(Voa-islam.com) – Channel Al Arabiyya mengundang seorang petinggi Al-Qaidah dalam acara shina’atul maut dalam
dua pertemuan. Pertama pada hari Sabtu (06 Ramadhan 1432 H atau 06
Agustus 2011) dan kedua pada hari Jum’at (12 Ramadhan 1432 H atau 12
Agustus 2011), yang kalau dijumlahkan berdurasi 41:39 menit.
Petinggi itu berasal dari Saudi bernama Abdullah Azzam Al-Qahthani. Abdullah
Azzam mengenyam pendidikan kampus di Univeritas Raja Faishal fakultas
manajemen administrasi Bachelors, setelah itu melanjutkan di akedemi
polisi dselama dua tahun. Kemudian ia menjabat sebagai petugas di
Kementerian Dalam Negri Pertahanan Sipil.
Abdullah memiliki keluarga, yaitu ayah
dan ibu, dan belum mempunyai isteri. Selama ia bergabung di Al-Qaidah,
ia belum pernah menghubungi kedua orangtuanya dikarenakan kesulitan
komunikasi dan statusnya.
Dalam kasus yang ia hadapi, hingga ia
diputuskan vonis mati, ia diberikan pengacara sukarela yang telah
dipilih oleh pengadilan sebagai tim pembela.
Ia melakukan perjalanan untuk begabung
dengan Al-Qaidah Irak dengan menyebrangi Suriah menuju Irak, melalui
perbatasan Irak Suriah yaitu Anbar. Perjalan memakan waktu empat atau
lima hari. Dan ketika sampai di Irak, ia bertemu dengan petugas khusus
menerima mujahidin dari Arab.
Ia memulai peran di Al-Qaidah sebagai
pejuang layaknya infantri atau pasukan yang biasa melakukan bentrok
senjata dengan musuh. Kemudian di dipercayakan memangku jabatan sebagai
Penanggungjawab keamanan Baghdad oleh Al-Qaidah.
Tugas dari penanggungjawab keamanan ini
adalah menjaga keamanan wilayah, keamanan jaringan dari dalam, menjaga
informasi dan data – data personel serta menjaga jaringan dari
penyusupan atau operasi intelijen.
.....
“Belum informasi jelas bagi saya kalau ada penyusupan. Kalau pun ada penangkapan. Itu adalah takdir Allah karena kondisinya yang berbeda” ungkap Abdullah....
Kinerja dan Keamanan Jama’ah Al-Qaidah
Ketika ditanya tentang komunikasi antara
wilyah, Abdullah mengakui bahwa komunikasi hampir tidak pernah
dilakukan. Dalam artian mereka fokus pada wilayah operasi mereka.
“Komunikasi bisa dibilang hampir
tidak ada, kenapa? Karena tidak ada keperluan untuk komunikasi. Adapun
informasi khusu, baik itu yang berkaiatan dengan ibu kota atau personel.
Banyak orang tidak tahu tentang informasi” tutur pemuda asal Saudi ini.
Berkaitan dengan penjara milik tanzim
pun berbeda dari daerah satu dengan daqerah yang lain tergantung situasi
dan kondisi lapangan serta kemampuan finasial. Hukuman yang
diberlakukan bukanlah semata – mata eksekusi mati, melainkan hukum
syar’i jika terbukti benar dan amir mengambil kebijakan untuk dieksekusi
mati.
Dalam menentukan penanggungjawab pun
tidak tunduk pada atu criteria. Abdullah mengakui bahwa hal itu
diberikan kepada yang berwenang yang memiliki kapabilitas dan diakui
oleh beberapa orang tentang kemampuannya.
Saat ditanya tentang cara kerja tanzim Al-Qaidah, apakah sentralisasi atau demokrasi?
“Defenisi desentralisasi berbeda dengan demokrasi. Ya kita bekerja secara desentralisasi”
tutur Al-Qahthani. Ya, memang demokrasi memiliki desentraliasi dalam
cara kerja. Namun secara prinip dia adalah kedaulatan di tangan rakyat
yang bertentangan dengan tauhid.
“Masalah kesusupan. Misal ada
penyusupan (intelijen) baik itu tanzim Al-Qaidah atau Daulah Islam Irak.
Itu tidak benar. Jika memeang terjadi, ya kalau terjadi, maka hal itu
sangat sangat sangat terbatas” ungkap pria kurus itu saat ditanya tentang penyusupan dalam Al-Qaidah.
Mereka tahu dengan pasti bahwa memang
ada pasukan AS dan Irak yang memiliki intelijen. Bahkan pengakuan
Abdullah tidak hanya intelijen dua Negara itu saja yang berada di Irak.
Rusi, Jerman, Cina dan lain – lain.
Tetapi kok ada penangkapan terhadap personel Al-Qaidah. Bagaimana ini bisa terjadi?. “Belum
informasi jelas bagi saya kalau ada penyusupan. Kalau pun ada
penangkapan. Itu adalah takdir Allah karena kondisinya yang berbeda” ungkap Abdullah.
......“Al-Qaidah punya pemikiran, punya manhaj, punya palnning yang ia jalankan. Ia punya metode khusus. Adapun Al-Qaidah menaruh tangannya di atas tangan orang lain (antek – antek zionis atau konspirasi.red) maka berikan saya bukti yang pasti bukan sekedar dugaan. ”...
Bantahan Buat Isu – Isu miring tentang Al-Qaidah (Terutama Bom sembarangan)
Presenter memulai dengan menyinggung
permasalahaan secara umum, belum masuk secara parsial atau isu spesifik.
Ketika ia bertanya kepada Abdullah tentang apakah kamu tidak berfikir
bahwa kamu masuk di suatu organisasi yang mungkin ada salahnya atau
sangat berpegang pada prinsif atau ada penyimpangan.
“Engkau tanya banyak tentang
berbagai tema. Tapi anda bilang tadi masalah kesalahan. Media
memfokuskan dan musuh – musuh mujahidin , baik itu di Al-Qaidah, Daulah
Islam Irak atau lainnya. Karena tidak hanya mujahidin Al-Qaidah dan
Daulah Islam Irak saja di sana. Ada banyak mujahidin yang tidak
berafiliasi kepada keduanya.” Tutur Abdullah sebagai pembuka.
Mujahidin Irak juga tidak memberlakukan
sabaya (yaitu wanita yang ditangkap kemudian dijadikan budak). Hanya
ghanimah saja yang mereka ambil dari musuh. Saat ditanya, siapa saja
yang bisa dijadikan ghanimah hartanya.
“Siapa yang dikafirkan Al-Qur’an dan
Sunnah, yang dikafirkan Alllah dan Rasul-Nya shllallahu ‘alaihi
wasallam maka boleh hartanya dijadikan ghanimah. Ini menurut Al-Qur’an
dan Sunnah. Saya tidak bawa – bawa hal baru” ungkap Al-Qahthani.
Kemudian presenter bertanya tentang
polisi dan aparat yang masuk dalam kategori pemerintah yang diambil
hartanya serta operasi lain.
“Operasi – operasi yang tidak diakui
oleh Al-Qaidah (melalui penyataan media), jangan anda sandarkan
kepadanya. Sedangkan operasi – operasi yang dipandangan media dan
jurnalis yang diberitakan media, yang tidak diakui oleh Al-Qaidah,
kemudian disandarkan kepadanya. Banyak operasi bom mobil yang tidak
diakui oleh Al-Qaidah ataupun Daulah Islam Irak. Dan Al-Qaidah tidak
pernah mengulur – ulur waktu dalam memberitakan operasi yang ia lakukan.
Banyak operasi – operasi, baik itu
di Baghdad atau lainnya, bukan dari Daulah Islam Irak. Tapi dari
pembegal (Quththo’uththuruq). Mereka banyak beroperasi dengan nama
tanzim Al-Qaidah. Dan kelompok – kelompok itu tersebar di Irak sebelum
dan sesudah adanya Al-Qaidah.
Jangan anda sandarakan semua pembunuhan, perampasan, ata bahkan bom mobil kepada Al-Qaidah atau Daulah Islam Irak.”
Begitu juga saat ditanya tentang korban warga sipil.
“Masalah istilah warga sipil. Ahlul
ilmu memiliki banyak pendapat yang kembali pada kitab – kitab ahlul
ilmi. Namun masalah orang – orang yang jadi korban karena operasi
mujahidin. Kenapa mereka mempermasalahkan orang – orang yang jadi korban
karena mujahidin. Tapi kalau pasukan asing kafir, baik As atau NATO
atau lainnya, yang banyak mati kenapa pada diam” ujar Abdullah dengan tenang.
Presenter mencoba membantah bahwa ada
LSM atau aktivis atau HAM yang mengutuk perbuatan itu dan merasa sedi
sebagaimana kalian. Kemudian Abdullah melanjutkan jawabannya:
“Jika terjadi perang, maka harus ada
korban. Di Irak, Yaman, Saudi, Afghanistan, Somalia, Washington dan
Asutralia. Baik it perang aqidah, ekonomi, apapun perang itu. Baik
kejatuhan roket, bom pasti ada korban. Saya tidak merehkan darah dan
menghalakannya. Tapi kita harus relah adanya korban pada saat perang.
Ada hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu dan ‘Aisyah radhiyallahu
‘anhu bahwa ada pasukan yang keluar dari Irak menuju jazirah kemudian
mereka ditenggelamkan. Namun ada orang – orang bukan dari mereka juga
ikut ditenggelamkan. Terus apa jawaban Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam, mereka akan dibangkitkan menurut niat mereka masing – masing.
Jadi secara lazim kalau perang mesti
ada korban. Sekali lagi saya tidak meremehkan darah. Apalagi saya ayo
lanjutkan, ayo tambah lagi korban.” Tegas Abdullah.
Kemudian sebagai penutup masalah ini, dengan pernyataan umum tentang komentar – komentar orang.
“Al-Qaidah punya pemikiran, punya
manhaj, punya palnning yang ia jalankan. Ia punya metode khusus. Adapun
Al-Qaidah menaruh tangannya di atas tangan orang lain (antek – antek
zionis atau konspirasi.red) maka berikan saya bukti yang pasti bukan
sekedar dugaan. ” ujar Abdullah.
.....“Saya tidak pernah mengira dan menyangka bahwa rakyat Irak sangat dermawan dengan apa yang saya lihat. Bahkan lebih dari shadaqah mereka. Banyak dari mereka membagi – bagikan roti”.....
Sumber Pendapat Al-Qaidah dari Zakat dan Shadaqah Kaum Muslimin Irak Selain Ghanimah
Ketika ditanya tentang sumber pendapatan
Al-Qaidah atau lebih tepatnya pemaukan Al-Qaidah. Karena sebuah
organisasi pasti ada pembiayaan. Apa jawaban Abdullah Al-Qahtani ini:
“Saya tidak pernah mengira dan
menyangka bahwa rakyat Irak sangat dermawan dengan apa yang saya lihat.
Bahkan lebih dari shadaqah mereka. Banyak dari mereka membagi – bagikan
roti” tegas Abdullah.
.....“Wallahu a’lam. Saya tidak bisa berkata – kata tentang sesuatu dalam keputusan Allah Azza wa Jalla. Kadang saya berbuat baik, kadang saya salah. Tapi saya yakin telah berbuat baik atas izin Allah.” ....
Alasan Syar’i ke Irak dan Ketawadhu’an Seorang Mujahid
Seseorang melakukan sesuatu tentu
memiliki alasan mengapa ia sampai melakukan hal itu. Alasan pun bisa
dari berbagai aspek. Begtu pula dengan Abdullah Azzam Al-Qahthani. Ia
pergi ke Irak, apalagi bergabung dengan komunitas “Angkat Senjata”,
tentu ia punya alasan.
“Irak adalah Negara muslim. Pasukan
Amerika masuk ke sana dan menjajah muslimin. Dan dari aspek agama, kita
menolong kaum muslimin. Maka adalah tujuan kami di sana adalah menolong
kaum muslimin” ujar mantan aparat Saudi itu.
Ketika ditimpali oleh presenter apakah kalian sudah menolong muslimin di Irak?
Subhanallah, jawaban yang keluar adalah jawaban ketawadhu’an.
“Wallahu a’lam. Saya tidak bisa
berkata – kata tentang sesuatu dalam keputusan Allah Azza wa Jalla.
Kadang saya berbuat baik, kadang saya salah. Tapi saya yakin telah
berbuat baik atas izin Allah.” Jawab Abdullah.
Sementara itu mengenai perkembangan
pergolakan di Iark antara daulah Islam Irak dan musuh – musuhnya,
Abdullah mengungkapkan bahwa perang adalah persaingan. Kadang kita kuat,
kadang kita lemah. Pada suatu priode kita menguasai suatu daerah, pada
priode lain kita mundur dari daerah itu. Tergantung kondisi dan takdir
Allah Azza wa Jalla.[usamah/arbya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar