk menenangkan situasi yang tengah bergolak. Hal ini disampaikan oleh seorang ulama Salafi pendukung Muhammad Mursi. Ia mengatakan bahwa Jibril telah turun di masjid Rabiah Adawiyah dan membenarkan pemerintahan Muhammad Mursi.
Sumber-sumber informasi Arab yang dirangkum oleh kantor berita Shabestan melaporkan bahwa Syekh Jamal Abdulhadi, salah seorang ulama dan pendukung Muhammad Mursi mengeluarkan pernyataannya itu pada Sabtu (27/7).
“Para pendukung kami yang tengah melakukan shalat, melihat Malaikat Jibril turun di masjid Rabiah Adawiyah. Jibril menegaskan tetap tinggalnya Mursi di pemerintahan dan tidak menerima pemecatannya dari kekuasaan.”
Para pengunjuk rasa di masjid Rabiah Adawiyah menjawab pidato Abdulhadi ini dengan teriakan Allahu Akbar. Sebelum ini Abdulhadi mengatakan bahwa salah satu tokoh dalam mimpinya melihat Rasulullah Saw, dimana beliau menunjuk Muhammad Mursi untuk mengimami shalat, demikian juga melihat adanya delapan ekor merpati yang duduk di pundak Mursi. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintahan Mursi harus berjalan selama delapan tahun. [sm/islampos/sha]

Rabu, 20 Maret 2013

Ada Apa Dengan Lalat ?



“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar benarnya. Sesungguhnya Allah benar benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS Al Hajj :73-74)
Ayat ini merupakan kemujizatan tersendiri pada waktu itu ketika Allah menantang mereka (orang orang kafir) bahwa sesembahan selain Allah tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, sebab penciptaan menjadi milik prerogative Sang Pencipta yang tidak ada tandingannya.
Adapun tantangan lain, dan mukjizat besar yang terkandung dalam ayat ini dan merupakan langkah maju mendahului sains modern sebagai berikut :
Ketika lalat mengambil sesuatu di makanan, ia mengeluarkan getah khusus yang berasal dari air liurnya, lalu dengan kecepatan tinggi yang diperkirakan mencapai sepersekian detik,  getah tersebut sudah tercampur dengan makanan , sehingga memudahkan lalat untuk menyerapnya dengan belalainya.
Karena itu, makanan yang sudah dirampas lalat, meski remeh dan tidak bernilai, tetap tidak bisa diselamatkan dan direbut kembali, sebab dengan efek getah  tersebut ia sudah berubah secara kimiawi menjadi komposisi  jenis khusus sebelum ke dalam perut lalat, sehingga orang akan kewalahan untuk merebut kembali makanan yang telah dicuri lalat.
Ayat ini juga mengandung aspek kemukjizatan lain yang baru diketahui seiring dengan kemajuan disiplin ilmu serangga, yaitu kemampuan lalat dalam menularkan virus virus penyebab penyakit.
Manusia maupun sesembahan mereka selain Allah tidak akan mampu menciptakan serangga lemah seperti lalat. Lebih dari itu, merekapun tidak akan mampu merebut kembali sesuatu yang telah dirampas lalat, entah itu makanan, minuman, kesehatan hingga sebabnya hilangnya nyawa. Mereka bahkan jauh lebih lemah lagi, sementara Allah Maha Perkasa lagi Maha Digdaya. Namun ironisnya, meminjam istilah Al Quran, mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan sebagaimana mestinya.  – Kemukjizatan Al Quran dan Sunnah – Prof DR Yusuf al Hajj Ahmad)

Jumat, 08 Februari 2013

Mirip Tom Hardy The Dark Knight Rises, Preman ini bergabung dengan PKS


Kamis, 07 Februari 2013


Penggemar film laga pasti mengenal Tom Hardy yang mencuat lewat film FIGHTER dengan tato ditubuhnya dan menjadi bersinar saat membintagi film The Dark Knight: RISES menjadi musuh utama Batman. Nah, ada seorang mantan preman Jakarta yang wajah, badan dan tatonya mirip dengan Tom Hardy. Takjubnya, mantan preman ini sekarang bergabung bersama barisan dakwah. Berikut kisah 'mantan preman' yang mirip Tom Hardy yang kami ambil dari web pksjaktim.org...

****

Sun adalah panggilanya, nama lengkapnya Sun Jaya (31 thn).

Beliau merupakan salah seorang yang ikut pengajian 3 kali dalam sepekan yang dipimpin oleh ustadz Amin Agustin, ketua DPRa PKS Kampung Melayu.
Beliau adalah mantan preman, penjudi, pemabok, pemakai narkoba, pemalak, & senang berkelahi. Hidupnya selalu berteman dengan kekerasan, berkelahi dengan pemimpin preman lainnya karena saking banyak pengikutnya.
Sehingga tak heran dengan hanya duduk di dekat lapangan Jenderal Urip, anak buahnya datang untuk menyetorkan ‘bagi hasil’ mereka. Semua aktifitas dunia kelam telah ia lakukan. Di lingkungan tempat tinggalnya, di RW. 04, Kampung Melayu, Sun adalah seorang yang disegani oleh warga.
Seiring perjalanan waktu, Sun mendapat sentuhan iman dengan dakwah yang dilakukan oleh para kader DPRa PKS Kampung Melayu hingga ia berkomitmen dengan mengatakan,
“Walaupun pengajiannya bubar ana akan tetap Ngaji”
Subhanallah karena sentuhan tarbiyah yang membuatnya berubah, tidak tanggung-tanggung, semua pengalaman kehidupannya yang keras dan isim (jimat) yang dipakai telah ia tinggalkan termasuk parang yang pernah ia pakai.
Namun perubahan proses kehidupan minazzulumati ilannur tentu akan menghadapi ujian, seperti kesehariannya dengan mudah mendapatkan uang, sekarang ia lalui dengan usaha dagang kelontongan bersama istri dan anaknya.
Nama usahanya adalah ‘Warung Sun’ dengan mengontrak sebesar Rp. 450.000,- per bulan, ruangan berukuran 2 meter persegi dijadikan tempat usahanya.
Alhamdulillah warung yang dijalani saat ini pun dibantu oleh kader DPRa PKS Kampung Melayu dan pada saat bersamaan beliau selalu mendukung semua kegiatan PKS di wilayah Kampung Melayu.[]

*http://www.pksjaktim.org/bang-sun-mantan-preman-pendukung-dakwah/

Tom Hardy 'The dark Knight Rises'

Senin, 04 Februari 2013

Cincin Nikah untuk (Calon) Gubernur


|

Islamedia - Ahad pagi 6 Januari. Hujan berganti-ganti deras dan gerimis. Menjadi salah satu hari penting dalam hidup saya. Sebuah pertemuan yang saya fasilitasi utk menggalang dana kader, bagi hajatan politik di Jawa Barat.

Ekspektasi saya sederhana, sekedar rupiah yg ada di kantong, atau selembar-dua diantara yg terselip di dompet. Mengingat ini adalah memenangkangkan Gubernur yg menjabat. Tentulah ada persiapan yg cukup utk maju. Apalagi memasuki periode kedua. Pastilah matang perhitungan matematis, materil dan nonmateril. Namun kenyataannya berbeda. Dari sekitar 30 orang berhimpun, lelaki dan perempuan, terhimpun lebih dari 20 juta rupiah; beberapa komitmen rupiah tambahan, dan beberapa barang.

Kumpulan ini berlangsung di mushallah kecil, di pinggir Jawa Barat, di Kukusan-Depok. Dihadiri oleh kebanyakan Ibu-Ibu, sebagian besar Ibu Rumah Tangga. Walau sebagian ada yang PNS dan profesional medis dan lain-lain. Saya menakar tentulah matang perhitungan Ibu2. Terutama berkaitan dgn pengeluaran dan biaya tambahan.

Maka hasil penghimpunan yg terkumpul menghenyakkan benak saya. Ada yg tidak bisa dimengerti secara pragmatis. Bagaimana kumpulan orang-orang ini mau mengeluarkan anggaran 'ekstra' mereka utk membiayai Gubernur yg memimpin 5 tahun daerah dengan PAD Rp 13 Trilyun??

Kenyataan ini menggelitik nalar logis yg sangat lazim sy gunakan. Kecuali ada hal lain, sesuatu yg sangat prinsipil, maka realita ini bisa dipahami. Karena selain uang yg terkumpul, ada satu cincin emas yg mencolok diantara tumpukan uang merah, biru, dan benda2 lain. Benda tersebut sebelumnya berada didalam lipatan kertas yang bertulis "ini cincin nikah saya, tapi lupa berapa gram bobotnya".

Ringan saja, kalimat tertulis tersebut tertera. Sulit bagi saya menakar beban pertimbangan kalimat tertulis. Jika tersampaikan lisan, akan mudah menakar raut wajah. Namun bagaimana menakar lembar putih sobekan kertas, tempat kalimat tersebut dipahat?

Tidak banyak benda2 penting dalam hidup kita. Dan sebagian besar kita sepakat, cincin nikah adalah salah satunya. Ia adalah simbol ikatan penting dalam sejarah hidup kita. Ia adalah monument yg mengalihkan perwalian dari ayah kepada suami, yg akan bertanggung jawab tentang diri seorang wanita di dunia, dan kelak di hadapan Allah SWT. Ia adalah pemutus kesendirian dan pengubah fase hidup seorang wanita. Dan pasti, ia adalah 'kantong' kenangan bahagia kita. Jika bahagia adalah nuansa yg sangat sedikit kita miliki, maka yg terbanyak dari yg sedikit tersebut, pasti ada dalam cincin pernikahan kita.

Lalu bagaimana suasana hati yg menyerahkan cincin nikahnya utk membiayai pemenangan Gubernur yang sedang menjabat, agar maju satu periode lagi??? Sementara belum tentu dia mengenal dan pernah bertemu langsung dgn Sang Gubernur, apalagi dikenal oleh Gubernur dan dengan sengaja pernah mengunjungi langsung pemilik cincin tersebut. Sungguh, hanya dapat dipahami dengan bahasa lain yg tidak rasional dan matematis.

Teringat nasihat seorang teman tentang infaq. "Mas, infaq itu tidak matematis. Ia digerakkan oleh keyakinan. Ia adalah sumber kekayaan. Rumusnya ada 3: jangan ditimbang-timbang, jangan di pikir-pikir, dan lakukan sekarang juga. Tidak ada infaq utk seseorang. Jadi pastikan saja hanya utk Allah. Siapapun yg nanti memanfaatkannya, sama sekali tidak hubungannya dgn kita. Maka Allah akan gantikan dengan yg lebih baik dalam bentuknya yg beragam. Lakukan saja dan Allah akan perlihatkan buktinya".

Tentulah pemilik cincin tersebut memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Keyakinan yg kuat tentang peran politik dalam tugas dakwahnya. Keyakinan yang kuat tentang sumber kebahagiaan dirinya. Dan keyakinan yang kuat atas sosok Gubernur yg akan memanfaatkan infaqnya. Bahwa apa yang dilakukannya pasti tidak sia-sia.

Sekiranya bisa berpesan, semoga dinamika lapangan ini, menjadi bagian dari kesadaran para pemangku amanah dakwah politik. Menjadikannya sebagai hakim yang mengawasi, bahwa kalau dia lacur dalam amanah, dia khianat kepada Allah, dan mengecewakan sosok2 pemilik cincin yang tulus. Pemilik cincin nikah ini hanyalah masyarakat biasa. Mungkin seorang istri dan ibu rumah tangga. Jauh dari publisitas media. Namun dia ada dan eksis dalam perjuangan keyakinannya. Dan akan ada masa Allah membanggakan dirinya, dan menuntut tanggung jawab penerima amalannya.

Semoga kita semua selamat menjalani keyakinan dan peran dakwah kita masing2. Dan kepada pemilik cincin nikah, siapapun dirinya, semoga keberkahan melimpah bagi dirinya, keluarganya, dan semua yang berhubungan dengan dirinya. Dan transaksi infaqnya, menjadi rahmat Allah memasukkannya ke Surga... Amin Ya Rabb...


Kukusan, dalam gerimis yg lembut, saat matahari ke 6 tahun 2013.
@daengdhuafa

Minggu, 03 Februari 2013

WOW Komunitas Fans Liverpool Bojonegoro gruduk kantor DPD PKS minta ikut pembinaan


Senin, 04 Februari 2013


BOJONEGORO - Gonjang ganjing PKS yang bombastis di media masa malah membuat penasaran anak anak muda yang tergabung dalam 'Komunitas Liverpool Bojonegoro' untuk datang dan melihat langsung kantor PKS di daerahnya. Minggu malam (3/2) mereka gruduk kantor Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bojonegoro yang menggelar nobar (nonton bareng) Big Match pertandingan game ke-25 seri EPL (Liga Inggris) antara Liverpool melawan Manchester City, Minggu (3/2), yang berakhir imbang 2-2.
Tidak hanya menonton bola, anak-anak muda ini pun minta diikutkan kajian pembinaan rutin yang dilakukan PKS. Pihak DPD PKS Bojonegoro pun menyambut gembira keinginan mereka untuk mengenal PKS sekaligus membentuk kepribadian.
DPD PKS Bojonegoro ternyata sudah melakukan pembinaan dan pendampingan untuk anak-anak muda para suporter bola selain Liverpudlian. Para suporter Juventini, Arsenal, Manchester United juga telah ngadakan taklim bersama ustadz PKS.

You'll Never Walk Alone !!
*kiriman Humas DPD PKS Bojonegoro   dpc pks pariaman selatan

Sabtu, 12 Januari 2013

Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu...

Minggu, 13 Januari 2013


17 tahun yang lalu, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali. 
“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”. 
Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.
Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasika­n diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.
Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.
Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bond­ong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang­ bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.
Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”

Rasulullah bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad). Sungguh aku merasa telah mendapatkan segalanya dengan kau di sisiku.
Kepribadianmu yang mudah bergaul menjadikanmu disenangi oleh banyak orang. Kamal berkata, “Umi terkenal banget di sekolah. Aku, Mba Aisyah, Mas Nashih, Hamidah, Hilma ini terkenal di sekolah karena anak Umi. Guru-guru kenal kami karena kami anak umi.” Aku ingat perjuanganmu menggalang beberapa orang tua murid ke kantor diknas untuk meminta tambahan kelas agar anak kita yang terlalu muda bisa diterima sekolah. Akhirnya SDN 006 Balikpapan mendapat tambahan kelas dan anak kita bisa bersekolah di sana. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan kamu.
Aku terpesona dengan caramu menjalin silaturahim dengan keluarga besarmu. Ketika kita pindah ke Balikpapan, sering kakak-kakakmu menelpon menanyakan kapan liburan ke Samarinda. Mereka rindu kepadamu. Kakakmu KH. Fachrudin, seringkali menelpon, "Kita mau ngadain acara ini, kamu ke Samarinda kah?” Sya’rani, kakakmu yang sering bepergian ke Jawa, ketika mendarat di Balikpapan pun sering berkata, "Baru dari Jawa, mau ikut saya sekalian naik mobil ke Samarinda?” Keponakan-kepon­akanmu pun sering bertanya, “Acil Robiah kapan ke Samarinda?” Jika kita liburan ke Samarinda, maka kemeriahan meledak begitu mendengar suaramu mengucapkan salam. “Wah, Haji Robiah dari Balikpapan.”
Aku kagum dengan semangatmu melaksanakan amanah dakwahmu. Sering kerinduanmu kepada keluargamu tertahan karena ada amanah dakwah yang harus kamu kerjakan. ”Sebenarnya akhir pekan ini keluarga besar kumpul. Ada acara keluarga. Tapi ada halaqoh ini dan majelis talim ini jadi ndak bisa ke Samarinda.” Semoga Allah SWT memasukkanmu ke dalam barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama ini.

Kesibukanmu berdakwah memang menyita waktumu. Tapi aku ridho karena kau tetap komitmen untuk mengurus rumah tangga dengan baik. Aku ridho ketika PKS berdiri, kamu bergabung dan berdakwah bersama mereka. Kulihat kau begitu menikmati hidupmu yang mungkin bagi pandangan sebagian orang sangat melelahkan.
Kamu juga aktif mengisi kajian Siroh Shahabiyah di Radio IDC FM. Ketika engkau ingin berhenti karena hamil dan mengajukan ustadzah lain, mba Irna yang mengasuh acara menolak dan mengatakan sebaiknya cuti saja dan sementara akan diputar ulang rekaman yang terdahulu. Saya tahu mereka pun telah jatuh cinta kepadamu.
Saat Ustadz Cahyadi mengadakan pelatihan keluarga, beliau meminta para peserta menulis tentang pasangannya. Aku terkejut ternyata engkau mengenaliku dengan baik. Engkau tahu makanan yang kusukai dan kubenci, teman-teman yang kuanggap shahabatku, karakter-karakt­erku, dan teman-teman Halaqohku. Diam-diam engkau memperhatikanku­. Terimakasih telah memahami diriku.
Pernah kau mengatakan bahwa kau ingin naik haji bersamaku. Aku mengatakan bahwa kamu sudah naik haji sehingga tidak wajib lagi. Kalau aku punya uang aku akan mengajak anak kita naik haji bukan kamu. Kamu berkata, “Aku akan kumpulkan uang daganganku agar bisa naik haji bersamamu.” Kamu pernah bercerita bahwa saking nikmatnya berada di Kota Mekah, kamu pernah berusaha tukar kloter dengan orang lain agar bisa bertahan lebih lama di kota Mekah.
Istriku, aku suka dengan caramu berbakti kepadaku. Ketika ustadz Muhadi mengajakku mendirikan SDIT Nurul Fikri Balikpapan kau pun mendukungku. Padahal kau tahu bahwa ini akan kembali mengurangi jatah uang belanja untukmu. Bahkan kau berkata, "Aku akan alihkan infaq-infaq yang selama ini ke lembaga zakat ke Nurul Fikri.” Selama ini kau memang menyisihkan uang transport dari mengisi majelis-majelis­ ta’lim untuk menunjang dakwahmu.
Istriku, aku menikmati sentuhan bibirmu ke pundakku sambil memelukku di saat kita naik motor berdua. Mungkin itu caramu menunjukkan kesetiaanmu. Aku tersanjung dengan gayamu menunjukkan cemburumu. Aku merindukan caramu menegurku jika engkau melihatku lalai dalam urusan agama kita. Aku merasa bahagia saat kau memujiku. Aku merasa hebat ketika engkau bermanja kepadaku.
Aku salut dengan kecintaanmu terhadap ilmu. Setiap ada ta’lim yang mendatangkan ustadz yang berkualitas kau berkata, “Harus duluan nih biar dapat duduk di depan.” Sayang, karena begitu banyaknya anakmu terkadang kau terhambat untuk berada di depan. Pernah kau begitu sedih karena tidak dapat menghadiri ta’lim yang diisi DR. Samiun Jazuli. Terlintas di dalam pikiranku, kelak aku akan membiayaimu untuk melanjutkan kuliah S2 agar kau bahagia.
Kau juga begitu bersemangat mengikuti tatsqif (Kajian Tsaqofah Islam) yang diadakan oleh PKS. Ketika ada ujian tatsqif, kau berusaha mengerjakan soal-soal tanpa berusaha menyontek. Tiba-tiba kau mendengar peserta ujian yang lain di sebelahmu saling berbisik tentang jawaban soal yang engkau tidak bisa mengerjakannya.­ Kamu pun menulis jawaban tersebut. Sepulang ke rumah engkau begitu menyesal dan gelisah. Engkau merasa berbuat curang karena mengerjakan soal dari mendengar percakapan orang lain. “Gimana nih Mas, aku sudah nyontek?” tanyamu. Aku jawab sambil bercanda, "Telpon dosennya, minta dicoret jawabanmu yang dapat dari hasil mendengar itu”. Ternyata engkau benar-benar menelpon ustadz Fahrur agar jawaban atas soal tersebut dicoret saja. Itu yang sering kulihat darimu, begitu takut akan dosa-dosamu. Aku bangga padamu istriku.
Istriku, hal yang sering membuatku bergetar adalah di saat melihat engkau sholat. Begitu khusyuk dan menjaga adab. Tidak pernah aku melihatmu terburu-buru di dalam sholat. Aku menikmati melihat caramu menghadap Tuhanmu. Selelah apapun dirimu kamu selalu berusaha membaca Quran satu juz perhari. Engkau juga tidak ingin meninggalkan dzikir harianmu. Haru rasanya saat-saat melihatmu tertidur dengan Quran masih berada di tanganmu.
Sering aku berangan-angan aku akan membahagiakanmu­ kelak saat anak-anak sudah besar. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan ke kota wisata. Aku akan membelikanmu perhiasan walaupun sekedarnya. Karaktermu yang tidak pernah meminta memang membuatku lalai memperhatikan kebutuhanmu. Bahkan motor pun tidak pernah kubelikan. Motor butut yang kau pakai adalah motor yang memang telah kau bawa dan kau miliki sejak masih gadis.
Aku yakin bahwa kebersihan hatimulah yang memancarkan aura persahabatan dari wajahmu. Banyak yang mengatakan kepadaku, ”Beliau adalah tempat saya menyampaikan curhat.” Terkadang kau terlambat pulang dari mengisi pengajian, ketika ku tanya kenapa terlambat, kau menjawab, “Kasihan ada yang pingin curhat, jadi dengerin dia dulu. Semoga Allah segera kasih dia jalan keluar.” Saya yakin mereka curhat kepadamu karena mereka merasakan kebaikanmu.
Kamu sering memujiku, “Suami yang pintar”. Kulihat, kamulah yang lebih pintar mengaplikasikan­ teori ke dalam praktek dunia nyata. Sebenarnya aku banyak belajar darimu. Kamu pintar sekali memulyakan orang lain. Kamu sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetang­ga kita. Terkadang aku malu karena yang kau berikan adalah hal-hal yang sederhana. “Malu ah ngasih ke tetangga segitu. Nggak level buat mereka.” Ternyata sikap perhatianmu kepada tetangga inilah yang membuat mereka mencintaimu.
Kamu mengatakan kepada pembantu kita, “Kumpulkan teman-teman yang lain, nanti saya yang membimbing bacaan Qurannya.” Dengan sabar kamu melatih mereka membaca Quran. Kau pun membelikan peralatan memasak sebagai hadiah kepada mereka yang lulus dan melanjutkan bacaan ke jilid berikutnya. Pernah kau melihat salah seorang diantara mereka sedang berlatih mandiri di rumahnya. Kau berkata, "Bahagianya aku Bi melihat mereka mau melatih bacaan secara mandiri.” Sampai terucap dari mulut pembantu kita, “Bu, saya ini mendapat hidayah dari tangan Ibu lho.”
Terkadang aku lupa untuk memberikan uang belanja, ketika kutanya engkau menjawab,”Aku pakai uang daganganku”. Kau­ kadang membelikanku baju sebagai hadiah ulang tahunku. Aku memang seorang yang berprinsip minimalis, terkadang jika ada barang yang menurutmu harus dibeli, aku mengatakan bahwa itu tidak perlu dibeli, kita da’i tidak usah terlalu mengejar kesempurnaan. Seperti biasa kau pun mengalah dan berkata, "Ya sudah pake uang aku aja.”
Ketika engkau mengalami pendarahan saat melahirkan anak kita yang ke delapan, engkau mengalami step. Sungguh hancur hatiku melihatmu menderita. Ketika dokter mengatakan butuh tiga kantung darah, aku segera keluar berlari menuju PMI tanpa sempat mengambil alas kaki. Aku sangat takut kehilangmu. Ketika diberitahu bahwa putra kita telah meninggal, aku sudah tidak peduli lagi, “Tolong selamatkan istri saya dok.” Setelah dioperasi kau sempat tersadar, aku tidak tega untuk mengatakan bahwa putra kita telah meninggal. Aku tidak ingin kau tahu bahwa kandungan yang sangat kau cintai dan sering kau elus-elus dengan penuh cinta telah mendahuluimu.
Dokter mengatakan bahwa kondisi sangat kritis, biasanya kondisi ini berakhir dengan kematian. Dengan kesedihan yang terus mengelayuti aku berkata, ”Umi tidak usah ngomong apa-apa, semua abi yang urus, Umi nyebut Allah saja.” Aku berharap seandainya Allah memanggilmu, maka ucapan terakhirmu adalah Allah. Walau tidak ada suara yang kudengar, kulihat mulutmu menyebut nama Allah dua kali. Saat itu aku bernazar, aku pun bertawashul dengan segala amalku agar Allah memberikan kesempatan agar engkau masih bisa bersamaku. Dan ternyata anak-anak kita bercerita bahwa saat itu di rumah mereka juga bernazar agar ibu mereka selamat.
Dengan sisa harapan yang tersisa di hatiku, aku berusaha membangkitkan semangatmu, ”Cep­at sembuh, anak-ana­k kita menunggumu di rumah.” Engkau mengangguk-angg­uk. Ternyata Allah SWT sangat mencintaimu. Allah SWT ingin memberimu karunia syahid. Kematianmu karena melahirkan putra kita menunjukkan bahwa Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu. Sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa wanita yang mati karena melahirkan termasuk orang-orang yang mati syahid.
Seorang shahabatmu, Ustadzah Mahmudah, menelponku, "Mba Robi itu kalau saya perhatikan sangat khusyuk kalau memimpin doa atau mengaminkan doa. Kalau berdoa, saat kalimat wa amitha 'ala syahaadati fii sabiilik (matikanlah jiwa kami dalam syahid di jalan-Mu) sering saya lihat mba Robi meneteskan air mata. Ternyata kita memang tidak boleh meremehkan kekuatan doa.”
Pak Emil tetangga kita berkata, ”Saya tidak pernah berinteraksi dengan almarhumah. Hanya istri saya yang bergaul dengannya. Tapi kepergiannya membuat saya merasa kehilangan sampai dua hari”. Mungkin dia shock karena melihat istrinya terguncang.
Ustadzah Sujarwati berkata, "Saya mengisi pengajian dekat SMPN 10, mereka bercerita bahwa almarhumah ustadzah Robiah yang merintis majelis ta’lim ini. Mereka semua kemudian menangis karena teringat istri sampeyan.” Banyak yang terkejut dengan kepergianmu. Ada yang baru mendengar kematianmu, datang ke rumah untuk kemudian menangis karena kehilanganmu.
Hari kematianmu menjadi saksi atas kesholihanmu. Begitu banyak yang datang untuk memberikan penghormatan kepadamu. Ustadz Muslim mengatakan, "Sahabat-sahabat­nya dari pesantren Al Amin, Madura sudah siap-siap mau beli tiket untuk ke Balikpapan, tapi mendengar jenazah akan di bawa ke Samarinda mereka tidak jadi datang.” Beberapa ustadz datang dari Samarinda. Bahkan Ustadz Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kaltim pun datang dari Samarinda dan menjadi imam yang mensholatimu. Aku pun melihat ustadz Cahyadi Takariawan, penulis buku dari Yogya, hadir di masjid itu. Mungkin Allah sengaja mengutus orang-orang sholih tersebut untuk mensholatimu dan menyempurnakan pahalamu. Motor-motor memenuhi jalan masuk ke komplek kita. Seseorang dengan heran mengatakan bahwa kemarin kepala kantor meninggal di komplek ini yang datang nggak sebanyak ini. Ini cuma ibu rumah tangga kok banyak banget yang datang.
Sesudah disholatkan di masjid Balikpapan, engkaupun dibawa ke Samarinda. Sampai di masjid Ar Raudhah, Aku melihat KH. Mushlihuddin, LC Koordinator Qiroati untuk Kalimantan hadir di sana. Kamu sering berkata bahwa kamu sudah menganggap beliau, guru mu membaca Quran, seperti ayah sendiri. Kecintaanmu kepada Quran membuat kamu mencintai beliau yang selalu komitmen berjuang menegakkan Al Quran di muka bumi. Sering kamu mengatakan bahwa kamu kangen dengan gurumu, ustadz Mushlih. Segera aku meminta beliau untuk menjadi imam sholat jenazah untukmu.
Kakakmu, Ibu Mursyidah berkata, ”Kepergiannya persis seperti ayahnya, KH. Abdul Wahab Syahrani. Disholatkan dari masjid ke masjid.” Sebelum meninggal beliau berwashiat untuk dikuburkan di Kotabangun. Karena washiat itu beliau disholatkan di tiga masjid di tiga kota oleh murid-murid beliau. Pertama disholatkan di Islamic Centre Samarinda, kemudian disambut oleh Bupati Kutai Kartanegara (Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Kukar) dan disholatkan di masjid agung Tenggarong, kemudian disholatkan kembali oleh murid-murid beliau di masjid Kotabangun.
Dengan lelehan airmata aku ikut memandikanmu, mengangkatmu, memasukanmu ke liang lahat. Seseorang berkata, "Antum duduk saja biar yang lain saja.” Tidak, Aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Aku sudah kehilangan kesempatan membahagiakanmu­ di dunia. Aku sudah kehilangan kesempatan membalas dengan baik pelayananmu kepadaku. Biarlah hari ini aku melayanimu walaupun sekedar mengurus jasadmu.
Terimakasih istriku, selama hidupmu kau selalu berusaha tidak merepotkanku. Ketika aku ke bengkel untuk menambal ban, aku mengabarkan kematianmu dan memohon doa untukmu. Tukang tambal ban, mendoakannya dan berkata, "Istri sampeyan sering ke sini sendiri, menuntun sepeda motor untuk menambal ban, atau kadang ganti ban motor”. Sekuat tenaga ku tahan airmataku. Aku tahu sebenarnya itu adalah tugasku. Kubayangkan adakah wanita lain yang mau menuntun motor ke bengkel untuk menambal ban karena tidak ingin merepotkan suaminya.
Mungkin kamu saat ini telah tersenyum bahagia bercanda bersama Abdullah, putra kita. Mungkin kamu sudah bertemu dengan ayah ibumu yang sangat kamu cintai. Walaupun aku betul-betul kehilanganmu, aku tahu bahwa karunia syahid yang Allah SWT berikan kepadamu adalah yang terbaik untukmu.
Istriku, aku menulis ini untuk menumpahkan rindu yang bergejolak di hatiku. Aku juga berharap agar orang yang membacanya mau meringankan lidahnya untuk mendoakanmu. Aku berharap tulisan ini dapat membalas jasamu kepadaku. Sungguh betapa lambatnya hari-hari berlalu tanpamu. Ingin rasanya aku segera masuk ke surga agar dapat bertemu kembali denganmu. Selamat jalan Khadijahku.....



Balikpapan, hari ke sembilan belas tanpamu di sisiku

Yang bersyukur mendapatkanmu

Suamimu,
Abu Muhammad                  (fadilah ketua dpc pks pariaman selatan)

Kamis, 10 Januari 2013

"My first Liqo in England" | Catatan Akhwat


Kamis, 10 Januari 2013





by Rika Reviza*



Subhanallah, hari ini 28 Desember 2012, beberapa hari menuju tahun baru Masehi 2013 akhirnya aku akan kembali memulai sebuah aktivitas pekanan yang dulu biasa aku lakukan setiap minggu sewaktu menjadi mahasiswa bahkan setelah aku lulus menjadi seorang guru di sekolah alam Bandung aku masih rajin melakukan aktivitas pekananku, aktivitas melingkar dengan seorang yang biasa disebut murabbi atau pendidik dan teman-teman akhwat lain yang insya Allah shalehah. 
Aktivitas itu adalah Liqo atau pengajian pekanan yang dimulai dengan Shalawat Rasulullah SAW, Basmallah, tilawah, materi, hadist arbain, murajaah, evaluasi amanah, sharing ilmu, diskusi dll. Sesuatu yang sangat seru dan menyenangkan dan semakin bertambah-tambah menyenangkan ketika aktivitas itu dilakukan di sebuah negeri dengan jumlah muslim minoritas.
Panjang sekali kisahnya sampai akhirnya aku bisa bertemu dengan murabhi dan kelompok liqo baruku ini. Awalnya aku akan digabung dengan kelompok liqo sesama mahasiswa tapi kaena satu dan lain hal akhirnya membuat mba Mita koordinator liqo mahasiswa indonesia di London memutuskan menggabung liqoku dengan umahat. Heheh gpp kali yah sekalian belajar ilmu rumah tangga klo aq liqo bareng umahat. Akhirnya aku menghubungi murabhi baruku dan diputuskan liqo untuk hari esok mabit di Gravesand di rumah mba cici.  Rumahnya lumayan deket dari rent houseku  yang terletak di daerah Chatham-Gravesend hanya naik bus sekitar 20 menit, tapi karena aku belum pernah ke rumah mba cici sebelumnya jadi seperti biasa aku harus google maps dulu.. hmm Interesting...
Besok paginya aku berangkat dari rumah sekitar jam 10 am. Berjalan kaki sekitar 15 menit dari rent houseku ke compass centre (halte bus yang terletak di depan kampusku di university of Greenwich), cukup jauh sebenernya dari rumahku tapi gpp anggep aja exercises. Setelah sampai compass centre aku menunggu sekitar 10 menit akhirnya bus datang 141, bus berwarna hijau muda ini akan membawaku ke Chatham waterfront (bus station), kalau ingin mendapatkan  student prices saat naik bus  kita harus menunjukan student ID, nanti kita akan mendapatkan discount dari harga normal 1.30 poundsterling menjadi 0.90 pence (kurang dari satu poundsterling). Ada banyak hal sebenernya yang bikin aku jatuh cinta dengan Inggris disini: student itu sangat dihargai, misalnya seperti oyster for student kalau kita punya kartu ini kita bisa keliling London naik Tube (underground train), overground, trains, bus, etc., kita akan mendapatkan discount 30%. Lumayan kan secara mahasiswa sukanya yang murmer (murah meriah)..hehe...
Balik lagi ke serunya perjalananku untuk liqo sampai di Chatham waterfront aku menunggu bus 136 yang akan membawaku ke garvesend. Sambil menunggu bus aku mulai merapatkan jaket dan mengenakan glovesku, maklum kalau lagi winter ditambah gerimis, menunggu bus walau hanya 5 menit serasa lama sekali, angin dingin yang sesekali berhembus membuatku little bit freezing..hehe
Finally busnya datang, disini kalau mau naik bus harus bayar dulu ke supirnya setelah itu akan diberi ticket baru kemudian kita bisa duduk. Hmm ternyata one journey ke Gravesend cukup mahal sekitar 4.5 pound tapi gpp yang penting bisa liqo lagi.

Di sepanjang jalan aku melihat pemandangan yang masih hijau tanah luas terhampar di kanan kiri, tata kota yang teratur, perjalanan yang tanpa macet walaupun di tengah kota membuatku merasa nyaman sepanjang perjalanan. 20 menit kemudian sampailah aku di Gravesend, dengan berbekal direction yang kudapat dari Google maps membuat perjalananku untuk menemukan rumah mba cici terasa cukup mudah. Disini postal code menjadi sesuatu yang amat penting untuk menemukan alamat. Hanya dengan mengetahui postal code kita akan mengetahui dengan tepat dimana letak suatu rumah. heheh unik yah...
17 Medhurst Garden, Gravesend. DA12 4HG, alamat rumahnya mba Cici. Sampai di rumah mba Cici aku berkenalan dengan umahat lain ada mba Nina yang jauh-jauh dateng dari london (london- Garvesend sekitar 1 1/2 jam) padahal beliau mempunyai anak bayi yang baru berumur satu bulan,   sebenarnya beliau memiliki 4 orang anak, tapi sekarang yang dibawa anak ke 3 dan baby saja. Selain itu ada mba lili seorang assistance teacher at primary school, beliau sudah memiliki 2 orang anak yang umurnya sudah 16 tahun, kebayangkan jauh banget beda umur beliau denganku, teman liqo  yang lain adalah  mba Didi  beliau agak telat datangnya karena harus membawa anaknya ke dentist, aku kagum sama mba Didi beliau itu lulusan spesialisObgin kedokteran UI, beliau sangat cerdas dan kritis, baik pula. Subhanallah sekali bisa bertemu beliau. Berikutnya ada dita umurnya sebaya denganku 24 tahun lulusan FKM UI, September 2012 kemarin beliau baru saja menyelesaikan masternya sekarang beliau sedang mengandung 8 bulan sebentar lagi beliau akan melahirkan, dan yang bikin aku amazed, insya Allah setelah beliau melahirkan, Dita akan kembali lagi ke inggris untuk ambil PhD di Oxford. Subhanallah yah padahal umurnya sebaya denganku tapi yang membuatku malu banyak hal yang sudah terlebih dahaulu Dita capai dibanding denganku.
Ini foto anak-anak para umahat yang liqo denganku
Umahat lain yang luar biasa di kelompok liqoku ini adalah mba Nadia, yang bikin luar biasa adalah beliau jauh-jauh dari Edinburgh, Scotland ke Gravesend (sekitar perjalanan Jakarta-Jogja) hanya untuk liqo hari ini. Kebayang kan betapa luar biasa perjuangan beliau mulai dari waktu, uang dan tenaga. Next, Mba vira, umahat cantik lulusan teknik elektro ITB ini rencanya bulan Januari nanti akan kembali pulang ke Indonesia karena orangtuanya sudah tua sehingga harus merawat orang tuanya. Beliau memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu, yang paling kecil adalah adam yang baru berumur 2 tahun. Hal yang paling seru  kalau kita bertemu anak-anak orang Indonesia yang tinggal disini adalah kita harus tetap menggunakan bahasa Inggris ketika berkomunikasi dnegan mereka. Mungkin karena terbiasa di sekolah menggunakan bahasa Inggris jadi rata-rata anak-anak ini tidak ada yang bisa bahasa Indonesia. Seru deh kadang suka minder anak-anak ini masih kecil tapi sudah pandai nian berbahasa Inggris, hehe tapi kayanya mereka kalah sama aku kalau bicara bahasa Indonesia. heheh dasar anak muda...
Akhwat lainnya yaitu mba fitrah beliau sudah memiliki dua orang anak yang semuanya dibawa kesini karena beliau sedang mengejar master pendidikan. Subhanallah beliau padahal anaknya sudah besar 13 dan 10 tahun tapi beliau masih tetep semangat untuk menuntut ilmu. Yang terakhir yaitu mba Cici sang pemilik rumah,  suaminya berasa dari Al-jazair daerah di benua Africa, saat ini beliau sedang diberi ujian luar biasa oleh Allah SAW, 5 tahun lalu beliau terkena breast cancer (kanker payudara) setelah dioperasi ternyata saat ini dokter memvonis beliau terkena kanker limpa dan sudah menyebar ke pankreas dan tulang belakang. Subhanallah tegar banget mba Cici itu. Mba cici harus bolak-balik menjalani kemoterapi untuk treatment. Luar biasanya beliau tetap tegar padahal beliau memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil, Abdullah, Maryam dan Khadijah. Allhamdulillah disini pengobatan gratis. Bayangkan sekali kemoterapi membutuhkan biaya kalau dihitung dalam jumlah rupiah sekitar 30 juta sedangkan mba Cici membutuhkan minimal 6 x kemoterapi, hmm sekitar 180 juta untuk kemoterapi belum termasuk dokter dan obatnya. Aku kagum sekali dengan Inggris bisa memberikan pengobatan gratis untuk seluruh warganya bahkan Internationl student sepertiku juga mendapat kesempatan pengobatan gratis asal memiliki NHS (National health services). Kebayangkan betapa banyak biaya yang dibutuhkan kalau beliau di Indonesia, sampai sering terdengar anekdot di Indonesia orang miskin gak boleh sakit.
Kembali ke Liqo, selain teman-temanku adalah seorang umahat yang luar biasa, murabbiku juga seorang yang luar biasa. beliau adalah seorang umahat dosen sebuah universitas negeri dan saat ini sedang mengambil PhD di sebuah universitas di Inggris. Terbayang serunya liqo dan diskusi kami. Subhanallah dalam satu hari aku mendapatkan ribuan pelajaran sekaligus. Aku banyak belajar dari para umahat ini, walaupun aku sempat minder dengan mereka yang luar biasa cerdas tapi tidak apa-apa, aku akan menjadikan ini sebagai cambuk untuk lebih semangat lagi dalam belajar dan lebih bersyukur atas apapun nikmat yang kuterima terutama nikmat sehat yang sering kali sering terlupakan karena aku telah belajar dari mba Cici, sehat itu bukan segalanya tapi segalanya berawal dari sehat...Subhanallah...

Aku merasakan hal yang sangat berbeda di liqo ini dibanding dengan liqoku saat di Indonesia. Ukhuwahnya lebih terasa, pelukan dan ucapan perpisahan antara muslim yang satu dengan yang lain terasa begitu erat... Aku sangat bersyukur bia bertemu saudara-saudaraku sesama muslim yang sangat luar biasa. Thanks Allah, Allhamdulillah indahnya ukhuwah di Inggris...


Best regards,

Rika reviza rachmawati

*semua nama yang ada dicerita ini sudah dirubah antuk menjaga ke amniyahan..


sumber: http://rikareviza.blogspot.co.uk/2013/01/my-first-liqo-in-england-subhanallah.html  (pks pariaman selatan)

Rabu, 09 Januari 2013

Professor Neurosains Masuk Islam Setelah Mengetahui Keajaiban Sujud


By on December 13, 2012

sujudDR.FIDELMA O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, AS.
Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam islam. Dr Fidelma, yang juga sebagai seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.
Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud! Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.
Setelah penelitian itu, Dr Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar. Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal.” (Q.S Al Maidah: 58). [sm/islampos/resep/brbagaisumber] (pks pariaman selatan)

Di Usia 91 Tahun Wanita Prancis Ini Menyatakan Masuk Islam


By on  Januari 9, 2013
islamTIDAK ada batas usia untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Bahkan orang yang sudah tua renta pun bisa mendapatkan hidayah Allah sehingga bisa memeluk Islam di akhir senja usianya.
Hal tersebut di alami oleh seorang nenek tua Prancis, berusia 91 tahun, yang di usia tuanya baru menyatakan masuk Islam setelah melihat perlakuan umat Islam terhadap dirinya yang sudah tua renta tersebut sangat baik. Dia memilih nama “Nur” setelah cahaya Islam menembus hatinya.
Nur berbicara tentang perjalanannya masuk Islam ketika anak-anaknya memutuskan untuk menempatkan dia di panti jompo, namun tetangga muslimnya bernama Muhammad Maddah, justru meminta dirinya untuk tinggal di rumahnya agar bisa dilayani oleh keluarganya terutama karena keluarganya telah mengenal Nur sejak 40 tahun yang lalu.
Menjalani hidup bersama dengan keluarga Muhammad, Nur bisa menemukan hubungan manusia yang indah di antara anggota keluarganya, di mana mereka melakukan shalat bersama dan ada saling mengasihi dan menghormati antara yang muda dengan yang lebih tua begitu juga sebaliknya, dan Nur melihat semua itu dan merasakannya.
Keluarga Muslim tetangganya tersebut berusaha untuk mengikuti contoh dari Nabi Muhammad SAW, yang hal itu tidak dia rasakan ketika bersama dengan keluarga Prancisnya.
Pada bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat dan pengampunan, Nur merasakan adanya cahaya aneh keimanan dalam hatinya, yang merupakan awal dari kecenderungan dirinya terhadap Islam sampai akhirnya ia menyatakan untuk masuk Islam. Alhamdulillah.(fq/islampos/smoi)  (pks pariaman selatan)

‘Tukang Tato’ Geng Yakuza Jepang Itu Kini Seorang Muslim

‘Tukang Tato’ Geng Yakuza Jepang Itu Kini Seorang Muslim 

Islamedia - TAKI Takazawa. Dilihat dari namanya saja, sudah dapat diketahui bahwa ia adalah orang Jepang. Dengan ciri khas rambut gondrong dan tubuh penuh tato, membuatnya tampak mirip dengan anggota geng mafia Jepang, Yakuza. 

Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti di Jepang itu. Dan bukan main, profesi ‘tukang tato’ itu telah ia lakoni selama 20 tahun.


Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia mengumandangkan Azan. Takazawa kini menjadi Imam sebuah masjid di Ibukota Tokyo. Setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat, Takazawa mencantumkan nama muslim Abdullah, yang berarti hamba Allah SWT.

Perkenalannya dengan Islam secara tidak sengaja terjadi di wilayah Shibuya. Takazawa melihat seseorang dengan kulit dan janggut putih. Orang itu juga mengenakan baju dan turban warna suci. “Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya membaca kalimat tertera bersama dia,” ujarnya seperti dilansir islamicmovement.org.

Kalimat itu ternyata Syahadat, pengakuan pada ke-esaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai utusannya. Meski tak paham secara keseluruhan, Takazawa pernah mendengar sepintas Allah dan Muhammad. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, sebelumnya Takazawa menganut aliran kepercayaan Shinto.

Pertemuan dengan orang serba putih itu membekas di ingatan Takazawa. Dua tahun setelah memeluk Islam, dia bertemu lagi dengan sosok inspiratifnya itu. “Ternyata dia pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Saya bersyukur bisa bertemu dengannya,” katanya.

Imam Masjid Nabawi itu meminta Takazawa untuk menjadi Imam di masjid di wilayah Shinjuku. Sebelumnya, dia melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu beberapa bulan di Kota Makkah. Nama Takazawa menjadi terkenal lantaran dia menjadi satu di antara lima imam Masjid besar di Jepang. (islampos)


Islamedia - TAKI Takazawa. Dilihat dari namanya saja, sudah dapat diketahui bahwa ia adalah orang Jepang. Dengan ciri khas rambut gondrong dan tubuh penuh tato, membuatnya tampak mirip dengan anggota geng mafia Jepang, Yakuza.

Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti di Jepang itu. Dan bukan main, profesi ‘tukang tato’ itu telah ia lakoni selama 20 tahun.


Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia mengumandangkan Azan. Takazawa kini menjadi Imam sebuah masjid di Ibukota Tokyo. Setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat, Takazawa mencantumkan nama muslim Abdullah, yang berarti hamba Allah SWT.

Perkenalannya dengan Islam secara tidak sengaja terjadi di wilayah Shibuya. Takazawa melihat seseorang dengan kulit dan janggut putih. Orang itu juga mengenakan baju dan turban warna suci. “Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya membaca kalimat tertera bersama dia,” ujarnya seperti dilansir islamicmovement.org.

Kalimat itu ternyata Syahadat, pengakuan pada ke-esaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai utusannya. Meski tak paham secara keseluruhan, Takazawa pernah mendengar sepintas Allah dan Muhammad. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, sebelumnya Takazawa menganut aliran kepercayaan Shinto.

Pertemuan dengan orang serba putih itu membekas di ingatan Takazawa. Dua tahun setelah memeluk Islam, dia bertemu lagi dengan sosok inspiratifnya itu. “Ternyata dia pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Saya bersyukur bisa bertemu dengannya,” katanya.

Imam Masjid Nabawi itu meminta Takazawa untuk menjadi Imam di masjid di wilayah Shinjuku. Sebelumnya, dia melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu beberapa bulan di Kota Makkah. Nama Takazawa menjadi terkenal lantaran dia menjadi satu di antara lima imam Masjid besar di Jepang. (islampos)
(pks pariaman selatan)

Selasa, 01 Januari 2013

Yudi, Manusia Paling Ingat Sedunia

Margaret Puspitarini
Senin, 31 Desember 2012 11:07 wib
Foto : Alumni ITB Yudi Lesmana/ITB
Foto : Alumni ITB Yudi Lesmana/ITB
JAKARTA - Bagi sebagian besar orang, kemampuan daya ingat yang tinggi mampu membantu mereka meraih prestasi akademis yang gemilang. Bahkan, bagi salah seorang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Yudi Lesmana, kemampuan daya ingat yang dimiliki mengantarkannya menyandang predikat "International Grand Master of Memory".

Pemuda kelahiran pada 26 Januari 1988 itu telah mendalami keahlian mengingat sejak umur 14 tahun. Dia sempat mengikuti kursus daya ingat di Kota Medan yang berasal dari Malaysia dengan tujuan awal untuk membantu mengingat pelajaran. Namun, ternyata manfaat yang diperoleh jauh lebih besar. Pada 2002, dia berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sekaligus, yaitu "Pria Indonesia pertama dan termuda mampu mengingat 880 digit angka dalam waktu satu jam" dan "Pria Indonesia pertama dan termuda mampu mengingat 11 deck kartu remi dalam satu jam".

Kemudian, pada 2003 dia berhasil dinobatkan sebagai "International Grand Master of Memory" dengan menduduki posisi ke-20 yang diperoleh dalam ajang World Memory Championship (WMC). Kedudukan ini diperkuat setelah dia mengikuti ajang WMC kembali pada tahun ini dengan kenaikan ranking pada urutan 12.

Yudi mengaku, kemampuan daya ingat yang dimilikinya sangat membantu semasa menjalani perkuliahan di Teknik Pertambangan ITB. "Saya menjadi tidak butuh waktu yang lama untuk belajar. Sehingga, saya masih punya banyak waktu untuk berkegiatan lain di kampus," ungkap pemuda yang pernah menjadi staf Kementerian Sosial-Politik Keluarga Mahasiswa ITB itu, seperti dikutip dari situs ITB, Senin (31/12/2012).

Mantan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB itu berharap dapat mengembangkan memory sport di Indonesia. Dia ingin membuat badan memory sport national sebagai penyelenggara kompetisi memory sport national. Sebab, tidak seperti negara lain peserta WMC, Indonesia tidak memiliki badan khusus yang mengirimkan warga negaranya untuk bertanding pada WMC.

"Saya mengharapkan kerja sama dari pihak-pihak yang berkeinginan memajukan memory sport di Indonesia sehingga teknik-teknik dasar memori ini dapat diaplikasikan secara luas pada pendidikan di sekolah-sekolah, para profesional di bidangnya masing-masing dan orang awam. Tahun depan saya akan mempersiapkan diri jauh-jauh hari dan membina bibit-bibit grand master di Indonesia sehingga Indonesia berjaya di World memory Championship 2013," tutur pria yang menargetkan juara dunia WMC itu.

Menurut Yudi, kemampuan memori merupakan sebuah keahlian yang jika dipelajari dan dilatih terus-menerus akan menjadi sesuatu yang hebat. Dia berpesan agar para kawula terus mengembangkan diri dan kemampuan yang mereka miliki. "Terus kembangkan potensi yang ada pada dirimu masing-masing. Jangan sampai aktivitas rutin mematikan potensimu," imbuh Yudi.

Gelar Grand Master of Memory merupakan gelar yang cukup prestisius karena hingga saat ini hanya ada 128 orang di dunia yang menyandangnya. Gelar ini diberikan kepada kompetitor yang mampu mengingat minimal 1.000 digit angka acak dalam satu jam, 10 deck kartu remi yang telah dikocok dalam waktu satu jam, dan satu deck kartu remi dalam waktu kurang dari dua menit. Selain Yudi, hanya ada tiga Grand Master of Memory lainnya yang berasal dari Indonesia. (pks pariaman selatan)
(mrg)