Tampilkan postingan dengan label berita internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita internasional. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Juli 2016

Keteguhan Panglima Militer Turki Jenderal Hulusi Akar, Walau Disiksa Tetap Tolak Kudeta

,


[portalpiyungan.com] ANKARA - Panglima militer Turki, Jenderal Hulusi Akar, akhirnya berhasil diselamatkan setelah ia ditawan oleh faksi militer pro-kudeta Turki selama operasi kudeta di sebuah pangkalan militer udara di ibukota Ankara, hari Sabtu (16/07/2016).

Jumat (15/7), saat operasi kudeta dilakukan, Jenderal bintang empat ini ditangkap dan disandera oleh pasukan kudeta di pangkalan angkatan udara Akinci Air Base di wilayah utara Ankara. Ditutup matanya, disiksa, diancam supaya mau menandatangani pernyataan mendukung kudeta tapi beliau menolak.

Pasca operasi penyelamatan, seperti diberitakan CNN Turk, Panglima militer Turki Jenderal Hulusi Akar beberkan kronologi penyanderaan dirinya oleh kelompok pengkudeta.

Di depan parlemen Turki kemarin, Akar menceritakan bagaimana dirinya disandera dan lehernya diikat oleh para pengkudeta.

Seperti yang dikutip dari CNN berbahasa Turki, Akar menceritakan kronologi yang menimpa dirinya di depan dua petinggi partai oposisi di parlemen, CHP dan MHP.

Akar menceritakan, kelompok pengkudeta memaksa dirinya membacakan teks pengumuman kudeta terhadap presiden Erdogan di bawah ancaman senjata. Kelompok pengkudeta juga mengancam bahwa diri dan keluarganya akan menerima akibat jika menolak. Namun Akar menolak, para pengkudeta menjerat
lehernya dengan tali dan menariknya dengan kuat, sehingga terlihat bekas biru di leher Akar.

(Lihat bekas jeratan di lehernya Jenderal Hulusi Akar)

Akar menjelaskan bahwa beberapa orang kepercayaannya terlibat dalam percobaan kudeta tersebut, dan saat ini pihaknya sedang memproses orang-orang tersebut.

Akar juga menambahkan, kelompok pengkudeta sama sekali tidak memberinya makan dan minum selama 10 jam dan berkeras penyanderaan dilanjutkan sampai Akar menyetujui membacakan teks kudeta yang telah disiapkan.

Allahu Akbar Walillahil Hamd....

Begitulah Allah gagalkan kudeta di Turki lewat keteguhan seorang jenderal, panglima militer Turki. Akan lain cerita kalau kudeta ini didukung pimpinan tertinggi militer seperti halnya dulu kudeta atas Presiden Mursi di Mesir yang dilakukan panglima militernya, Jenderal As-Sisi.

13 tahun kepemimpinan Erdogan di Turki sudah kokoh, benteng militer bersamanya, jutaan rakyat mencintainya. Tentu ini buah dari kerja dan kinerja Erdogan selama memimpin Turki. Ekonomi meroket, kesejahteraan rakyat dan aparat meningkat.

Semoga Allah SWT selalu melindungi, menjaga, pimpinan Turki dan rakyatnya dari segala makar tipu daya para pembenci Islam.

KENAPA JOKOWER BENCI ERDOGAN, APA SALAH ERDOGAN?



Saya amati haters Erdogan di Indonesia, sebagian besar adalah akun-akun pendukung Pak Jokowi dan Ahok. Ini fakta unik.

Saya mikir: Salah apa coba Erdogan sama mereka? Apa Erdogan bikin ekonomi Indonesia morat marit? Apa Erdogan bikin harga-harga kebutuhan pokok di Indonesia naik? Apa Erdogan bikin harga daging tak turun-turun? Apa Erdogan cabut subsidi BBM, listrik, angkutan ekonomi di Indonesia sehingga rakyat miskin tambah susah? Apa Erdogan bikin utang Indonesia meroket? Apa Erdogan mendatangkan tenaga kerja China membanjiri Indonesia?

Kenapa Jokower ini sampai begitu nyinyir dengan Erdogan? Dan bersuka cita gembira saat dengar berita Erdogan dikudeta, walau akhirnya kecewa kudeta gagal.


Padahal Erdogan juga tidak pernah mengkritik atau membully Pak Jokowi.

Yang ada Erdogan jauh-jauh datang ke Indonesia untuk menunjukkan penghormatan kepada Pak Jokowi (Presiden Turki sebelumnya mana pernah ke Indonesia). Walaupun sampai sekarang tidak ada kunjungan balasan dari Pak Jokowi.

Bahkan Erdogan memuji Jokowi dan menyebutnya sahabat.

[detikcom, Jumat 31 Jul 2015]


Presiden Erdogan: Presiden Jokowi Sahabat Saya Sejak Jadi Wali Kota

Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden RI Jokowi. Usai pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu, Erdogan menyampaikan kesannya terhadap Jokowi.

"Tahun 2005 dan 2012 saya melakukan kunjungan ke Indonesia dan teman saya, Jokowi, masih menjadi kepala daerah, dan saya tidak melihat adanya perbedaan level demokrasi, dan level daerah. Ini pertama kali saya bicara dengan sahabat saya, dan saya memiliki kesempatan langsung bicara dengan beliau sebelum Jokowi menjadi Presiden dan masih menjadi wali kota," ungkap Erdogan di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).

Erdogan bercerita bahwa pertama kali bertemu Jokowi adalah pada saat setelah di Indonesia terkena musibah tsunami. Setelah itu perbincangan hanya dilakukan lewat sambungan telepon.

Link: http://news.detik.com/berita/2980440/presiden-erdogan-presiden-jokowi-sahabat-saya-sejak-jadi-wali-kota

Bahkan, Erdogan datang kunjungi Aceh saat terjadi musibah Tsunami. Erdogan yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Turki juga memberikan bantuan kemanusiaan, akan membangun 1000 rumah untuk korban Tsunami, rumah sakit, dll.

Ini salah satu beritanya:


BANDA ACEH, Indonesia (AFP) 6 Februari 2005 - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu melakukan kunjungan singkat ke provinsi Aceh di Indonesia yang dilanda tsunami dan menawarkan untuk membangun setidaknya 1.000 rumah bagi korban.

Setelah tiba di penerbangan khusus dari Istanbul, Erdogan bertemu Menko Kesra Alwi Shihab (kepala koordinasi gugus tugas bencana Aceh nasional Indonesia) di bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh.

Mereka segera mengunjungi pusat pengungsi di Desa Kueh, 10 kilometer selatan Banda Aceh, di mana Bulan Sabit Merah Turki membantu.

"Kebutuhan kita lihat di sini mengenai perumahan, sekolah serta rumah sakit, kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu sebanyak yang kita bisa," kata Erdogan.

Erdogan, disertai dengan rombongan sekitar 150 termasuk Menteri Perdagangan Mehmet Aydin, kemudian mengunjungi sebuah bangunan urusan sosial di Banda Aceh yang telah direhabilitasi oleh relawan Turki.

Erdogan mengatakan pemerintahnya berencana membangun setidaknya 1.000 rumah serta rumah sakit dan sekolah untuk membantu korban di Aceh. Dia mengatakan Turki akan membantu menghidupkan kembali industri perikanan dengan menyediakan peralatan.

Gempa bumi dan tsunami mengakibatkan 240.774 orang tewas atau hilang di Aceh.



INI JUGA sekaligus sedikit jawaban bagi aktivis JIL Sahal AS yang gerah kenapa ada orang Indonesia yang membela Erdogan.

"Nanya: Apa kontribusi dan jasa Erdogan buat Indonesia? Apa istimewanya Erdogan bagi RI yang menjadikannya layak dibela dan dipuja warga RI," kicau aktivis JIL pendukung Jokowi-Ahok ini di akun twitternya @sahal_AS, Minggu (17/7/2016).



Selain bantuan kemanusiaan, Turki juga turut membantu pemerintahan Jokowi dengan bekerjasama dalam membantu penyediaan listrik di wilayah-wilayah terpencil terutama wilayah timur Indonesia yang masih kesulitan listrik. Dengan kapal-kapal listrik Turki, beberapa wilayah timur Indonesia bisa merasakan ketersediaan listrik yang sangat dibutuhkan.




Menurut Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, seperti dikutip detikcom, negara yang mampu memproduksi 'kapal listrik' apung di dunia masih sangat sedikit, yakni baru ada Turki dan Jepang.

Ini kerja sama yang baik. Turki dipimpin Erdogan mengalami kemajuan pesat dari sisi ekonomi dan teknologi.

Indonesia bisa mencontoh Turki yang dipimpin Presiden Erdogan, agar pimpinan Indonesia juga dicintai rakyatnya seperti rakyat Turki mencintai Erdogan, membelanya saat dikudeta. Bahkan umat Islam seluruh dunia mencintai Erdogan yang telah banyak berbuat membantu umat Islam terutama yang tertindas dan mengalami penderitaan.

JADI, KENAPA PENDUKUNG JOKOWI BENCI ERDOGAN?

"Karna Presiden pujaannya tidak bisa seperti Erdogan yg bisa memajukan negaranya," sebut Adelya argentiana ‏di akun twitternya, @Argentiana_.

BEGITUKAH???

Selasa, 29 September 2015

Erdogan dan Generasi Relijius


Erdogan dalam kampanye menjanjikan untuk mendidik generasi relijius. Sejak berkuasa, secara bertahap meningkatkan akses sekolah agama, Imam Hatip baik dalam pembiayaan, kesetaraan dan kualitas.

Perjuangan yang berat karena derajat islamophobia militer dan kelompok sekuler. Sejak Republik Turki berdiri, mereka menjadikan pendidikan agama kelas dua yang dihindari keluarga modern Turki.

Rencana Erdogan meningkatkan kesederajatan sekolah Imam Hatip melalui amandemen UU pada 2004 menghadapi tentangan keras. Kendati lolos di parlemen namun Erdogan menyimpannya di rak, khawatir rencana tersebut menjadi jalan kudeta.

Kini berbeda. Pemerintah Erdogan menyediakan masjid di setiap mahale (setingkat RW), berikut Imam dan Muazzin yang digaji negara. Konon, Imam menerima 3000 TL dan 2000 TL untuk Muazin. Jika 1 TL sekitar 5000 rupiah maka setiap bulannya, mereka menerima gaji antara 15 hingga 10 juta. Honor yang lebih dari cukup untuk hidup normal di Turki.

Sama di kampus. Pemerintah membangun masjid di setiap asrama pemerintah dan yang sempat menjadi kontroversi, memisahkan penghuni laki-laki dan perempuan. Konon secara bertahap, juga disediakan Imam dan Muazin karena beberapa kampus mulai menyelenggarakan shalat jumuah.

Mereka berkewajiban untuk melayani kebutuhan spiritual masyarakat, dari memimpin sholat, mengajar agama secara rutin dan terjadwal hingga penyelenggaraan upacara kematian secara cuma-cuma.

Dalam desain ini, secara bertahap, Erdogan akan sukses memenuhi janjinya. Masyarakat membutuhkan keberadaan para pelayan agama ini. Tidak peduli anda relijius atau bukan, di Turki warga membutuhkan Imam untuk menikah dan saat mati. Namun, saya menyaksikan masjid mulai ramai pada saat sholat jamaah maupun pengajian. Tidak hanya menarik kalangan tua, namun juga muda.

Saudi Minta Pemukim Yahudi Israel Masuk Daftar Teroris


Kerajaan Arab Saudi menyerukan agar kelompok-kelompok permukiman Yahudi Israel dimasukkan dalam daftar organisasi teroris dan menuntut para anggotanya di depan pengadilan internasional.

Utusan Tetap Arab Saudi di PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Faisal bin Hasan Tarad, dalam pernyataan di depan Majlis HAM PBB, hari Senin (28/09/2015), meminta kelompok-kelompok permukiman Yahudi dimasukkan dalam daftar organisasi teroris dan menuntut para anggotanya di depan pengadilan internasional.

Arab Saudi mengkritik keputusan Eropa yang menghalangi upaya menuntut para penjahat perang Zionis. Arab Saudi juga mengecam serangan-serangan berulang yang dilakukan pasukan penjajah Zionis ke masjid al Aqsha dan di Al-Quds, demikian dikutip PIC.

Dia menegaskan pentingnya entitas Zionis harus bertanggung jawab langsung atas kejahatan terorisme terorganisir yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut terhadap warga Palestina.

Tarad mengungkapkan kekecewaan negaranya terhadap keputusan negara-negara Uni Eropa yang memboikot poin ketujuh, yang berkaitan dengan keadaan HAM di tanah Palestina, untuk menghilangkan penjajahan.

Dia melihat bahwa upaya-upaya yang terus dilakukan untuk meminggirkan poin ini dan menghapusnya dari agenda kerja Majlis HAM.

“Tidak lain hanya semakin mendorong Zionis Israel untuk terus melakukan pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional dan lolos dari sanksi,” ujar Faisal bin Hasan Tarad.

Pejabat Arab Saudi ini kembali menegaskan kecaman negaranya dengan ungkapan sangat keras terhadap kejahatan terorisme brutal yang dilakukan para pemukim Yahudi Israel di desa Doma di kota Nablus Palestina.

Merujuk kepada kejahatan pembakaran sebuah rumah yang terjadi pada 31 Juli lalu, yang menewaskan seorang bayi Ali Dawabisyah dan kedua orangtuannya yang menyusul kemudian akibat luka bakar, sementara anak mereka yang satu lagi masih dalam perawatan di rumah sakit akibat luka bakar yang dialaminya.

Di samping itu, Tarad juga mengecam keras apa yang dilakukan pasukan penjajah Zionis dan kaum ektrimis Yahudi yang menyerbu dan menodai Masjid Al-Aqsha, menggembok pintu-pintunya dan mencegah kaum Muslimin masuk ke dalamnya.

Dia mengingatkan dampak dari kebijakan eskalasi ini dan meminta masyarakat internasional agar segera bergerak serius dan secepatnya untuk “memaksa otoritas penjajah Zionis dan para pemukim Yahudi menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat sucinya serta menghormatan agama-gama dan hukum-hukum serta aturan internasional dan prinsip-prinsip proses perdamaian. (Hidayatullah)

HAMAS Seru Teroris Takfiri Hentikan Pembantaian di Kamp Pengungsian Yarmuk



Hamas menyeru semua pihak yang terlibat dalam pembantaian di kamp pengungsian Yarmuk yang terletak di Damaskus, Suriah, agar segera menghentikan kejahatan tersebut, penyerangan dan pembunuhan yang membuat pengungsi Palestina semakin menderita

Dalam konferensi persnya, Hamas menyampaikan agar segera membebaskan kamp pengungsian Yarmuk dan tidak menyeret pengungsi yang berasal dari Palestina tersebut masuk ke dalam pertikaian internal yang terjadi di Suriah. Menurut Hamas, pengungsi yang menghuni kamp Yarmuk posisinya sebagai tamu di Suriah, yang terusir dari rumah dan negara mereka akibat penjajahan Israel.

Hamas dengan tegas juga mengutuk penyerangan tersebut, yang menciderai para pengungsi yang tinggal disana. Hamas melihat ada usaha menarik para pengungsi Yarmuk ke dalam konflik internal Suriah, yang justru bukan membantu para pengungsi, malah membuat mereka semakin menderita.

Hamas juga menyampaikan, pihaknya sedang melakukan kordinasi dengan semua pihak terkait, untuk menyelamatkan para pengungsi Palestina di kamp Yarmuk dari semua usaha pihak yang ingin memanfaatkan keberadaan mereka.

Pengungsi Palestina yang menempati kamp pengungsian Yarmuk selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan, mereka dihantui kelaparan dan berbagai macam penyakit yang membahayakan.

Dan penderitan tersebut bertambah ketika pengungsi Yarmuk menjadi sasaran kekejian pihak yang menyerang mereka sejak dua hari yang lalu, pihak yang ingin menarik para pengungsi Yarmuk kedalam konflik yang tidak ada hubungannya dengan mereka sama sekali.

Hamas juga menghimbau semua pejabat negara Palestina dan semua unsur kekuatan Palestina untuk segera bertindak membantu dan membebaskan para pengungsi Yarmuk dari semua hal yang menambah penderitaan mereka.

Hamas juga menghimbau organisasi Liga Arab dan organisasi dunia lainnya untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan tersebut, penderitaan pengungsi Palestina sudah begitu menakutkan, jadi penyerangan seperti ini tidak bisa dibiarkan.

Menurut Hamas, menyelamatkan para pengungsi di kamp Yarmuk dari pembunuhan dan kelaparan merupakan aksi kemanusiaan yang paling penting untuk dilakukan saat ini. Demikian dilansir situs resmi Hamas,

[video] MENGENAL MASJID AL AQSHA


Video MENGENAL MASJID AL-AQSA تعرف على المسجد الأقصى  yang dipublis Al Jazeera (video ada di akhir artikel).

[Terjemahan narasi] 

Masjid al Aqsha adalah salah satu dari tiga masjid yang sangat dianjurkan untuk diziarahi sebagaimana sabda Nabi saw. (Dua masjid suci lainnya: Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah)

Masjid ini terletak di sebelah tenggara kota al Quds. Areanya dikelilingi oleh pagar. Ada hampir 200 an situs, yang terkenal diantaranya adalah ‘Masjid Qibli’, ‘Qubbatus Sakhra’ dan ‘Mushola al Marwani ‘.

Memiliki luas sekitar 144.000 meter persegi atau hampir seper enam luas kota al Quds. Masjid al Aqsha mempunyai 14 pintu, diantaranya Pintu Rahmah, Pintu Al Maghariba, Pintu Silsila, Pintu Al Hadid, Pintu Majlis, Pintu Al Ghowan, Pintu Al Mahatho, adapun empat pintu lainnya sudah ditutup. Pintu Al Maghariba sudah lama dalam pengawasan rezim zionis sejak tahun 1967.

Salah satu bangunan sejarah adalah ‘Masjid Qibli’ yang terletak di sebelah selatan masjid arah kiblat. Masjid ini dibangun oleh Khalifah Umar bin Khttab pada awal penaklukan Islam. Luasnya sekitar 4000 meter persegi dan memiliki 11 pintu.

Adapun ‘Musholla al Marwani’ dikaitkan dengan nama khalifah Abdul Malik bin Marwan terletak di sebelah tenggara masjid mempunyai luas sekitar 3800 meter persegi.

Sementaa ‘Qubbatus Sakhra’ (The Dome Of The Rock/Kubah Emas) dikenal sebagai bangunan ‘kelas tinggi’ yang memiliki 4 pintu. Khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun kubahnya pada tahun 66 H sampai 72 H. Di dalamnya berbentuk lingkaran, di tengahnya terdapat batu marmer yang diyakini menjadi tempat baginda Nabi saw melakukan  mi’raj/naik ke langit.

Musholla al Burraq’ yang terletak disebelah barat daya masjid dikaitkan dengan tempat dimana baginda Nabi saw mengikat kendaraan waktu peristiwa mi’raj yaitu Burraq.

‘Masjid Al Maghoribah’ juga terletak di sebelah barat daya Masjid al Aqsha serta bangunan ‘musholla al aqsha lama’ yang terletak di bawah masjid qibli. ‘Tembok al burroq’ merupakan bagian dari pagar bagian barat masjid. Warga yahudi menyebutnya sebagai ‘tembok ratapan’ yang mereka klaim sebagai bagian dari Istana Sulaiman.*

[PIYUNGAN ONLINE]

*penerjemah narasi video: @TurmudziDm on twitter

CATATAN: Jadi yang disebut Masjid Al-Aqsa adalah 'Kawasan' (lingkaran merah) yang meliputi beberapa bangunan, jadi bukan hanya 1 bangunan. Seperti penyebutan Masjidil Haram, itu meliputi kawasan, yang salah satu bangunannya adalah Ka'bah.


Berikut video MENGENAL MASJID AL-AQSA: https://www.youtube.com/watch?v=1CKnUDutQ-Q

Dulu "King Sulaiman" Turki, Kini "King Salman" Saudi


Oleh Fairuz Ahmad
Penulis 'Hadiah Cinta Dari Istanbul'

Pada masa Daulah Turki Utsmaniyah, King Sulaiman al-Qanuni (yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566) menghadapi dua pemberontakan Syiah:

(1) Pertama adalah pengkhianat agama bernama Baba Dzun Nuun, seorang penganut agama Syi’ah Rafidhah yang telah berhasil menghimpun para pemberontak sebanyak 3.000-4.000 orang. Beberapa kali gerakan mereka mampu mengalahkan pasukan Daulah Utsmaniyah, namun akhirnya mereka bisa ditumpas. Baba pun akhirnya dibunuh dan kepalanya dikirim ke Istanbul sebagaimana yang terjadi atas Jan Burdy al-Ghazali.

(2) Kedua adalah gerakan pembangkangan yang dilakukan oleh kaum pengkhianat agama pimpinan Qalandar Jalaby, penganut Syi’ah Rafidhah. Ia memiliki pendukung sebanyak 30.000 orang. Banyak ahli sejarah mengatakan bahwa Qalandar telah membunuh ribuan orang Islam dan memfatwakan barang siapa yang membunuh orang Islam ahlus sunnah dan memperkosa wanitanya maka ia telah berhak atas pahala yang besar. Namun ia tertipu oleh Ibrahim Basya sehingga banyak pengikutnya yang membelot dan pada akhirnya kekuatannya mengecil dan berhasil ditumpas.

Sedang King Salman dari Saudi, siapakah musuhnya?

Ooooooo....nyatanya sama saja, setali tiga uang:

Pertama Syiah Houtsi Yaman.
Kedua Syiah Rafidhah Iran.



Jumat, 22 Agustus 2014

Hamas Eksekusi Mati Mata-mata Israel


Hamas mengeksekusi 11 warga Gaza yang menjadi mata-mata Zionis Israel, Jumat (22/8/2014). Hukuman mati (ditembak, digantung) dihadapan khalayak umum ini keputusan dari Mahkamah Revolusi.

Para pengkhianat Palestina ini yang membocorkan lokasi para pejuang Palestina hingga tiga Komandan Gugus Tempur HAMAS menemui syahid setelah dirudal 1 ton bom Israel dari udara, Kamis (21/8). (baca: Serangan Bom 1 Ton Israel, Tiga Petinggi Militer Hamas Syahid)

Pasca dijalankannya hukuman mati ini, sekumpulan mata-mata Zionis menyerahkan diri mereka kepada pihak pejuang Palestina dan menyatakan taubat mereka.

Berhadapan dengan itu, pihak pejuang Palestina telah menegaskan lagi sekali bahwa sesiapa yang menyatakan taubat mereka dan menyerahkan diri mereka kepada mana- mana pemimpin pejuang Palestina yang dikenali di kawasan mereka, pihak pejuang Palestina akan mengambil sikap beroleransi dengan mereka serta melindungi mereka. Mereka juga tidak akan dikenakan hukuman.

Semua faksi pejuang Palestina juga telah sepakat untuk menjalankan operasi penangkapan ke atas mata-mata Zionis yang tidak menyerahkan diri mereka dan selanjutnya akan dibawa ke Mahkamah Revolusi dan akan dikenakan hukuman yang setimpal atas mereka.

(sumber: Aman Palestin)

Kamis, 28 November 2013

Sejarah Palestina dan Rakyatnya (Bag ke-1): Tanah Palestina




Muqaddimah
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, shalawat serta salam semoga terjurahkan kepada junjungan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga dan seluruh shabatnya.
Tulisan yang ada di hadapan pembaca ini adalah bagian pertama dari seri “diraasat manhajiyah fiil qadhiyah al filistiniyah” (kajian sistematik/metodologis tentang issu Palestina). Kajian ini dimaksudkan untuk melakukan ekstensifikasi kepedulian intelektual dan kebangsaan berkenaan dengan issu Palestina.  Ini merupakan seri kajian ilmiah dan dokumentatif yang membahas berbagai sisi dalam masalah issu Palestina, sebagai pengantar bagi siapa saja yang ingin – kelak di kemudian hari – melakukan kajian dalam bidang yang lebih spesifik (spesialis keilmuan tentang Palestina).
Buku “ardhu filistin wa sya’buha” (Tanah dan Bangsa Palestina) ini berbicara tentang tanah Palestina dari sisi sejarah dan geografi, kedudukannya dalam Islam, menangkis klaim-klaim Yahudi yang menyatakan mereka lebih berhak atas tanah Palestina. Juga berbicara mengenai perkembangan permukiman Yahudi dan perampasan mereka atas tanah Palestina, mengungkapkan kebohongan dan kepalsuan klaim-klaim yang mengatakan bahwa rakyat Palestina telah menjual tanah mereka kepada orang-orang Yahudi. Kemudian berbicara mengenai al Quds dan tindak penodaan terhadap tempat-tempat suci Islam berupa upaya-upaya penggusuran, pencaplokan, penghancuran dan yahudisasi.
Selanjutnya buku ini berbicara tentang pembentukan komunitas bangsa Palestina sepanjang sejarah, mengenai rakyat Palestina yang berada di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948, mengenai kehidupan mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, kondisi mereka di luar Palestina dan menjelaskan penderitaan orang-orang Palestina serta berbagai aksi pembantaian dan penyiksaan yang mereka alami. Kami memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menjadikan amal ini tulus karena-Nya, Dzat Yang Maha Mulia.
Penulis

BAGIAN PERTAMA
Tanah Palestina
Palestina:
Palestina adalah sebuah nama untuk menyebut wilayah Barat Daya negeri Syam. Sebuah wilayah yang terletak di bagian barat benua Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di titik strategis penting, karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika, di samping sebagai sentra yang mempertemukan wilayah dunia Islam.
Nama klasik yang terkenal untuk sebutan negeri ini adalah “tanah Kan’an”, karena yang pertama kali bermukim di sini yang dikenal dalam sejarah adalah bangsa Kan’an, mereka datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun S.M. Adapun nama Palestina sendiri diambil dari salah satu bangsa-bangsa pelaut, kemungkinan mereka datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad ke 12 S.M. Nama ini diketemukan diukiran Mesir dengan nama “Ba Lam Sin Ta, PLST”. Adapun penambahan Nun “N” kemungkinan untuk menunjukan kata plural atau jama’. Mereka bermukim di wilayah-wilayah pesisir dan berasimilasi dengan orang-orang Kan’an dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun orang-orang Kan’an memberikan nama buat tanah wilayah tersebut dengan nama mereka (orang-orang Palestina).
Mengenai bentuk dan batas-batas wilayah Palestina pada zaman dahulu belum dikenal secara konkrit seperti sekarang, kecuali pada masa penjajahan Inggris atas Palestina tahun 1920-1923. Dalam perjalanan sejarahnya, penetapan batas wilayah ini terkadang menyempit dan meluas, namun secara umum ada hal yang konstan tentang wilayah ini bahwa ia tetap terletak di antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Jordan sebagai bagian dari wilayah negeri Syam.
Sangat sulit menetapkan batas-batas wilayah Palestina secara historis, karena kajian yang kami lakukan di sini tidak mengarah kepada kajian yang bersifat tafsili daqiq (rinci dan detail). Namun demikian kami akan membahas sekilas tanda-tanda perkembangan historis terpenting bagi batas-batas ini. Pada masa Bizantium, dan sampai pertengahan abad IV masehi, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga daerah administratif, yaitu:
1.  Palestina I: Batas wilayah ini meliputi sebelah utara mulai dari selatan gunung Karmel dan padang Ibnu Ameer, sebelah selatan berupa garis yang membentang dari selatan Rafah ke arah timur sampai pertengahan Laut Mati. Perbatasan timur wilayah ini meliputi bagian-bagian timur Yordania, garis perbatasannya melewati selatan Bisan dan membelah sungai Yordan yang mengelilingi wilayah antara Ajlon untuk sebelah utara dan ujung Laut Mati untuk sebelah tenggara. Yang menjadi jantung Palestina I ketika itu adalah kota Qasariyah yang meliputi kota al Quds, Nablus, Yafa, Gaza dan Asqalan.
2.  Palestina II: Wilayah ini meliputi pegunungan el Jalil, Maraj Ibn Ameer dan dataran-dataran tinggi yang membentang ke arah timur dari danau Thabriyah, yakni wilayah-wilayah bagian timur Yordania dan Suriyah sekarangn ini.
3.  Palestina III: Wilayah ini mencakup daerah-daerah yang terletah di sebelah selatan garis Rafah – Laut Mati, sampai Teluk Aqabah. Wilayah ini berpusat di kota al-Betraa yang sekarang ini terletak di wilayah bagian timur Yordania.1
Ketika Palestina masuk di bawah pemerintahan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab radiyallahu ‘anhu maka dianggap sebagai bagian dari negeri Syam. Saat itu negeri Islam dibagi menjadi tujuh wilayah, dan Syam adalah salah satu dari ketujuh wilayah tersebut. Pada masa khulafaur Rasyidin, secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa kota administratif, yakni kota administratif Himsh, Damaskus, Palestina dan Yordania.
Sedang pada masa kekhalifahan Bani Umayah ditambah kota administratif yang kelima, yaitu kota administratif Qanisrain. Wilayah kota administratif Palestina membentang dari Rafah yang berbatasan dengan Sinai sampai ke el Lajun, yaitu sebuah kota yang terletak setelah 18 kilometer barat laut kota Jenin. Wilayah administratif Palestina beribukotakan Alladu sampai akhirnya Sulaiman bin Abdul Malik menjadi wali wilayah ini pada masa kekhalifahan saudaranya, Khalifah Alwalid bin Abdul Malik, pada tahun 86 – 97 Hijriah. Kemudian Sulaiman memerintahkan pembangunan kota Remlah yang kemudian menjadi ibukota wilayah ini.
Selanjutnya Palestina menjadi wilayah yang terlepas berdiri sendiri pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, yaitu setelah masa pemerintahan Abu Abbas al Sifah dengan Remlah tetap menjadi sentral pemerintahan. Setelah terlepas berdiri sendiri, Palestina terbagi menjadi 12 Kurah (kota). Yaitu Remlah, Eilia (al Quds), Amwas, Alladdu, Yabna, Yafa, Qaisariya, Nablus, Sabastiyan, Asqalan, Gaza, Beit Jabrain serta bergabung ke dalamnya wilayah pinggiran, Zagar, Diyar Qaum, Lud, Syara dan pegunungan hingga Aila di Teluk Aqabah.
Adapun kota administratif Yordania, berdasarkan fakta-fakta kontemporer, sekarang ini menjadi bagian wilayah timur Yordania, wilayah utara Palestina dan selatan Lebanon. Ketika itu, Yordania merupakan kota anministratif terkecil dari negeri Syam yang berpusat (ibukota) Thabriya, yang terdiri dari 13 Kurah. Yaitu Thabriya, Samira, Bisan, Fuhl, Jursy, Beit Ras, Jadr, Abil, Susiya, Shafwariya, Aka, Qadas (utara Shafad) dan Shur.
Pada masa pemerintahan Mamalik (th 1250 – 1517), secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa wilayah perwakilan (niyabah). Wilayah Palestina terdiri dari tiga niyabah, yaitu Shafad, al Quds dan Gaza. Niyabah Shafad meliputi wilayah dari utara Palestina dan selatan Lebanon sampai ke sungai Lithani. Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di Syam (th 1516 – 1918), negeri ini terbagi menjadi tiga iyalah (distrik), yaitu iyalah Damaskus, Halb dan Tharablus. Setiap iyalah terdiri dari beberapa daerah administratif yang disebut sanajiq. Ketika itu sanajiq Nablus, Gaza, al Quds, Lajun dan Shafad berada dalam iyalah Damaskus. Sanajiq Nablus meliputi bagian-bagian wilayah timur Yordania. Ketika dibentuk iyalah baru Shaida pada tahun 1660, masuk dalam distrik ini wilayah Shafad yang kemudian sentral pemerintahan berpindah  ke Aka pada tahun 1777. Setelah itu turut bergabung dalam iyalah Shaida kota al Quds, Nablus dan Balqa. Dan ketika terbit sistem kewilayahan baru pada tahun 1864 iyalah Shaida bergabung dalam wilayah (propinsi) Suriah. Dan ketika dibentuk wilayah (propinsi) Beirut pada tahun 1887, Aka, Balqa dan tiga kota lainya pisah dari wilayah Suriah membentuk propinsi-propinsi (wilayah) baru. Wilayah Beirut membentang sampai penghujung jalan antara Nablus dan al Quds, yang mencakup kota Aka dan Balqa yang berpusat di Nablus yang meliputi pinggiran Jenin, Bani Sha’b, Jamain dan Salth. Saat itu kota Aka mencakup pinggiran Haifa, Nashira, Thabriya dan Shafad. Wilayah-wilayah utara Palestina ini masih tetap menjadi bagian wilayah Beirut sampai  tahun 1914. Sedangkan distrik al Quds, melihat dari urgensi dan kekhawatiran Daulah Utsmaniyah dari ketamakan zionis Yahudi, serta masuknya campur tangan negara asing dalam urusan al Quds, pihak daulah memisahkannya dari Propinsi Suriah, dan dinyatakan sebagai wilayah otonomi yang berdiri sendiri dan langsung terikat oleh pemerintah pusat sejak tahun 1874. Wilayah ini meliputi bagian tengah dan selatan Palestina, yang diikuti wilayah pinggiran al Quds, Yafa, Gaza dan Hebron (al Khalil). Pada tahun 1909 dibangun pinggiran Bi’r Sebaa yang sebelumnya merupakan bagian dari pinggiran Gaza. Melihat kuatnya kekuasaan al Quds, beberapa kali terjadi penggabungan wilayah Nablus (Balqa’) juga pinggiran Nashira selama tahun 1906 – 1909. Kekuasaan otonomi al Quds ini terus berlanjut hingga akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah.2
Dari pembahasan yang agak melebar tentang batas-batas geografis Palestina ini, kami sebenarnya hanya ingin menegaskan beberapa makna:
  • Bahwa penamaan Palestina adalah penamaan sudah ada sejak lama (klasik). Yang secara ghalib meliputi daerah antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Yordan.
  • Bahwa Palestina adalah wilayah bagian dari negeri Syam. Karenanya, pembagian wilayah secara administratif, penamaan wilayah-wilayah, perluasan sebagian wilayah dan penyempitan sebagian yang lain, tidak pernah mempengaruhi perasaan penduduk aslinya, bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari umat Islam yang utuh. Bahwa loyalitas mereka kepada pemerintah takkan pernah goyah selama pemerintahnya adalah muslim.
  • Bahwa pembagian wilayah secara administratif tidak lain hanyalah pembagian secara tekhnis belaka, untuk membudahkan kontrol yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah dalam rangka mengelolah propinsi-propinsi yang ada. Bahwa perubahan itu tidak memberikan dampak sensitif apapun pada masyarakat umum. Bahwa perubahan ini terjadi sebagaimana terjadi pada negeri manapun saat ini. Mulai dari perluasan, penyempitan atau penamaan kembali terhadap propinsi-propinsi, distrik dan yang sejenisnya tanpa harus merombak esensi kehidupan manusia. Oleh karena itu, hal yang alami apabila wilayah utara Palestina menjadi bagian kota Yordania, juga wilayah-wilayah timur Yordania menjadi bagian Palestina. Kemudian wajar juga bila terjadi wilayah-wilayah utara Palestina menjadi bagian wilayah (propinsi) Beirut, atau kota Nablus menjadi pusat propinsi Balqa’, dan seterusnya.
  • Bahwa perasaan dan wawasan sempit dan terkungkung tidak pernah terjadi di antara mayarakat negeri Syam (dan kaum muslimin secara umum). Bahwa kebebasan untuk berpindah-pindah, bergerak, bermukim, bekerja dan kepemilikan adalah hal yang wajar dan alami yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat negeri Syam tanpa ada perasaan sempit dan terikat.
  • Bahwa pembatasan-pembatasan berdasarkan territorial serta status kebangsaan berdasarkan domisili wilayah sangat jauh dari kehidupan masyarakat muslim sepanjang masa pemerintahan Islam sampai akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. Benih-benih kebangsaan dan nasionalisme sempit tidak pernah tumbuh kecuali setelah jaman penjajahan Barat. Namun sayang sekali hal itu tidak mengakar, kecuali dengan munculnya negara-negara domestik Arab dan negara-nagara Islam yang berdiri sendiri.
Telah menjadi kebiasaan orang-orang Arab menyebut tanah Palestina dengan nama Suriah Selatan. Ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa Palestina merupakan bagian dari Suriah (negeri-negeri Syam). Pada masa pemerintahan Arab di Damaskus (sejak awal Oktober 1917 sampai Juli 1920), Palestina – meskipun dijajah Inggris – menjadi perwakilan dalam muktamar umum Suriah. Bahkan surat kabar Arab yang pertama kali terbit setelah penjajahan Inggris mengusung nama Suriah Selatan (Suriya al Janubiyah). Kebanyakan tokoh-tokoh Palestina berada di Suriah (Damaskus), diantaranya adalah para wakil dalam muktamar Suriah yang memproklamirkan kemerdekaan Suriah pada tanggal 8 Maret 1920. Nama ini tidak pernah lenyap dari Palestina kecuali setelah pertempuran Meislon, penjajahan Perancis atas Suriah dan jatuhnya pemerintahan Arab di Suriah pada Juli 1920.3
Di bawah kolonialisme Inggris, perbatasan antara Palestina dengan Lebanon di satu pihak dan Lebanon dengan Suriah di pihak lain. Ini berdasarkan perjanjian Inggris – Perancis yang diadakan pada 23 Desember 1920, yang kemudian ada beberapa perubahan pada tahun 1922 -1923. Adapun perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania ditetapkan oleh perutusan Palestina dan wilayah timur Yordania pada awal September tahun 1922. Dengan penetapan perbatasan ini, maka luas wilayah Palestina mencapai 27009 kilometer persegi, yang membentang antara garis 29 300 dan 33 150 lintang utara, dan antara garis 34 150 dan 35 400 bujur timur. Panjang perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania mencapai 360 kilometer, dengan Suriah mencapai 70 kilometer, dengan Lebanon mencapai 79 kilometer dan dengan Mesir mencapi 210 kilometer. Sedang pantai Palestina di Laut Tengah panjangnya mencapai 224 kilometer.4
Bersambung…



Kami benar-benar marah terhadap Mesir

Wakil Menteri Luar Negeri Hamas Ghazi Hamad

Barangkali bagi sekitar 1,6 juta penduduk Jalur Gaza, negara-negara Arab dan muslim tidak bisa lagi diharapkan. Mereka terdiam mematung menyaksikan Israel enam tahun terakhir memblokade Gaza. Mereka bisu melihat Mesir menutup perlintasan Rafah dan menghancurkan hampir semua terowongan.

Padahal, Negeri Sungai Nil itu satu-satunya pintu buat warga Gaza melihat dunia luar. Terowongan-terowongan, jumlahnya pernah 1.500-an, menjadi satu-satunya jalan keluar masuk orang, makanan, bahan bangunan, bahan bakar, obat-obatan, dan lain-lain setelah negara Zionis mengisolasi Gaza.

Gaza sudah menjelma sebagai penjara ruang terbuka raksasa. Dengan nada emosional, Wakil Menteri Luar Negeri Hamas Ghazi Hamad menceritakan penderitaan warga Gaza. Bukan lantaran kebiadaban Israel dan Mesir. Tapi disebabkan pula oleh impotensi dunia Arab, muslim, dan masyarakat internasional lainnya.

Sampai-sampai di akhir wawancara, Ghazi Hamad menyampaikan permohonan. "Faisal, bisakah kamu menyampaikan kepada pemerintah Indonesia buat segera mengirimkan bantuan obat-obatan dan bahan bakar ke Gaza? Kami benar-benar butuh pertolongan."

Berikut penjelasan Ghazi Hamad saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com semalam melalui telepon selulernya.

Bisakah Anda jelaskan dampak terburuk terhadap Gaza lantaran Mesir menutup perbatasan dan terowongan?

Situasinya sungguh buruk sejak Mesir menutup perbatasan Rafah dan hampir semua terowongan. Mereka menghancurkan 90 persen terowongan. Padahal, itu satu-satunya cara bagi orang, makanan, bahan bakar, obat-obatan lewat setelah Mesir menutup perlintasan Rafah. Kami sekarang kehabisan bahan bakar, obat-obatan. dan bahan bangunan.

Karena bahan bakar habis, satu-satunya pembangkit listrik di gaza sudah pekan terakhir tidak beroperasi. Alhasil, sebagian kecil penduduk Gaza cuma bisa menikmati listrik enam jam saban hari. Tidak adanya pasokan obat-obatan membuat rumah-rumah sakit kesulitan menangani pasien. Padahal, banyak pasien membutuhkan perawatan segera.

Langkanya keperluan hidup sehari-hari menyebabkan harga-harga melonjak naik antara 20 persen hingga 25 persen. Kami benar-benar dalam kondisi sangat kritis dan memerlukan bantuan segera.

Sektor mana saja mengalami dampak buruk akibat kebijakan Mesir itu?

Di semua sektor. Kami juga kekurangan air bersih. Pabrik pengolahan limbah tidak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar. Pengangguran meningkat tajam.

Berapa kerugian bagi Gaza akibat penutupan perbatasan dan terowongan?

Menurut Kementerian Ekonomi, kami rugi lebih dari US$ 250 juta saban bulan.

Bagaimana hasil pendekatan terhadap rezim militer Mesir?

Kami sudah berupaya membahas persoalan ini dengan mereka. Kami sudah minta Mesir membuka perbatasan dan mengizinkan orang serta barang-barang kebutuhan saban hari masuk ke Gaza. Namun permintaan itu ditolak.

Kami minta mereka membelikan kebutuhan kami, itu juga ditolak. Kami sudah berusaha mencari cara buat mengatasi krisis dengan meminta bantuan ke berbagai negara, termasuk Qatar. Tapi Mesir menolak membolehkan bantuan itu masuk.

Apakah Anda yakin dalam waktu dekat Mesir bakal mengurangi tekanan terhadap Hamas dan Gaza?

Kami benar-benar sangat marah terhadap Mesir.

Lantas bagaimana pemerintahan Hamas mengatasi semua ini?

Kami akan berusaha mencari cara lain untuk memenuhi keperluan seluruh rakyat Gaza. Sejauh ini, kami terpaksa meminta bantuan Israel buat mengizinkan barang-barang kami beli masuk lewat perbatasan mereka. Tentu saja jumlah diizinkan terbatas. Kami sebenarnya sangat berharap dan bergantung kepada Mesir.

Kurangnya dana dan tidak ada sokongan, bagaimana Hamas menjalankan pemerintahan?

Kami memang kekurangan dana. Kami tidak bisa lagi membayar gaji pegawai dan pasukan keamanan.

Apakah kondisi ini membuat Hamas tidak populer lagi di mata rakyat Gaza?

Itu tidak benar sebab kami sudah berusaha keras menolong mereka. Kami berupaya memenuhi keperluan rakyat. Memang benar mereka kecewa dan marah, tapi itu bukan salah kami. Semua ini terjadi lantaran Israel bersama Mesir memblokade Gaza.

Apakah sudah bisa disimpulkan krisis kemanusiaan sudah membekap Gaza?

Krisis kemanusiaan sudah terjadi di Gaza.

***

Biodata

Nama:
Ghazi Hamad

Tempat dan Tanggal Lahir:
Yibna, 1964

Pendidikan:
Sarjana Kedokteran Hewan

Pekerjaan:
Wakil Menteri Luar Negeri Hamas
Pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar Al-Watan
Pernah menjadi pemimpin redaksi koran Hamas Ar-Risalah
(mdk/fas)



Selasa, 19 November 2013

Turki Kembali ke Pangkuan Islam



By: Nandang Burhanudin

Kendati oleh elemen gerakan Tabawwul disebut tidak Kaaffah, dan menolak konsep perjuangan syariat secara tadarruj (gradual/bertahap), namun Turki semakin hari semakin menampakkan kejelasan pencapaian target. Tidak hanya sekedar di spanduk-spanduk atau web-web resmi. Syariat Islam di Turki mulai nampak dalam kehidupan sehari-hari.

Sudah dua peristiwa yang menghebohkan negara sekuler Turki. Salah satunya adalah penghapusan larangan Jilbab di tempat-tempat publik dan kantor-kantor pemerintahan. Maka enam anggota Parlemen wanita kembali mengenakan hijab.

Kebebasan ini pun terjadi di TV resmi pemerintahan Turki. Menurut Jihan News, kemarin seorang penyiar TV resmi Turki muncul untuk pertama kali dengan pakaian hijab yang menutup aurat. Channel TV tersebut adalah TRT Turkey dalam acara berita jam 5 sore.

Sekali lagi, keberhasilan Turki didukung pula dengan islamisasi di tubuh militer. Islamisasi yang sama sekali tidak menghambat kemajuan militer. Malah 10 tahun di bawah komando partai AKP, militer Turki berhasil meraih pencapaian sebagai militer terkuat ke-6 di dunia. Hal yang tak mungkin dicapai oleh negara-negara korup. Apalagi oleh gerakan yang berbau Islam, namun tak memiliki contoh negara yang jelas.

Selamat! Semoga Turki bisa kembali membawa kejayaan khilafah yang nyata, riil, dan terbukti. Bukan sekedar menyalah-nyalahkan, mengkafir-kafirkan, atau menebar fitnah bagi kehidupan.



Police Watch: Densus 88 Alat Sadapnya Bantuan Australia, Perlu Diwaspadai


Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau Polri segera mengevaluasi berbagai peralatannya, terutama alat-alat sadap bantuan dari Australia. Salah satu badan Polri yang dibantu Negeri Kanguru itu adalah Detasemen Khusus (Densus) 88.

"Sebab, bukan mustahil lewat bantuan alat sadap buat Densus 88 antiteror ini, intelijen Australia menyadap komunikasi pejabat Indonesia," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.

Hubungan Indonesia-Australia tegang usai skandal penyadapan Negeri Kanguru itu terungkap. Australia bahkan menolak minta maaf. Indonesia pun menarik Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema.

Pane menilai, Pemerintah Indonesia dan kalangan intelijen perlu mencek alat sadap bantuan asing, terutama Australia. Apakah selama ini Australia menyadap lewat alat bantuan tersebut.

"Jika terbukti penyadapan lewat alat sadap bantuan itu, berarti sudah waktunya semua alat tersebut diblokir, dinonaktifkan dan tidak perlu difungsikan lagi," jelas Pane.

Kalaupun tidak terbukti, Pemerintah tetap perlu waspada. Kenapa intelijen Australia dan negara asing lainnya terlalu gampang menyadap para pejabat Indonesia.



Jumat, 26 Juli 2013

Dr Abdurrahman Yusuf Jamal : Sejarah Mencatat Pembebas Masjidil Aqsha adalah Para Penghapal Al Quran



yusuf jamalSyekh Dr. Abdurrahman Yusuf Jamal, Direktur Darul Quran wa Sunnah Gaza, Palestina menyatakan sambutannya atas  wakaf Mushaf Masjid Al Aqsha – KISPA: Kepada Muslim Indonesia bahkan muslim di dunia. Kami berdoa semoga program wakaf yang digulirkan KISPA bisa menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir sampai hari kiamat kelak, sabda nabi Muhammad saw: “Apabila anak Adam meninggal maka terputus segala amalannya kecuali 3 hal: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakannya”. Dan sebaik-baik amal yang ditinggalkan seorang muslim setelah wafatnya adalah Mushaf Al Quran yang dibaca serta dihafal oleh muslimin.
“Karena al Quran ini diberi nama mushaf masjid al Aqsha sesungguhnya ini merupakan kabar gembira akan dekatnya pembebasan Palestina dan juga masjid al Aqsha dari tangan zionis Yahudi. Sesungguhnya tentara penakluk adalah (mereka) penghafal al quran yang telah dibesarkan dengannya beserta pemahaman yang dalam akan al quran. Termasuk mereka yang menyebarkannya, maka jangan ragu untuk bergabung ke dalam kafilah ini agar Allah memberikan kemuliaan kepada kalian sebagai penebar kebaikan dan pembebas masjid al Aqsha. Kami berharap semoga Allah menuliskan (mentakdirkan) kita untuk bersama melakukan shalat berjamaah di sana”. (Fn)
Bagi yang Berkeinginann untuk beramal saleh Wakaf Masjidil Aqsha, silahkan klik link ini :

Sabtu, 16 Maret 2013

Iran : Kehilangan Kendali Suriah adalah Awal Hilangnya Teheran



Perwakilan Resmi Iran: Kehilangan Suriah hakikatnya adalah Permulaan Hilangnya Teheran .  Suriah hakikatnya adalah satu provinsi dari Iran, Iran telah menempatkan 60.000 kekuatan militer di Suriah sebagai bentuk ancaman untuk Israel.
Mengapa Iran habis-habisan mendukung Rezim Suriah ? Ada apa dengan Iran ? Apakah semata-mata alasan kesamaan visi kedua Negara yang terlihat dimata dunia sebagai dua kekuatan Timur Tengah yang anti Israel ? Berikut ini adalah ulasan laporan dari The Middle East Media Research Institute, seputar alasan lain mengapa Iran habis-habisan mendukung Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Assad yang terungkap dari pernyataan pidato pejabat tinggi Iran .
Pada tanggal 13 Februari 2013, Mehdi Taeb, kepala Basis Ammar pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei dan lingkaran Korps Garda Revolusi (IRGC) dengan direktur biro intelejen Hossein Taeb, menyampaikan pidato pada sebuah konferensi Basij di Mashhad, Iran, pada pentingnya Suriah terhadap rezim Iran.
Dalam pidatonya, ia mendefinisikan Suriah sebagai provinsi Iran yang sangat strategis, dan mengatakan bahwa mempertahankan keberadaan rezim Suriah bahkan lebih penting bagi rezim Iran daripada menjaga provinsi kaya minyak Iran selatan Khuzestan – meskipun Khuzestan strategis secara ekonomi.
Taeb juga menekankan bahwa jika musuh-musuh Iran secara bersamaan menyerang Suriah dan Khuzestan, Teheran akan lebih memilih untuk mempertahankan Suriah, karena kerugian jika rezim Suriah tumbang akan mengakibatkan hilangnya Teheran itu sendiri. Dia menambahkan bahwa Iran telah membantu untuk menempatkan 60.000 tentara garda revolusi di Suriah untuk memerangi pemberontak bersama rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Meninjau ancaman regional dan superregional ke Teheran, Taeb menilai sekarang, Israel – bukan AS – merupakan satu-satunya ancaman yang serius. “Teheran telah berhasil membuat Israel terpuruk melalui Hizbullah”, terang Taeb. Dan Taeb menambahkan bahwa AS tidak akan menyerang Iran karena kekurangan kekuatan militer untuk melakukannya, dan juga karena ekonomi AS yang tidak stabil saat ini.
Sebagian isi Pidato Mehdi Taeb pidato (Dikutip dari Snn.ir.) [1]
Pandangan Taeb yang penting dan strategis terkait hubungan antara rezim Suriah dan Iran itu sebelumnya telah diungkapkan oleh Ali Akbar Velayati, penasehat pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei, pada tanggal 8 Februari 2013: “Iran telah merencanakan posisi defensif di luar perbatasannya sendiri, dan itu terkait dengan nasib dari negara-negara Islam, inilah mengapa Iran akan terus mendukung orang-orang seperti Bashar Al-Assad sampai akhir … “[2]
Pernyataan Taeb yang memicu kecaman keras dari kalangan konservatif dan reformis dimana mereka mengklaim bahwa pernyataan Taeb merugikan kedaulatan Iran dengan kesediaannya untuk melepaskan bagian berharga dari Iran dan bahwa pernyataannya mendukung klaim Arab bahwa Khuzestan bukan bagian dari Iran. Mereka juga mengatakan bahwa pernyataannya mendukung klaim musuh-musuh Iran bahwa rezim Iran menindas warga negaranya sendiri melalui garda revolusi, dan bahwa pernyataan juga mengkonfirmasi klaim bahwa Iran kini mendukung penindasan warga sipil di Suriah.
Dalam menanggapi kritik, Taeb mengatakan dalam wawancara terpisah dengan tiga media Iran bahwa pernyataannya telah didistorsi, “Media-media asing dan anti-Iran tidak berdaya untuk berurusan dengan media milik rezim Iran, dan karena itu mereka mendistorsi pernyataan yang dibuat oleh Iran [3] … posisi Iran mengenai perkembangan di Suriah benar-benar jelas, dan pernyataan saya adalah analisis politik dan strategis “[4].
Berikut ini adalah kutipan dari pernyataan Taeb terkait kepentingan strategis Iran di Suriah : [5]
Suriah, Sebuah “Provinsi Strategis” Dari Iran
“Suriah adalah provinsi Iran yang ke-35, dan itu adalah provinsi yang strategis bagi kita. Jika musuh menyerang kita dan ingin mengambil Suriah atau Khuzestan, prioritas utama kami adalah mempertahankan Suriah. Dengan mempertahankan Suriah, kita akan mampu untuk merebut kembali Khuzestan, tetapi jika kita kehilangan Suriah, kita tidak akan mampu mempertahankan Teheran …
“Suriah memiliki tentara, tetapi tidak mampu melaksanakan perang kota di Suriah. Inilah sebabnya mengapa Iran mengusulkan pembentukan suatu kekuatan militer, untuk melakukan pertempuran di kota-kota, untuk itulah 60.000 basis kekuatan militer ‘Suriah Basij’ didirikan,… Mereka memiliki kemampuan mengambil alih pertempuran di jalan-jalan kota… ”
” Apakah hanya Israel yang menginginkan kehancuran Iran ?, Karena kami memiliki sikap yang  jelas yaitu kami tidak menginginkan Israel eksis
“Saat ini, hanya ada satu ancaman bagi kami, dan itu adalah rezim Zionis yang memiliki keinginan dan kemampuan untuk menyerang Iran, dan tidak ada yang menghalangi Israel untuk melakukan keinginannya tersebut. Namun demikian tidak ada satu pun negara-negara tetangga kita (Afghanistan, Pakistan, Irak, atau Arab Saudi) baik memiliki uang atau kekuatan militer mempunyai keinginan untuk menyerang kita, dengan demikian, kita tidak menghadapi ancaman regional.
Namun di arena superregional, kita melihat AS sebagai musuh yang ingin menyerang kita tetapi tidak memiliki dana maupun kekuatan militer untuk melakukannya … dan tidak memiliki tenaga untuk mengobarkan perang.
“Untuk memeriksa keadaan ekonomi dari suatu negara tertentu, kita harus melihat proposal anggaran … Selama Romney-Obama debat presiden, Romney mengatakan kepada Obama, “Anda telah merusak ekonomi Amerika, dan mengumpulkan $ 16 triliun utang (tentu Iran memanfaatkan keadaan ini untuk mengalahkan pengaruh kita”. Obama menjawab, ‘”utang ini bukan salahku, melainkan kesalahan dari sistem Amerika …”
“Selama konflik 2012 November di Gaza, AS berada di Mediterania, tetapi tidak datang untuk membantu Israel. Hal ini karena jika satu roket dari Gaza menghantam salah satu dari kapal perangnya, upah awak  kapal itu akan secara otomatis dua kali lipat. Jadi AS tidak akan memulai perang melawan kita.
“Hanya Israel yang ingin menghancurkan kita, karena kita telah mengatakan dari awal bahwa kami tidak ingin Israel untuk eksis, Israel sebagai hulu ledak nuklir yang akan menghancurkan sebanyak provinsi dan kota-kota yang kita punya. Jika mereka menyerang kami, mereka akan bertanggung jawab kepada siapa pun di dunia.
“Mengapa kita belum menargetkan nuklir kita untuk Israel ? ini karena Israel telah benar-benar terkunci dengan Hizbullah. Selama perang Libanon 2006, rezim Zionis berusaha untuk memecahkan kunci ini yaitu Hizbullah, tapi setelah 33 hari pertempuran Israel menyerah, pihak Libanon menurut Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, “Israel mengatakan bahwa dalam perang itu menggunakan 100% dari kemampuannya sementara Hizbullah hanya menggunakan 4% dari kemampuannya.”
Kritik Terhadap Laporan Mehdi Taeb ini
Khuzestan Adalah Jantung Ekonomi Iran, Apakah jauh lebih penting Suriah ?
Shokre Khoda Moussavi, delegasi Majlis dari kota Ahvaz, mengatakan: “Khuzestan ke Iran adalah seperti jantung ke tubuh dan tubuh tidak bisa mengabaikan jantung … Tidak diragukan lagi, tentara bayaran dan lingkaran bayaran mengangkat isu nasionalisme di daerah seperti Khuzestan, nama Khuzestan tidak harus dinaikkan, dalam rangka mendukung Suriah …”
“Bagi rakyat Iran dan untuk Khuzestan, Iran mempertahankan Khuzestan jauh lebih penting daripada menjaga Suriah.” [6]
Taeb Mendorong Iran Untuk Mengakui Klaim Arab atas Kedaulatan Khuzestan
Sebuah artikel di situs Baztab berjudul “Kami Tidak Akan Ganti Khuzestan – Tidak Sekalipun Dengan Damaskus” mengklaim bahwa Taeb telah mengabaikan konsekuensi dari  pernyataannya terkait provinsi Khuzestan yang sangat rentan dan juga mengikuti dukungan untuk rakyat Ahwazi terhadap konferensi yang diadakan di Kairo, yang diselenggarakan dalam upaya untuk memecah belah Iran. ”
Dalam artikel yang sama ditambahkan bahwa pernyataan Taeb itu “kemungkinan untuk bermain ke tangan kalangan ekstrimis di negara-negara Arab, yang dalam beberapa dekade terakhir telah mengklaim kedaulatan atas bagian Arab di Iran,” artikel itu juga menyatakan “Taeb berbicara ringan dari kemungkinan perang, sementara Iran mengerahkan semua kemampuannya untuk mengurangi tekanan internasional dan untuk mengurangi dampak langsung dan tidak langsung dari sanksi. ”
“Dia menurunkan mengatakan telah menurunkan kekuatan militer di kota-kota, dan gagal menjelaskan kapan Iran menggunakan kekuatan tersebut untuk perang semacam ini – dan sekarang ia merekomendasikan bahwa rezim Assad menggunakannya … Cerita-cerita mengenai kekuatan militer Iran sedang digunakan di Suriah adalah rumor tak berdasar yang disebarluaskan oleh media anti-Iran …”
“Kelangsungan hidup rezim anti-Zionis di Suriah merupakan prinsip strategis Iran, karena itu adalah bagian dari perlawanan di garis depan pertempuran melawan aspirasi dari luar yang mendukung Zionis”. Perwakilan non-militer, diplomatik, ataupun pemangku kebijakan strategis tidak akan pernah merekomendasikan kehilangan bahkan satu inci pun dari kesatuan wilayah Iran. Ini adalah masalah sensitif, bahkan untuk sekedar mendorong kita untuk menggaris bawahi pentingya isu tersebut (Suriah)”. [7].
Taeb Memperkuat Klaim Musuh-Musuh Iran bahwa Bukan Asad yang melakukan peperangan di Suriah Melainkan Iran
Salah satu situs di Iran (Asr-e Iran) menuduh Taeb dengan mengatakan “Taeb melanggar integritas keamanan nasional dan teritorial Iran serta mengobarkan separatisme. Ini menegaskan bahwa Taeb “mengabaikan darah warga Iran yang telah tertumpah untuk mempertahankan provinsi yang berharga Khuzestan.”
Stius ini mencatat bahwa pernyataan Taeb itu tidak membantu rezim Suriah, melainkan melemahkan statusnya terhadap lawan-lawannya di rumahnya sendiri (Iran) … yang memberitahu orang-orang Suriah bahwa Bashar Assad adalah antek dan agen Iran. Musuh Assad di Suriah mengatakan bahwa Assad telah merubah Suriah menjadi provinsi Iran, dan kita akan semakin cepat menyingkirkan kejahatan dari rezim ini, yang dikendalikan oleh orang asing.
“Pernyataan Taeb itu hanya akan merubah para pemberontak bersenjata di Suriah, yang diidentifikasi digerakkan oleh kekuatan asing menjadi tentara bayaran asing menjadi pejuang kemerdekaan Suriah dari Iran, atau menjadi pejuang yang bertujuan untuk membebaskan tanah air mereka (Suriah) dari kekuasaan asing.
“Kemarin, Perdana Menteri Suriah yang diasingkan Riyad Hijab mengatakan kepada Al-Arabiya TV bahwa Suriah diduduki oleh Iran dan bahwa hal itu dijalankan bukan oleh Assad tetapi oleh Qassem Suleimani, komandan Garda Revolusi. Pernyataan Taeb tidak sama sekali memperkuat klaim kubu anti-Iran (karena ini sduah merupakan fakta yang jelas)”
“Setahu kami, Iran memiliki 31 provinsi resmi. Darimana Taeb mengatakan Iran memiliki 34 provinsi ? Dan menambahkan Suriah sebagai  provinsi ke-35, kita tidak tahu. Apa mungkin ia juga memasukan negara-negara lain seperti Bahrain, Lebanon, dan Irak sebagai provinsi Iran ?[8]
Apakah Taeb Keliru ?
Sebuah artikel di harian Kayhan Iran, yang dekat dengan Pemimpin Agung Ali Khamenei, menyatakan bahwa “Pernyataan Taeb keliru tentang memprioritaskan Suriah daripada Khuzestan dan telah dieksploitasi media anti_iran … namun Taeb tidak menjelaskan pada bagian mana pernyataannya telah didistorsi, atau apa dia benar-benar mengatakan demikian”.
“Hal ini tidak perlu digunakan untuk mempertentangkan prinsip pentingnya membela Suriah dan prinsip mempertahankan integritas wilayah Khuzestan atau provinsi Iran lainnya, Suriah bukanlah provinsi Iran. Tetapi Suirah merupakan bagian penting dan strategis terkait urusan anti-Israel …”
“Kita mengharapkan orang yang menyatakan pernyataan adalah orang yang tepat. Terutama dalam hal profesionalitasnya ketika mengeluarkan pernyataan dimana terkadang ketika mereka membuat pernyataan yang salah, atau jika kata-kata mereka didistorsi, mereka perlu memperbaikinya pada waktu yang tepat.” [9 ]
Apakah Taeb Memberikan Peluang atas Klaim Arab Selama Ini Terhadap Kedaulatan Khuzestan ?
Sebuah situs Iran The Kaleme, yang dekat dengan pendukung Mir-Hossein Mousavi, menyatakan bahwa Taeb telah mengabaikan konsekuensi dari pernyataannya terkait hubungan internasional, nasional dan sensitivitas keamanan Khuzestan [. 10]
Pada kesempatan lain, situs ini mencatat bahwa “tekanan politik dan media pada Taeb membuatnya menyalahkan orang lain, bukannya meminta maaf dan memperbaiki posisinya.” [11]
Para Aktifis dari Provinsi Ahvaz yang Tergabung dalam Gerakan “Ahvaz Will Be Free” Merespon dengan  Menyatakan bahwa Pernyataan Taeb ini Membuktikan Keterlibatan Iran dalam Pembantaian Rakyat Suriah

Dalam menanggapi pernyataan Taeb, sebuah situs separatis Ahvaz mencatat: “Dengan laporan, para pejabat rezim Persia telah jelas membuktikan bahwa Ahvaz tidak selalu berada di bawah kekuasaan Iran dan bahwa sekarang Ahvaz dimasukkan kedalam kawasan ynag bukan merupakan bagian dari  rezimIran Rezim. ini, dan Ahvaz akan memenangkan kemerdekaannya”[12].
Website Populer Front Demokratik Ahvazi menambahkan: “Dengan pernyataannya, Taeb telah menggarisbawahi pendudukan langsung Iran di Suriah dan keterlibatan Iran dalam membentuk kekuatan militer di Suriah … Laporan membuktikan keterlibatan langsung Iran dalam pembantaian rakyat Suriah, dari hari pertama Intifada (di Suriah) “[13].
Oleh : Y. Mansharof adalah seorang peneliti di MEMRI.
Endnotes:
[1] Snn.ir, 13 Februari 2013.
[2] Yjc.ir, 8 Februari 2013.
[3] Fars (Iran), tanggal 15 Februari 2013, Tasnim.com, 16 Februari 2013.
[4] Snn.ir, 16 Februari 2013.
[5] Snn.ir, 13 Februari 2013.
[6] Behar (Iran), 16 Februari 2013.
[7] Baztab.net, 14 Februari 2013.
[8] Asr-e Iran (Iran), 16 Februari 2013.
[9] Kayhan (Iran), 17 Februari 2013.
[10] Kaleme (Iran), 14 Februari 2013.
[11] Kaleme (Iran), 16 Februari 2013.
[12] Ahwazna.org, 16 Februari 2013.
[13] Alahwaz.org, 15 Februari 2013.

Pasukan Zionis Israel: “Melempar Batu adalah Tindakan Terorisme”



Tentara Zionis Israel menganggap lemparan batu rakyat Palestina ke arah tentara Israel sebagai salah satu tindakan Terorisme, Hal tersebut untuk membenarkan penangkapan 10 warga Palestina yang  dicurigai telah melempar batu ke arah sebuah kendaraan Israel pada hari Kamis (14/3) di Ariel di Utara Tepi Barat, yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Juru bicara militer Israel mengatakan pada hari Jumat (15/3) dalam sebuah pernyataannya bahwa unit khusus tentara Israel dan pasukan Khusus Kepolisian Israel menangkap delapan warga Palestina dari desa Hares, sebelah selatan Qalqilya, dan dua lainya dari desa Kifl Haris, Tepi Barat bagian Utara, dengan tuduhan telah melempar batu ke arah kendaraan tentara Israel.
Komandan Pasukan Zionis di Tepi Barat, Hagai Mordechai, mengatakan bahwa melempar batu ke arah Pasukan adalah salah satu tindakan terorisme.
Pada Desember tahun lalu, Tiga Rabi yahudi mengeluarkan “fatwa” yang memperbolehkan tentara Zionis menembaki Demonstran warga Palestina yang melempar batu.
Tiga rabi tersebut, Dov Lior, Aleacham Leavanin, dan Eliezeer Raponic. mengirim surat kepada perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan menteri Pertahanan untuk mengubah aturan tentang mengatasi warga Palestina yang melempar batu ke arah tentara. Mereka mengatakan,”setiap orang yang terancam dengan lemparan batu atau dengan sebab yang lain di perbolehkan menembak penyerang tersebut tapa harus khwatir ia akan diadili atau akan ditarik ijin penggunaan senjatanya itu. (hr/Is)

Jumat, 08 Maret 2013

33 Tahun Hilang, Tentara Soviet Masih Hidup Sebagai Syekh


Seorang tentara Uni Soviet berkewarganegaraan Rusia yang dinyatakan hilang dalam perang di Afganistan ditemukan masih hidup dan tinggal sebagai syekh. Kini dia memilih menetap di Afghanistan dan bekerja sebagai ahli ramuan herbal.
Bakhretdin Khakimov, 53, yang merupakan salah seorang tentara merah Uni Soviet dinyatakan tewas 33 tahun lalu oleh kepala tentaranya. Khakimov memang terluka dalam perang Afganistan pada tahun 1980, tetapi dia berhasil selamat berkat pertolongan penduduk lokal.
Dia kemudian berganti nama menjadi Syekh Abdullah lalu menikah dengan wanita setempat dan bekerja di bagian barat Provinsi Herat.
Seperti dilansir Dailymail pekan ini, Khakimov berhasil ditemukan setelah dilakukan pencarian oleh organisasi tentara veteran terhadap 264 tentara merah yang dinyatakan hilang. Juru bicara organisasi tersebut mengatakan Khakimov masih dapat mengingat nama anggota keluarganya dengan baik dan ingin bertemu dengan mereka.
"Ingatannya masih baik dan dia dapat dengan cepat menyebut nama orang tua dan saudaranya. Selain itu Khakimov juga mengatakan ingin bertemu mereka," ujar juru bicara organisasi tersebut.
Sebuah reuni keluarga direncanakan akan berlangsung pada minggu depan. Sementara adik Khakimov, Sharov mengatakan tidak sabar ingin menemui sang kakak yang telah lama dirindukannya itu. "Sangat disayangkan orang tua kami tidak lagi hidup untuk melihat momen ini. Saya tidak sabar untuk menemuinya," tutur Sharov.
Demi bisa menemukan tentara merah lainnya, juru bicara organisasi tersebut menunjukkan beberapa foto tentara merah lainnya yang juga dinyatakan hilang. Khakimov kemudian memberi informasi dua tentara yang hilang itu saat ini juga bermukim di Provinsi Herat.
Sebanyak 15.000 tentara Uni Soviet dan lebih dari satu juta tentara Afganistan terbunuh antara tahun 1979 dan 1989 ketika terjadi peperangan melawan mujahidin. Tentara Uni Soviet mulai menginvasi Afghanistan pada 27 Desember 1979. Mereka ingin menjadikan Afganistan sebagai negara sosialis modern dan mendukung pemerintahan Marxis Leninis dengan nama Republik Demokratik Afganistan. 

Selasa, 05 Maret 2013

Dalam Sehari, 15 Bocah Syahid Dibunuh Rezim Bashar



 
Tidak ada hari tanpa jiwa-jiwa bersih suci yang melayang dari kalangan anak-anak Suriah




























Hidayatullah.com--Seorang remaja cilik dari kawasan Jobar di Damaskus diculik oleh tentara-tentara rezim Bashar Suriah. Sehari kemudian, dikembalikan dalam keadaan sudah menjadi mayat – tubuhnya penuh bekas siksaan dan mutilasi, demikian dikutip laman Sahabatsuriah.com.
Bocah ini hanya satu dari sedikitnya 15 bocah yang setiap harinya dibunuh rezim Suriah. Selama 23 bulan revolusi Suriah, sudah lebih dari 5000 anak yang syahid- sebagian kecil karena penyiksaan kejam luar biasa di penjara-penjara dan pusat-pusat penahanan, sebagian besar karena bom dan berbagak senjata lainnya, termasuk senapan para snipers.
Tidak ada hari tanpa jiwa-jiwa bersih suci yang melayang dari kalangan anak-anak Suriah.
20130303-144518.jpg
Seorang dokter yang ditemui Sahabat Suriah di Aleppo menjelaskan bahwa tujuan utama semua penargetan anak-anak adalah untuk menteror rakyat agar bertekut lutut dan tidak lagi meminta kemerdekaan.
“Kalau ada seorang ayah dan seorang ibu berjalan mengganding anak di tengah mereka, maka si kecil itulah yang akan ditembak sniper sampai tewas. Bukan si ibu atau si bapak,”

Sudah sedemikian rupa krisis kemanusiaan di Suriah, dunia masih berdebat tentang apakah para pejuang layak ditolong secara militer karena mereka adalah kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal jama’ah. Minggu lalu, Washington memutuskan akan memberikan bantuan ‘non-lethal’ (tidak mematikan) sebesar US$60 juta.
20130303-144604.jpg
Akhir tahun lalu, PBB memutuskan untuk memberikan ‘bantuan kemanusiaan’ sebesar US$520 kepada Suriah – yang dialirkan kepada rezim Bashar al-Assad. Menurut para pejuang, dana ‘kemanusiaan’ itu justru menjadi dana ‘mematikan’ yang dipakai rezim untuk membunuhi rakyat sendiri.*

Iran Kecam Keras Serangan Bom terhadap Warga Syiah Pakistan

Rita Uli Hutapea - detikNews
warga mengikuti prosesi pemakaman korban bom (AFP)
Karachi, - Serangan bom terhadap warga Syiah di Karachi, Pakistan telah menewaskan 45 orang. Konsulat Jenderal (Konjen) Iran di Karachi pun mengecam keras serangan bom mematikan itu.

Dalam statemennya, Konjen Iran menyatakan, "serangan teroris mengerikan" yang terjadi pada 3 Maret itu merupakan upaya untuk menebar permusuhan dalam komunitas muslim Pakistan. Konjen Iran pun menegaskan, para pelaku serangan harus diadili dan dihukum.

"Konsulat ini mengharapkan pemerintah Pakistan bertindak tegas atas masalah ini dengan mengidentifikasi dan menghukum para pelaku aksi yang tidak berperikemanusiaan ini," demikian pernyataan Konjen Iran seperti dilansir Press TV, Selasa (5/3/2013).

Konjen Iran juga menyampaikan ucapan belasungkawa dan simpati bagi para keluarga korban serangan bom tersebut.

Ledakan bom yang terjadi di Abbas Town, kawasan yang mayoritas dihuni warga Syiah ini, bersumber dari sebuah kendaraan bermuatan sekitar 150 kilogram bahan peledak yang dipasangi timer. Ledakan ini merusak gedung-gedung di sekitar.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang juga melukai sekitar 150 orang itu. Namun beberapa bulan terakhir ini telah terjadi serangkaian serangan bom berskala besar yang menargetkan warga Syiah.

Bulan lalu, ledakan bom di lingkungan Syiah di kota Quetta menewaskan 90 orang dan menimbulkan kemarahan publik atas kegagalan otoritas mencegah serangan-serangan seperti itu.