- Sabtu, 02 Februari 2013 16:37
Jakarta, GATRAnews
- Peneliti Gerakan Politik Islam, Edi Sudarjat menyayangkan keputusan
Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menetapkan Muhammad
Anis Matta sebagai pengganti mantan Presiden Luthfi Hasan Ishaaq.
"Kenapa diganti Anis Matta, karena ia pernah diadukan Yusuf Supendi
(mantan pendiri PKS-red) menerima uang," nilai Edi dalam diskusi
bertajuk "Prahara karena Sapi" di Jakarta Pusat, Sabtu, (2/2).
Menurut Edi, seharusnya PKS lebih memilih figur yang lebih bersih
dari tuduhan penerimaan uang agar bisa menguatkan citra dan memperbaiki
partai. "Kenapa tidak pilih figur yang tidak menerima uang," ujarnya.
Adi mengakui, kasus LHI seperti fenomena gunung es tentang partai
politik yang mengumpulkan logistik atau melalui petingginya dan telah
diadukan pendiri PKS, Yusuf Supendi. "Ya betul jadi fenomena ini seperti
gunung es. Keluhan PKS dari luar sudah terjadi tahun 2006, sampai Yusuf
Supendi buat buku dan penerbitnya digugat. Padahal ini menjadi fakta
persidangan," kata Edi.
Seperti diketahui, Majelis Syuro PKS memutuskan menetapkan Anis Matta
sebagai Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang mengundurkan
diri setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor
daging sapi sebesar Rp 1 milyar. Sebelum memutuskan Anis, PKS mengakui
ada dua nama yang mengerucut dari hasil musyawarah pembahasan di
Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, (31/1) kemarin, yakni
Muhammad Anis Matta dan Hidayat Nur Wahid untuk menggantikan Luthfi.
Namun akhrnya, pada pembahasan setelah sholat Jumat kemarin, Majelis
Syuro menetapkan Anis.(IS) fadilagh dpc pks pariaman selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar