Tampilkan postingan dengan label kader pks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kader pks. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Februari 2013

Charles K. Palullungan, Nasrani Pengurus PKS Palolo Yang Tak Goyah Fitnah

Rabu, 27 Februari 2013

Oleh: Lilasari Melati

Masih jelas terngiang dalam ingatanku, meski hampir seminggu berlalu. Pria paruh baya itu menggunakan batik merah, duduk santun diantara kerumunan kader dan simpatisan PKS yang berkumpul malam itu (Selasa,19/2) di aula Bapelkes. Tubuh mungilnya hampir tak terlihat bahkan mungkin kehadirannya tidak akan aku sadari jika saja ketua DPW PKS Sulawesi Tengah, Ust. Zainuddin Tambuala tidak mempersilahkannya berdiri.
“Saya atas nama DPC PKS kecamatan Palolo. Saya selaku sekretaris DPC PKS kecamatan Palolo. Nama saya Charles K. Palullungan," katanya memperkenalkan diri sambil mengambil jeda berbicara. Sontak aku terperangah. Mungkin hanya aku seorang. Selanjutnya ia menyambung lagi.
“Saya seorang nasrani.”kali ini akhir kalimatnya diikuti riuh tepuktangan dan bias senyum tak percaya. Sementara yang lain, memandang terpana. Mengikutiku barangkali yang tanpa sadar hanya menggengam erat kamera tanpa membidikannya, seperti biasanya.
Wajarlah, mereka mungkin baru menyadari kehadiran seorang nasrani di tengah temu kader tersebut. Bahkan beliau bukan seorang simpatisan, tapi pengurus DPC PKS. Catat! Dia seorang kader. Sebagian kader pasti terperangah karena hal ini.
Namun, tidak bagiku. Sejak awal bertemu beliau dalam sebuah kegiatan jaring aspirasi yang dilakukan aleg DPR RI, Ust Akbar Zulfakar akhir tahun lalu, aku sudah mengetahui agama yang dianutnya. Akupun sudah mengetahui bahwa beliau juga kader PKS. Hanya saja, yang lebih membuatku terperangah adalah keistiqomahannya dalam barisan dakwah yang disebut PKS ini.
Aku tidak habis pikir, bukankah belum sampai sebulan gembar-bembor berita kasus dugaan suap impor sapi terhadap Ust, Lutfi Hasan Ishaq ketika gelaran acara itu dibuat? Apakah beliau tidak melihat seliweran berita yang membanjiri media cetak maupun eletronik bahkan media online hampir seminggu dengan headline negatif yang cenderung provokatif bahkan fitnah? Bukankah bisa saja keyakinannya akan goyah pada PKS?
“Ah menurut saya Lutfi Hasan Ishaq itu hanya korban permainan politik,” sanggahnya mantap ketika aku akhirnya berkesempatan berbicara secara langsung dengannya.
Selanjutnya, ia menceritakan awal mula keterlibatannya di PKS. Menurutnya, sebelum melamar sebagai kader PKS, ia sudah pernah ke partai-partai lainnya. Namun, tidak ada yang mau menerima. Hingga meskipun awalnya ragu, ia memberanikan diri untuk masuk sebagai kader PKS.
“Waktu itu saya bertemu dengan Zainuddian Tambuala. Katanya, kita (PKS-red) tidak melihat agamanya tapi manusianya.Inilah alasan sehingga saya masuk, dan juga merupakan alasan paling kuat. Saya merasa partai ini tidak membeda-bedakan agama,” tegasnya.
Ketertarikannya pada PKS makin kuat seiring aktifnya partai ini menuju ke pelosok desanya untuk melakukan kegiatan amal. Bahkan, ia sangat terkagum-kagum ketika Menteri Sosial, Salim Segaf Aljufri datang langsung ke desa Rahmat kecamatan Palolo untuk memberikan bantuan sebesar 73 juta rupiah. Padahal mayoritas penduduk di desa ini beragama nasrani.
“Saya juga tambah yakin dengan PKS waktu anggota DPR RI, Akbar Zulfakar Sipanawa turun langsung ke kecamatan Palolo. Bayangkan, dari 5 orang anggota DPR RI dari Sulawesi Tengah, hanya pak akbar yang turun langsung ke pelosok. Yang lainnya hanya saya tahu lewat foto,” ujarnya berapi-api.
Charles menambahkan bahwa ia akan tetap di PKS meskipun banyak berita miring tentang partai ini. Baginya, PKS mampu melakukan kerja nyata tanpa iming-iming janji palsu.
Sepanjang penuturan laki-laki kelahiran Gunna Malenong 42 tahun silam ini, aku hanya bisa membisu dengan dada bergemuruh. Meski awalnya keheranan dengan kedatangannya di acara temu kader yang menunjukkan kesetiannya pada partai ini, aku akhirnya memahami bahwa sungguh janji Allah itu pasti, inna ma’al usri yusro. Selalu dan selalu kemudahan pasti membersamai kesulitan seberat apapun topaan badai yang menerpa. []

*foto: Charles K. Palullungan Sekr DPC PKS Kec. Palolo Kab. Sigi, Sulawesi Tengah

Jumat, 22 Februari 2013

Mathori, Aleg PKS ‘Tukang Angkat Junjung’ Tetangga yang Pindahan Rumah

Sabtu, 16 Februari 2013

Inilah kisah-kisah luar biasa para kader dakwah di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mungkin jarang orang mengetahui. Salah satunya adalah kisah ustadz Mathori, si “anak kampung” yang sekarang dipercaya oleh masyarakat menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Banjarmasin.

Ustadz yang satu ini sekarang juga menjadi ketua Komisi I DPRD Kota Banjarmasin, namun meski memiliki jabatan tersebut, ustadz Mathori tetap tidak berubah. Ia masih seperti yang dulu. Seperti anak kampung yang merakyat.
Ustadz Mathori pun sudah biasa berbaur dengan rakyat jelata, di dalam gang-gang kecil, pelosok daerah dan dekat dengan para pedagang kaki lima di Banjarmasin. Bahkan, jika ada tetangga yang mau pindah rumah, beliau tak segan langsung membantu mengangkut barang-barang, seperti “kuli angkut” di pelabuhan.
Kalau kita berkunjung ke rumah beliau, kita akan menemukan sosok yang tak ubahnya seperti warga kampung biasa. Pakai sarung, baju kaos seadanya dan berbaur seperti masyarakat pada umumnya. Pun begitu, jika ustadz Mathori sudah berada di DPRD Kota Banjarmasin, dia benar-benar “garang” dan tak segan-segan mengkritik maupun memberikan solusi.
SEJAK KECIL DITINGGAL ORANG TUA
Sejarah hidup ustadz Mathori, anak kampung kelahiran Bilis-Bilis, Jawa Timur 43 tahun lalu ini memang penuh lika-liku. Sudah banyak mencicipi “asam-garam” kehidupan.
Sejak kelas 4 SD, sosok Mathori kecil sudah harus merasakan ditinggal orang tua, yang merantau ke pulau Kalimantan. Oleh karena itu, ia terpaksa harus belajar hidup mandiri.
Sampai saat ia duduk di kelas 2 Tsanawiyah, beliau terpaksa “istirahat” selama satu semester. Apa yang ia lakukan? Mencari uang untuk biaya sekolah dan kehidupannya. Selama satu semester itu ia mengumpulkan biaya untuk sekolahnya kemudian.
JADI PENGUMPUL SISA PADI & JUAL KAYU BAKAR
Waktu di Tsanawiyah, ustadz Mathori tak malu mengumpulkan sisa-sisa padi dari petani yang sedang panen. Selain padi, beliau juga mengumpulkan sisa-sisa panen jagung untuk dijual.
“Saat itu, pikiran hanya ingin mengumpulkan uang buat biaya sekolah dan mau beli peci sama sepatu,” tuturnya.
Selama tidak masuk selama satu semester itu, guru-guru di sekolah pun mulai mencari-cari, kemana kah murid yang bernama Mathori itu. Sampai akhirnya, guru Biologi bernama Pak Kholan, mendatangi rumah ustadz Mathori dan meminta beliau tetap melanjutkan sekolah, dengan biaya ditanggung oleh pak Kholan, sang guru Biologi itu.
“Beliau sangat saya ingat. Pak Kholan itu menurut saya berjasa terhadap kelanjutan sekolah saya waktu itu,” katanya.
PERNAH JADI PENGEMBALA SAPI
Waktu terus berlalu. Akhirnya ustadz Mathori lulus Tsanawiyah, dan mau melanjutkan ke SMA. Namun untuk bisa melanjutkan ke SMA, beliau juga memerlukan biaya. Karena kekurangan, beliau berinisiatif membantu orang, yang punya pabrik kerupuk dan ternak sapi. Walaupun mendapatkan fasilitas tempat tinggal dan biaya sekolah, beliau masih harus mencari rumput dan mengembala sapi setiap hari, sebagai timbal balik.
LANJUT JADI KULI ANGKUT KAYU
Singkat cerita, ustadz Mathori akhirnya merantau ke Banjarmasin, setelah lulus kuliah. Bukannya mendapat pekerjaan di posisi atas, beliau harus merasakan menjadi buruh angkut kayu di perusahaan kayu. Mengangkut kayu dari kapal tiung, ke tempat pemotongan kayu. Itu dijalaninya dengan sabar.
KEMUDIAN JADI SATPAM
Kisah si “Anak Kampung” ini tak hanya sampai di situ. Saat mendapat pekerjaan di perusahaan asuransi, beliau mengundurkan diri, dan kembali ke perusahaan kayu. Lagi, bukannya mendapat posisi “atas” beliau harus merasakan menjadi petuhas keamanan atau Satpam di perusahaan kayu itu. “Bahkan saya sempat nangis, karena saat itu pernah dilempar orang pakai ketapel dari sungai, kena kepala,” ujarnya.
KEHIDUPAN MEMBAIK, LALU JATUH LAGI
Setelah lama menjadi Satpam, beliau akhirnya direkomendasikan menjadi staf bagian logistik. Sudah mulai baju kantoran dan ruang kerja yang rapi. “Tapi karena usaha kayu mulai lesu, dan hampir bangkrut saat itu, saya memilih mundur. Kemudian memilih jalan dakwah, membuka pengajian, lembaga Al Quran, dan Majelis Taklim. Salah satu yang mendorong saya adalah bapak Ustadz Karyono Ibnu Ahmad. Beliau memotivasi saya,” tutur beliau.
Setelah lama mengabdi di jalan dakwah, didukung istri tercinta, akhirnya beliau bergabung bersama partai dakwah, Partai Keadilan Sejahtera. Dan akhirnya terpilih dan dipercaya masyarakat menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin. 
Hingga kini, ustadz Mathori tak berubah. Dia tetap seperti “anak kampung” yang dulu. keluar masuk gang-gang, dan memberikan ceramah ke pelosok-pelosok daerah. Sekaligus “berjihad” di parlemen untuk membela kepentingan masyarakat. 
“Intinya saya bertekad memperjuangkan rakyat. Saya merasakan bagaimana susahnya hidup masyarakat di bawah mahalnya harga barang. Bismillah, mudahan istiqamah,” ucapnya.
 
 

Senin, 18 Februari 2013

PKS Desak Pemerintah Tunda Pelaksanaan Kurikulum 2013


Senin, 18 Februari 2013

Jakarta (18/2) - Rencana kemendikbud untuk melaksanakan kurikulum baru di tahun 2013 ini banyak dikeluhkan oleh para pemangku kepentingan pendidikan di daerah. Demikian disampaikan Ahmad Zainuddin, anggota komisi X DPR RI setelah mengadakan kunjungan panja kurikulum komisi X di Kalimantan Timur baru-baru ini.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan kurikulum baru yaitu pertama; Pemerintah harusnya tidak mengabaikan tunjuan pendirian negara ini sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membentuk masyatakat Indonesia yang cerdas, demokratis, moderen dan bermoral.
Kedua; Menjadikan pendidikan karakter dan pendidikan agama sebagai acuan dan fokus utama dalam pengembangan kurikulum serta mengintegrasikannya dalam semua mata pelajaran agar tujuan utama pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam UUD 45 yaitu membangun masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dapat tercapai. Dan ini menjadi konsekuensi dari kebijakan dasar pengembangan kurikulum yang bersifat tematik dan integratif.
Ketiga; Umumnya, Para pemangku kepentingan pendidikan di Kaltim melihat pemerintah pusat belum siap untuk menerapkan kurikulum 2013 pada bulan Juli yang akan datang dan meminta pemerintah pusat untuk menundanya.
Adapun menanggapi hal tersebut, legislator PKS  dari dapil Jakarta Timur ini menegaskan beberapa penyebab kenapa kurikulum baru tersebut harus ditunda pelaksanaannya yaitu dikarenakan desain induk kurikulum 2013 belum jelas menggambarkan kurikulum yang dimaksud secara konprehensif. Bahkan disinyalir pemerintah pusat belum punya grand desain yang jelas tentang hal tersebut.
“Dinas pendidikan Kaltim pun merasa belum siap mengimplementasikannya karena hingga kini anggapan mereka belum ada kejelasan konsep kurikulum dan bagaimana implementasinya. Tidak ada kejelasan antara peran dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/kota serta apa hak dan kewajiban mereka,” imbuhnya.
“Disamping itu para pendidik merasa belum jelas elemen-elemen kurikulum baru yang harus dipahami sebelum pelaksanaannya, termasuk apakah tugas administratif guru masih sama dengan KTSP atau sudah berubah,” ujarnya.
Menurut mereka andaikan seluruh perangkat kurikulum baru sudah siap pun, dibutuhkan waktu minimal 8 bulan untuk sosialisasi serta penyiapan pendidik dan semua tenaga kependidikan agar kurikulum baru ini bisa diimplementasikan.
Dari beberapa hasil temuan dalam kunjungan kerja di atas Zainuddin menilai bahwa pemerintah harus menunda pelaksanaan kurikulum baru tersebut. “Pemerintah harus menyiapkan kurukulum tersebut beserta elemen-elemennya dengan lebih baik sehingga perubahan kurikulum tersebut benar-benar membawa perbaikan kualitas pendidikan kita agar bangsa ini mampu bersaing dengan bangsa lain di era persaingan global saat ini,” pungkasnya. [pks.or.id]
 
 

Minggu, 17 Februari 2013

PKS Kesruduk Sapi | Pengakuan Ibu Rumah Tangga



 Oleh : Kurniawati Sazali, Seorang Ibu Rumah Tangga Biasa | Senin, 18 Februari 2013
Sebenarnya banyak pilihan judul. Pilihanku pada judul ini untuk menarik perhatian karena ada PKS nya. Sebenarnya ini hanya tulisan untuk berbagi. Menyemangati diri dan teman-temanku, sesama anggota Majis Taklim Tanpa Nama. Betul-betul tanpa nama. Bukan karena tidak bisa memilih nama tetapi memang kami merasa nama itu tidak terlalu penting. Apalah artinya 10-20 orang di sebuah perumahan di pelosok Jawa Timur, yang letaknya puluhan kilometer dari Surabaya. Dibandingkan Majlisnya para habib, ustaz besar dan tokoh besar, kami tidak terhitung sebagai Majlis Taklim. Namun kami tetap merasa sangat penting bukan karena ada tokoh atau ustaz terkenal. Kami merasa keberadaan Majlis Taklim disebabkan kami bisa merenda hari-hari kami dengan bertambahnya ilmu dan amalan Islam. Kami merasa Majlis kami adalah majlis yang paling berharga bagi kami walaupun kami tidak bisa mengundang tokoh,  tapi selalu ada yang mau datang untuk memberi kesejukan. Mengajarkan Islam dan keindahannya. Sampai datang satu peristiwa: PKS kesruduk sapi !
“Bu Nia, taklim kita bagaimana ? apakah akan bubar ?” kata seorang ibu. Sayapun sempat terfikir begitu, ketika banyak pengamat dikoran dan TV yang mengatakan: PKS akan hancur. PKS akan bubar. PKS tinggal sejarah. Pertanyaan itu sangat wajar. Kerisauan kamipun beralasan. Majlis Taklim kami memang banyak ditopang kader-kader PKS. Hampir semua yang mengisi taklim kami adalah kader-kader PKS. Kalau PKS bubar, ustazahnya tidak mau datang lagi apa Majlis Taklim tidak bubar ? Memang hari gini masih ada ustazah yang masih mau sabar ngasih taklim kepada kami-kami ?
Memang saat itu sempat terpikir waktu kami berunding dengan ibu-ibu peserta majlis taklim. Apa sebaiknya kita gabung dengan ibu-ibu majlis taklim yang lain ? Tapi pikiran itu ditolak oleh ibu-ibu yang lain karena dua sebab. Pertama karena sudah cocok dengan cara penyampaian ustazahnya yang ringkas, mengena dan praktis. Kedua tempatnya lebih jauh tentu saja masalah datangnya dengan cara apa menjadi masalah utama.
Masalahnya, kalau PKS bubar terus bagaimana nasib kami ? ditengah kegalauan kami ada usulan untuk telepon ustazah yang biasa mengisi majlis taklim. Oh, kenapa ide ini tidak kemarin-kemarin keluar ? Ketika kami menelepon ustazah M tentang kelanjutan Majlis Taklim Tanpa Nama kami maka jawaban ustazah memberi jawaban yang sangat melegakan. Ternyata kami tidak jadi bubar ! Alhamdulillah…. Serempak keluar dari mulut kami mendengar jawaban lewat telepon.
Ustazah M, yang biasa ngisi taklim masih muda, mungkin usianya lebih muda dari kami tapi pemahaman Islam jauh diatas kami. Ketika beliau sudah hadir dalam acara taklim sore itu, ibu-ibu mengusulkan agar kali ini diisi dengan tanya jawab karena banyak pertanyaan yang akan ditanyakan. Ustazah dengan sabar melayani kami. Beberapa pertanyaan sempat kami lontarkan, diantaranya tentang kelanjutan taklim kami. Kami ingin mendengar penjelasan panjang yang mungkin akan terlewat jika lewat telepon. Beliau justru menjawab sambil tersenyum: Justru tidak ada alasan. Lho, kenapa memangnya ? Ketika kita belajar Islam dan berusaha memahami dengan baik, berusaha mengamalkan apa yang kita tahu. Ketika kita meneruskan usaha kita tentu tidak perlu ditanyakan mengapa meneruskan ? justru yang berhenti itu yang perlu ditanya, mengapa berhenti ? Subhanallah. Alasan yang sangat masuk akal.
Ketika ada yang melontarkan pertanyaan tentang mengapa berdakwah melalui partai ? seandainya tidak berpolitik bukannya majlis taklim dan dakwah lebih tenang ? beliau menjawab: Betul. Kalau berkiprah melalui politik tentu saja ada tantangan dan persaingan. Tanpa berpolitik tidak ada yang terancam keberadaannya tetapi dengan melalui politik akan banyak yang merasa terancam keberadaannya, keburukan yang dulu mereka bisa lakukan dengan bebas, sekarang tidak lagi bisa dilakukan. Atau minimal berkurang.
Ketika pertanyaan dilanjutkan, kalau berdakwah melalui PKS mengapa tidak pernah meminta kami mencoblos PKS ? Ustazah tersenyum lebar kemudian menjawab: memperjuangkan Islam itu perlu kesiapan mental. Sekarang, dalam majlis taklim ini kita sedang mempersiapkan diri. Mempersiapkan keislaman kita, baik pemahaman maupun amaliyahnya. Jika diri kita siap untuk berjuang maka titik itu merupakan awal perjalanan yang sangat panjang. Jika kita sudah melalui perjalanan itu maka kesulitan akan sering mendera kita. Jika kita siap, maka kita bisa memulai bahkan sekarang juga. Soal pilihan politik mau memilih PKS atau yang lain, itu merupakan hak sepenuhnya ibu-ibu. Seperti mau mengamalkan Islam secara sungguh-sungguh atau tidak. Atau seperti memilih suami. Tentu saja sebagai kader PKS saya sangat berharap ibu-ibu memilih PKS, tetapi hal itu perlu disampaikan secara hati-hati jangan sampai ibu-ibu merasa dipaksa atau sungkan. Memilih parpol harus dengan pengetahuan dan keyakinan. Karena setiap pilihan termasuk pilihan parpol ada konsekuensi pertanggungjawaban dihadapan Allah. Ibu-ibu bisa melakukan pilihan dengan suatu tindakan apa yang diambil jika punya pengetahuan yang cukup tentangnya.
Pertanyaan yang menurut saya paling panas dan mungkin menyinggung ustazah adalah tentang PKS kesruduk sapi. Bagaimana tanggapannya ? Masih dengan tersenyum dan dengan wajahnya yang ikhlas beliau memberi penjelasan dan mengulangi pernyataannya bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya. Jangankan kesruduk sapi, seandainya diinjak gajah kami juga tetap tidak bergeser. Subhanallah, sampai ibu-ibu mbrebes mili. Beliau meneruskan: Ibu-ibu sekalian sudah mengenal saya sejak lama, soal ibu percaya kepada kami atau tidak bagi kami bukanlah masalah besar. Hanya harapan saya, ibu-ibu tetap istiqomah untuk belajar Islam dan mengamalkannya. Itu sudah sangat membahagiakan saya.  Tangis kami pecah. Kami sudah mengenal beliau dan teman-temannya dari PKS begitu gigih luar biasa dalam setiap kegiatan pengajian, sosial dan kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kami. Sampai ada seorang seorang ibu yang agak histeris mengatakan : Demi Allah, saya menjadi saksi atas ustazah dan teman-taman ustazah. Kalau ustazah berani mengambil resiko dalam perjuangan, kami tentu tetap mendukung dan menyertainya. Kami sudah mendapat banyak kenikmatan Allah berupa pemahaman Islam. Kami sudah lebih paham untuk apa Allah menciptakan kami. Apakah hanya karena kata pengamat saja kami jadi berbalik arah ? mereka hanya bisa ngomong, memang omongan mereka layak untuk ditampilkan karena layak dijual. Tapi mereka tidak merasakan apa yang kami rasakan. Mereka tidak pernah mengalami apa yang kami alami. Kami sering bertemu dan mengetahui apa saja yang ustazah dan teman-teman ustazah lakukan. Apakah kami orang-orang yang tidak bisa berfikir kalau hanya karena omongan diluar yang tidak jelas mempengaruhi kami. Keharuan menyelimuti suasana. Tangis dan airmata tidak bisa dibendung lagi. Acara taklim berubah menjadi acara tangis-tangisan.
Dengan mengusap buliran airmata yang menetes, ustazah pun meneruskan: Terimakasih atas kepercayaan ibu-ibu semua. Insya Allah kepercayaan ibu-ibu akan kami pegang erat-erat. Dengan rasa haru yang tidak terbendung salah seorang ibu mengatakan: Walaupun kami bukan kader dan bukan apa-apa bagi PKS tapi tetap percaya dengan PKS. Insya Allah kami akan lebih rajin beribadah dan lebih rajin untuk belajar Islam. Dan mulai pemilu akan datang kami semua akan mencoblos PKS.
Kami semua yang hadir tersenyum-senyum. Sedangkan ustazah tersenyum sambil mengucapkan: Alhamdulillah, semoga Allah memberkahi janji ibu. Keinginan yang kuat untuk belajar dan mengamalkan Islam jika disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh pasti akan ditolong oleh Allah SWT.
Tumpas habislah kegalauan kami, dan berubah menjadi semangat yang menyala-nyala. Kami yakin Islam adalah harapan terakhir kami.

Senin, 04 Februari 2013

Fahri Hamzah: Saya Ingin Mengirim Pesan Cinta, Waspadalah KPK!

Senin, 04/02/2013 15:15 WIB

Danu Damarjati - detikNews
Jakarta - Politisi PKS Fahri Hamzah ikut menanggapi kasus tangkap tangan KPK terkait suap impor daging yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq. Meskipun enggan menuding KPK melakukan konspirasi, namun Fahri berpesan kepada KPK untuk waspada dalam menggunakan otoritasnya.

"Messagenya adalah, waspadalah! Saya ingin mengirim pesan penuh cinta pada KPK, kita harus waspada dan tidak boleh mentang-mentang menggunakan otoritasnya," ujar Fahri sebelum memasuki Gedung DPP PKS, Jl TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013).

Dirinya menyatakan bahwa KPK harus lebih bijak menggunakan kekuasaannya. Ini agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam mengungkap suatu kasus.

Fahri mengatakan bahwa kekuasaan yang tak terkontrol bisa disebut sebagai sumber korupsi juga. "Saya sudah cukup dalam menganalisa itu. Sekarang kembali kepada kita semua, mau berpikir agak serius terkait masalah ini. Itu saja, tapi saya nggak mau ke situ terus, tapi kami mau ke dalam dulu menyelesaikan masalah kita di dalam," jawab Fahri.

Fahri menyatakan bahwa konspirasi yang ditengarai PKS tidak menuding KPK. Namun demikian, Fahri menyatakan penangkapan Luthfi oleh KPK sangat mengejutkan. Untuk itu kuasa hukum Luthfi akan segera menindaklanjuti penahanan Luthfi.

"Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu mengejutkan. Maka kedepan, efek-efek teknis dan legal akan diurai oleh kuasa hukum," tutur Fahri.

(ndr/gah)  pks pariaman selatan

Sabtu, 02 Februari 2013

"Sebut Konspirasi, Jurus Anis Matta untuk Konsolidasi"

Updated: Sun, 03 Feb 2013 04:08:39 GMT | By rizka, okezone.com




"Sebut Konspirasi, Jurus Anis Matta untuk Konsolidasi"
JAKARTA - Pengamat Politik, AS Hikam menilai, pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta soal adanya konspirasi dalam penetapan Luthfi Hasan Ishaaq hanyalah cara untuk merapatkan barisan. Dengan begitu, kader akan berpikir jika di internal PKS tidak ada masalah.
"Itu taktik untuk konsolidasi, meyakinkan dan mobiliasi kader," kata Hikam kepada Okezone, Sabtu (2/2/2013) malam.
Dalam politik memang sangat memungkinkan adanya konspirasi. Tapi, tambahnya, jika PKS menunjuk adanya musuh dari luar maka kader akan solid. Saat ini saja, tambahnya, sudah beredar luas jika penangkapan Luthfi sarat dengan keganjilan.
"Inilah keunggulan PKS dibanding partai lain," cetusnya.
Menurutnya, dunia politik sangat penuh persaingan. Partai politik tentu saja akan merasa senang jika pesaingnya ada yang lemah, walaupun hanya sekedar partai menengah sekelas PKS.
"Mungkin tidak ada niat serius (parpol) untuk menghancurkan. Tapi kan tinggal ditumpangi saja. Potensi PKS untuk tiga besar bukan tidak ada," ungkapnya.
Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik saat ini sangat rendah. Maka bisa saja ada yang memancing di air keruh. Tapi, Hikam yakin itu dilakukan tak secara langsung karena partai politik tampaknya sibuk mengurus masing-masing.
"Secara langsung tidak ada tapi setelah ini mungkin ada," ungkapnya.
Anis Matta dalam orasi politiknya menganggap kasus yang menjerat Luthfi Hasan Ishaaq terkait dugaan suap daging sapi impor adalah sebuah konspirasi untuk menghancurkan PKS.
"Yang dihadapi PKS hari ini adalah sebuah konspirasi besar yang bertujuan ingin menghancurkan partai. Menurut saya peristiwa besar ini Insya Allah yang menjadi dan merupakan sejarah yang membangunkan macan tidur PKS," tegas Anis di gedung DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Jumat (1/2/2013)

Jumat, 01 Februari 2013

Soal Kasus DPID, Anis: Rumah Saya tak Pernah Digeledah

Jumat, 01 Pebruari 2013, 17:06 WIB 

Anis Matta
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) dikatakan tidak akan memengaruhi masa depan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Alasannya, tak pernah ada bukti keterlibatan Presiden PKS Anis Matta di kasus tersebut.
“Beliau (Anis) memang pernah dipanggil KPK. Tapi tak terbukti. Kalau beliau bermasalah itu pasti sudah dari dulu kena," kata Ketua DPP PKS, Hidayat Nur Wahid di kantor DPP PKS , Jakarta Selatan, Jumat (1/2).
Menurutnya, Majelis Syuro PKS telah menetapkan keputusannya memilih Anis sebagai presiden yang baru. Karenanya, seluruh kader dan pengurus PKS akan melaksanakan keputusan itu.
Anis menegaskan, akan menghadapi semua masalah dan persoalan yang dihadapi PKS. Tujuannya, untuk membawa partai dakwah tersebut ke masa depan yang lebih baik.
Mengenai keterkaitannya dengan kasus korupsi DPID, Anis hanya menjawab kalau rumahnya tak pernah digeledah KPK. 
"Saya klarifikasi, bahwa rumah saya tak pernah digeledah KPK," kata Anis.
KPK pernah memeriksa Anis sebagai saksi dalam  kasus dugaan suap pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah. KPK menindaklanjuti tudingan tersangka Wa Ode Nurhayati yang menyebut Anis terlibat dalam kasus suap tersebut. 
Wa Ode menuding Anis serta pimpinan Badan Anggaran DPR, Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey ikut terlibat. 
"Saya hanya menegaskan bahwa di kasus PPID yang saat ini saya menjadi tersangka, yang menyalahgunakan itu jelas dalam proses surat-menyurat, dalam sisi administrasi, yang kemudian merugikan kepentingan daerah. Itu jelas mulai dari Anis Matta," kata Wa Ode waktu itu.
Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Muhammad Hafil

Selasa, 22 Januari 2013

Beginilah 'Relawan PKS' Dilatih | Salah 1 Rahasia Mesin Terbaik PKS


Selasa, 22 Januari 2013


by @bayprio
  1. Baik, akan saya ceritakan sedikit saja, Behind The Scene RelawanPKS.

  2. Ada salah satu perangkat didalam agenda kaderisasi PKS yg disebut mukhoyam (Wamil, LDK, kepanduan).

  3. Setiap kader PKS wajib ikut Latihan Dasar (Latsar) Kepanduan, diinternal disebut mukhoyyam kepanduan.

  4. Bertempat di alam terbuka, taddabur 24 jam, berprilaku Islami, berukhuwah, tarbiyah, rihlah.


  5. Pelatihan Dasar ini wajib semua kader mulai level kordinator RW, aleg sampai Presiden Partai.


  6. Bukan hanya yg muda, seluruh kader generasi awal pun wajib ikut :)


  7. Meski cacat tdk ingin diistimewakan, mrk juga ingin jadi relawan.


  8. Banyak kader PKS yg bertongkat, namun semngatnya melebihi kami.

  9. Meskipun dgn alat bantu jalan, beliau jg semangat jadi relawan.

  10. Bagaimana menempa Relawan PKS? Membiasakan hidup disiplin tinggi, keras dgn konsep wajib militer.


  11. Menempa fisik/jazadiyah. Diwajibkan pushup, backup, bidding, pullup, situp 100/hari.


  12. Bukan saja fisik, ruhiyah juga harus kuat. 

  13. Ruhiyah. Diwajibkan sholat berjama'ah, tilawah 1 juz/ hari, dhuha, qiamulail. 


  14. Tugas jasmani dan ruhani ini benar2 di tekankan.

  15. Dari sini, muncul ukhuwah yg lebih erat, loyalitas, komitmen beramal jama'i.


  16. Pembekalan2 inilah cikal bakal kader PKS Siap Siaga Bencana.

  17. Mendisiplinkan diri dgn latihan dasar kepemimpinan melalui kerjasama.

  18. Pun, Secara profesional latihan berbaris diawasi langsung oleh Paskibraka.


  19. Pelatihan pun meliputi bagaimana bekerjasama di air keruh yg dalam.


  20. Kader dilatih utk tdk takut air, shingga bisa menguasai keadaan.


  21. Dilatih juga bagaimana menguasai api dan memadamkannya.


  22. Paham menggunakan alat pemadam kebakaran.


  23. Dalam mukhoyam di praktekkan evakuasi darurat basah.


  24. Mendapat Teori tentang P3K dan ilmu kedokteran.

  25. Relawan gak boleh loyo, fisik harus prima...

  26. Untuk itu, ini yg plg saya suka, latihan relawan PKS ada Longmarch 24 jam perjalanan. Keren!


  27. Utk sperti ini relawan butuh Pelatihan dgn serius!


  28. Ada atau tdk ada musibah, membantu warga adalah tugas kita. Negeri kita rawan bencana. Latihan2 disiplin model wamil dibutuhkan, agar kader siap siaga.


  29. Kpd para akhwat, terimakasih atas support, smoga suaminya istiqomah mnjadi relawan negeri.


  30. Demikian "Behind The Scene", PKS yg Siap Siaga dlm Peduli Bencana :lah )
(fadilah dpc pks pariaman selatan)

Senin, 14 Januari 2013

Endang Kebo, Preman Kampung Melayu yang jatuh hati dengan PKS


 

Endang Kebo, begitu beliau biasa dipanggil. Seorang tokoh preman yang menjadi backing tempat protistusi lawas di sebuah kawasan di Jakarta Timur. 
Pria 52 tahun ini sudah hampir satu bulan mengikuti taklim yang diselenggarakan oleh kader PKS DPRa Kampung Melayu. Sambil belajar iqro’ untuk bisa membaca Al Quran.
Awalnya beliau diajak oleh sahabatnya yang lebih dulu ikut taklim tersebut. Perlahan seiring beliau mengikuti taklim; hatinya semakin bersemi dengan hidayah. Semangat hadirnya pun makin kuat. Rajin mengulang bacaan iqronya di rumah atau bersama rekannya yang lain yang sudah bisa. Hingga suatu saat, dengan tertunduk dia bercerita tentang masa kelamnya dulu dan sekarang. Rasa inginnya untuk mengajak teman – temannya dari lembah gelap untuk duduk bersama dalam indahnya taman surga-Nya meraih rahmat, ampunan, dan keberkahan hidup.
Bahkan di saat yang lain; beliau menangis saat bercerita kepada teman taklimnya tentang keinginannya untuk melepaskan susuk yang dipasang di beberapa bagian tubuhnya. Subhanallah, kini beliau sudah ber-’azzam tuk bersama dalam kafilah dakwah ini dengan segala keterbatasannya.

Rabb, indah nian kuasa-Mu tuk merengkuh hamba-Mu yang terperosok dalam jurang gelap dunia.”


*http://www.pksjaktim.org/bersama-kader-dakwah-ia-meraih-hidayah-islam/   pks pariaman selatan

Patut Dicontoh, Wakil Bupati Bengkalis dari PKS ini Jadikan Rumah Dinas Tempat Menginap Warga

 

Senin, 14 Januari 2013

Wabup Bengkalis Jadikan Rumah Dinas Rumah Rakyat

Berbeda dengan rumah dinas para pejabat umumnya, rumah dinas Wakil Bupati Bengkalis Drs. H. Suayatno sudah biasa menjadi "rumah kedua" bagi masyarakat di luar Pulau Bengkalis yang sedang berkunjung ke Bengkalis. Hal ini terjadi sejak mantan Ketua DPD PKS Bengkalis tersebut mengemban amanah sebagai Wakil Bupati.
Jauhnya jarak Ibukota Kabupaten Bengkalis dari daerah-daerah seperti Duri, Pinggir, hingga Rupat Utara menyebabkan banyak urusan administrasi warga tidak selesai dalam satu hari. Sehingga kondisi tersebut mengharuskan warga untuk menginap di Pulau Bengkalis. Tentu saja, tak semua warga yang berangkat ke Bengkalis berkantong tebal. Banyak diantaranya justru kebingungan ketika harus menginap karena keterbatasan dana yang dimiliki.
Melihat kondisi yang terjadi, Wabup Bengkalis pun tergerak untuk memberikan solusi bagi warganya. Rumah Dinas yang beliau tempati dijadikan "Rumah Kedua" bagi warga yang kemalaman. Hingga hari ini, banyak warga Duri, Pinggir, dan daerah-daerah lain di Kabupaten Bengkalis menginap di Rumah Dinas Wakil Bupati yang akrab disapa Ustadz Suayatno ini.
"Rumah itu rumah rakyat. Silakan saja kalau ingin bersilaturahim atau menginap. Saya dan keluarga menyambut terbuka," demikian Ust. Suayatno memberikan keterangan pada acara PKS Expo di Aula SD Pokok Jengkol, Duri, Riau. (13/01)
"Tidak ada prosedur yang rumit. Sampaikan saja sama petugas di depan (Pos Keamanan). Mau nginap di rumah saya. Insya Allah mereka sudah memahami,"
Ustadz Suayatno juga menambahkan, "Apa yang kami makan, Insya Allah para tamu ikut menikmatinya. Tak ada yang berbeda. Sudah menjadi kewajiban kami memberikan pelayanan terbaik bagi tamu rumah kami," demikian ungkap pria bersahaja ini menutup pembicaraan.
Menurut data terbaru yang kami peroleh, tercatat 130 orang lebih sudah menginap di rumah beliau sejak tanggal 26 Desember 2012 hingga 13 Januari 2013. Luara biasa bukan? So, pejabat lain mestinya juga mencontoh.***

*Penulis: Eko Wahyudi | twitter: @ewahyudie  (fadilah ketau dpc pks pariaman selatan)