Kamis, 14 Februari 2013
Solikhin Abu Izzuddin
Motivator Dari nDeso
Pengurus Bid.Perencanaan DPW PKS Jawa Tengah
Berani Bermimpi Berani Beraksi
… Ada banyak masalah yang tidak diselesaikan dengan Al Qur'an, namun dapat dituntaskan dengan kekuasaan.” (Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu)
Nahnu Muslim qobla kulli syai’ wa nahnu du’at qobla kulli syai’.
Ketika kita mendeklarasikan keberislaman dan keberimanan kita, pasti
ada resikonya, pasti ada ujiannya, dan insya Allah akan naik kelasnya.
Keimanan adalah pertarungan dan pilihan diantara pilihan, maka ketika
Cinta Sudah Memilih, maka bersiap-siaplah untuk menerima resiko yang
pasti. Jangan sedih dan jangan mudah beralih, sebab di situ kesejatian
diri akan diraih. Wuih.
Abu Bakar ash-Shiddiq mendeklarasikan keimanannya dan segera menyuarakan
kebenaran di hadapan pemuka-pemuka Quraisy, di Baitullah. Resikonya Abu
Bakar menjadi bulan-bulanan siksaan orang Quraisy. Ibnu Mas’ud, sosok
budak yang tak punya banyak kerabat juga menerima siksaan yang berat
saat harus memilih menjadi muslim.
Sebentar, memilih menjadi muslim saja sudah berresiko apalagi menjadi
seorang mukmin, menjadi da’i dan murabbi, tentu berbagai ujian, cobaan,
siksaan akan datang silih berganti. Karena kita mesti menyiapkan diri di
alam nyata. Bukan lagi teori. Kini dakwah yang kita yakini benar-benar
mendapatkan uji nyali atau sekadar berhenti lalu ditetawakan sana-sini.
Kalau itu yang terjadi, inilah yang bakal terjadi. Kita akan digantikan
oleh kaum yang lebih pemberani untuk mendeklarasikan keimanan dan
kesejatian dakwahnya.
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha Mengetahui. (q.s. Al-Maidah: 54)
Menjadi BAIK dengan tagline BERSIH dan PEDULI itu BERESIKO, namun kalau
tidak BAIK jauh lebih BERESIKO. Kita harus mengubah POLITIK PENCINTRAAN
sekadar SLOGAN menjadi POLITIK KERJA KERAS untuk meraih impian menjadi
nyata, PKS... TIGA BESAR. Allahu Akbar.
Mengarungi samudra kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan
Setiap tetes peluh darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka dijalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan
Berpolitik itu beresiko, tapi tanpa politik saat memang harus terjun
politik, tentu lebih berresiko. Politik adalah Payung bagi Dakwah. Untuk
bisa meraih mimpi kita harus berani beraksi. Anda Siap?! Anda Siap?!
Anda Siap?! Mari berdiri, ucapkan dengan penuh percaya diri dan gagah
berani seraya memohon kekuatan dari Allah Rabbul ‘Izzati…
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Kalau kita berpikir menang...
Maka seluruh jalan akan terbentang
Kalau kita berpikir menang...
Maka semua strategi akan kita rancang
Kalau kita berpikir menang...
Maka semua kekuatan akan kita galang
Kalau kita berpikir menang...
Maka semua energi akan kita undang
Kalau kita berpikir menang...
Maka semua halang rintang akan kita terjang
Gunung kan kudaki, Lautan kan kuseberangi
Sawah-sawah tak paculi, Alun-alun tak saponi
Demi meraih prestasi tinggi
PKS… Kudu Mundhak !
PKS… Kudu Mundhak !
PKS… Kudu Mundhak !
Ini bukan mengajak Anda bermain kekerasan ketika tak ada jalan. Ini soal
keberaniaan. Sebab jihad dalam Islam adalah institusi untuk menjaga
prototype kebenaran yang dibangun. Melindungi peradaban.
Filosinya bahwa solusi datang seiring keberanian mengambil pilihan.
Sulit, tapi mungkin. Berat, namun itulah pilihan tepat. Utsman bin Affan
yang dikenal sebagai orang yang sangat lembut, pemalu, sangat santun,
namun bukan berarti mudah mengalah dan kalah oleh masalah. Sebagai
pemimpin harus berani unjuk gigi dan tegas mengambil pilihan.
Karena sesungguhnya banyak masalah yang sederhana tidak selesai, tidak
tuntas karena tidak adanya tindakan yang tegas. Orang yang tidak berani
tegas karena tidak adanya komitmen dan disiplin diri. “Bagaimana mau
tegas, kalau berbalik kepada saya bagaimana?”
As-Sirri berkata, “Kejantanan yang paling kuat adalah mengalahkan
dirimu. Orang yang tidak mampu mendidik dirinya, maka dia akan lebih
tidak mampu mendidik orang lain…”
Orang yang bermasalah soal uang, ia tak berani tegas soal uang, karena
hobbinya ngemplang. Orang yang tak bisa lantang soal pemberantasan
korupsi barangkali ia dan para kroni full korupsi. Dan PKS BERANI karena
itulah VISI BESAR PKS, memberantas KORUPSI.
Bila pemimpin negeri ini nggak berani tegas berantas korupsi bisa jadi
kalau diberantas tuntas habis semua tak tersisa. Maka akhirnya
diambillah “politik tebang pilih dan politik belah bambu.”
Orang tak berani bicara keteladanan kalau dia telat melulu. Orang tak
berani bicara disiplin kalau dia suka melanggar aturan kalau diselipin
amplop berisi cek atawa sejenisnya lah, Anda tahu sendirilah.
Saya jadi ingat tulisan Ustadz Salim A.Fillah dalam buku Dalam Dekapan
Ukhuwah tentang kisah Muhammad Ibnu Sirrin untuk menjelaskan makna “Qulil haqq walau kaana muuran…
Katakan yang haq yang benar walaupun itu pahit…” Pahit itu bukan pada
yang kita ajak bicara, bukan, namun pahit sesungguhnya harus siap kita
tanggung dan rasakan ketika kita menyuarakan kebenaran. Dan Ibnu Sirrin
membuktikan integritasnya dengan gagah berani.
Sebagai pedagang minyak zaitun yang menerima kiriman minyak zaitun 40
drum atau kaleng masing-masing berharga seribu dirham. Ketika dibuka
satu drumnya ternyata ada bangkai tikus di dalamnya. “Wah, ini pasti
tercemar bangkai tikus karena diambil dari tempat penyulingan yang
sama.” Akhirnya semua minyak zaitun ditumpahkan alias dibuang.
Resikonya?
Beliau harus menerima kerugian 40.000 dirham sebagai hutang besar yang
harus dibayarkan, padahal uangnya dari uang penjualan zaitun. Alih-alih
menyalahkan pengiriman minyak, beliau akhirnya siap menerima resiko,
dihukum di penjara. [Kisah lengkapnya silakan baca sendiri di buku
sedulur saya tersebut, Gurunda Salim A.Fillah]
Ok, sahabat. Kini ujian yang tengah menimpa menjadi penyeleksi kita
apakah kita akan tetap di garis depan kebenaran dan pemberantasan
korupsi di negeri atau berhenti di sini?
Kitalah yang harus membuktikan, menjadi Pemenang atau Pecundang.
Think FRESH DO the BEST, get Succes No Stress. Naikkan Kelasmu, Raih
Surgamu, apapun resikonya. Siap?!!!
*PKS… Kudu Mundhak ! = PKS.... Harus Naik !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar