Minggu, 03 Februari 2013

Pengamat: Anis Matta Belum Tentu Bebas dari Tudingan Suap



Anis Matta (kiri) dan Hidayat Nur Wahid (GATRAnews/Adi Wijaya)
Jakarta, GATRAnews - Peneliti Gerakan Politik Islam, Edi Sudarjat menyayangkan keputusan Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menetapkan Muhammad Anis Matta sebagai pengganti mantan Presiden Luthfi Hasan Ishaaq. "Kenapa diganti Anis Matta, karena ia pernah diadukan Yusuf Supendi (mantan pendiri PKS-red) menerima uang," nilai Edi dalam diskusi bertajuk "Prahara karena Sapi" di Jakarta Pusat, Sabtu, (2/2).


Menurut Edi, seharusnya PKS lebih memilih figur yang lebih bersih dari tuduhan penerimaan uang agar bisa menguatkan citra dan memperbaiki partai. "Kenapa tidak pilih figur yang tidak menerima uang," ujarnya. Adi mengakui, kasus LHI seperti fenomena gunung es tentang partai politik yang mengumpulkan logistik atau melalui petingginya dan telah diadukan pendiri PKS, Yusuf Supendi. "Ya betul jadi fenomena ini seperti gunung es. Keluhan PKS dari luar sudah terjadi tahun 2006, sampai Yusuf Supendi buat buku dan penerbitnya digugat. Padahal ini menjadi fakta persidangan," kata Edi.

Seperti diketahui, Majelis Syuro PKS memutuskan menetapkan Anis Matta sebagai Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi sebesar Rp 1 milyar. Sebelum memutuskan Anis, PKS mengakui ada dua nama yang mengerucut dari hasil musyawarah pembahasan di Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, (31/1) kemarin, yakni Muhammad Anis Matta dan Hidayat Nur Wahid untuk menggantikan Luthfi. Namun akhrnya, pada pembahasan setelah sholat Jumat kemarin, Majelis Syuro menetapkan Anis.(IS)  fadilagh dpc pks pariaman selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar